Minggu, 08 April 2018

Renungan: KEBANGKITAN YESUS KRISTUS MEMBERI PANGHARAPAN


KEBANGKITAN YESUS KRISTUS MEMBERI PANGHARAPAN
1 Petrus 1:3


INTRODUCTION

Di tempat pertama saya rindu menyapa Jemaat Tuhan sekalian dengan ucapat “Happy Easter/ Happy Passover”. Perlu kita ketahui bahwa ada orang salah kapra dengan Perayaan Paskah, mengapa saya katakan demikian? Harus di akui bahwa hingga sampai saat ini, ada  orang Kristen yang mengirah bahwa Paskah itu sama dengan Jumat Agung (Good Friday).

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa Paskah tidak terpisahkan dengan Jumat Agung (Good Friday), tetapi Jumat Agung (Good Friday) bukanlah Paskah dan sebaliknya, Paskah bukanlah Jumat Agung (Good Fridey). Pertanyaannya adalah apa perbedaan antara Jumat Agung dan Paskah?

Jumat Agung adalah peringatan penyaliban dan wafatnya Yesus Kristus di Golgota yang terjadi pada hari Jumat sebelum minggu paskah sedangkan Paskah atau Passover dalam bahasa Inggris, berasal dari kata Ibrani, Pesah. Kitab Suci menghubungkan kata ini dengan akar kata psh, yang artinya ‘timpang/ melangkahi/ melewati’.

Artikel - Paska/ Pesah tidak berarti kematian, melainkan ‘melangkahi/ melewati’, dalam hal ini konteksnya adalah Allah melangkahi (rumah-rumah umat-Nya yang ditandai dengan darah kurban anak domba) untuk menghantar mereka mencapai Tanah Terjanji. Maka arti kata ‘melangkahi/ melewati’ ini selalu tidak berdiri sendiri, namun terkait dengan keadaan berikut yang dituju oleh proses melangkahi/ melewati. Dengan berpegang kepada arti ini, tak mengherankan jika kemudian Gereja menghubungkan perayaan Paska ini dengan perayaan Kebangkitan Yesus Sang Anak Domba Allah; sebab melalui kebangkitan Kristus atas kematian-lah, kita umat-Nya dapat dihantar kepada kehidupan kekal di Tanah Terjanji yang sesungguhnya yaitu Surga. Para Rasul kemudian menyebut hari kebangkitan Yesus ini, yang jatuh pada hari Minggu, sebagai Hari Tuhan. (Katolisitas.org – Apakah Arti Paskah, Kematian atau Kebangkitan)

Pada perayaan Jumat Agung (Good Friday) Ibu Pdt. Yanti Willem, S.Th (Gembala GKII Imanuel Tutbang Baru) telah menyampaikan renungan dengan tema “Kematian Yesus Kristus Memberi Pengharapan” dan pada perayaan Paskah ini saya akan menyampaikan renungan dengan tema “Kebangkitan Yesus Kristus Memberikan Pengharapan”.
 
Perlu untuk kita ketahui bahwa tema ini merupakan tema umum Paska 2018 GKII, dengan sub tema “Melalui Pengorbanan Yesus Kristus dan oleh kuasa kebangkitan-Nya, Kita Memperoleh Persekutuan Dengan Dia Serta Memperoleh Hidup Yang Penuh Pengharapan” (bdk. Filip 3:10; 1 Petrus 1:3)

Berdasarkan tema dan sub tema ini, saya akan menjelaskan kebenaran firman Tuhan dalam beberapa bagian penting. Mari kita perhatikan satu persatu:

1.      KEBANGKITAN KRISTUS MERUPAKAN DASAR PENGHARAPAN HIDUP KEKAL.

1 Petrus 1:3 - Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.

Perlu untuk kita ketahui bahwa ada teolog yang beranggapan bahwa terjemahan Lembaga Alkitab Intonesia (LAI) TB untuk ayat ini (1 Petrus 1:3) kurang tepat, hal ini dikarenakan LAI (TB) menempatkan frase “kepada suatu hidup yang penuh pengharapan” di penghujung ayat ini. Perhatikan beberapa terjemahan Alkitab berikut ini:

NIV: ‘he has given us new birth into a living hope through the the resurrection of Jesus Christ’ (= Ia telah memberikan kita kelahiran baru kepada suatu pengharapan yang hidup oleh kebangkitan Yesus Kristus).

TL: Segala puji bagi Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang menurut rahmat-Nya yang amat besar telah menjadikan kita baharu, sehingga kita beroleh pengharapan yang hidup oleh sebab kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati.

FAYH – Segala kemuliaan bagi Allah-Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus-karena kemurahan-Nya yang tidak terbatas telah memberikan kita kesempatan untuk dilahirkan kembali, sehingga sekarang kita menjadi anggota keluarga Allah. Sekarang kita hidup dalam pengharapan akan hidup kekal, karena Kristus telah bangkit dari antara orang mati.

Jadi ayat ini sebenarnya memberitahukan kepada kita bahwa karena Kristus telah bangkit maka kita punya dasar untuk berharap akan hidup kekal. Konsekuensi logisnya, Jika Kristus tidak bangkit maka kita tidak punya dasar untuk berharap akan hidup kekal. Pertanyaannya ialah mengapa bisa demikian? Perhatikan ayat berikut ini:

1Kor 15:14,17-18 - “(14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. ... (17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. (18) Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus”.

Dari ayat ini terlihat jelas bahwa Jika Kristus tidak bangkit maka apa yang kita Imani adalah kesia-siaan selain itu hidup kekal jelas tidak akan kita peroleh, bahkan lebih dari itu jika Kristus tidak bangkit maka sesungguhnya Yesus adalah seorang pembohong yang berkedok religi. Perhatikan bahwa, semasa pelayanannya Yesus katakan bahwa Ia akan Mati dan Bangkit pada hari ketiga, baik secara implisit maupun secara eksplisit. Perhatikan beberapa ayat berikut ini:

Mat 16:21 - Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.

Mat 17:22-23 – (22) Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia (23)  dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih sekali.

Mat 20:17-19 – (17) Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: (18)  "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. (19)  Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."

Mark 8:31 - Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.

Luk 9:22 - Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."

Sekali lagi, jika Yesus tidak bangkit maka tidak ada dasar untuk kita berharap (karena kita semua akan binasa) karena bagaimana mungkin harapan kita diletakan pada kematian seorang pembohong! Tetapi Alkitab berkata Yesus bangkit, maka dari itu kebangkitan-Nya memvalidasi pengharapan iman kita (sorga akan menjadi bagian kita) sekaligus mengkonfirmasi bahawa Dia bukanlah pembohong.

1 Kor 15:20-22 – (20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.

Ada yang berkata begini “Dalam Perjanjian Baru, Paskah adalah Hari Raya Kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Yesus mengurbankan diri pada Jumat Suci sebagai Anak-Domba-Paskah yang sempurna untuk membebaskan seluruh umat manusia dari dosa dan maut abadi. Karena peristiwa ini merupakan landasan iman Kristen” (Pengertian Paskah)
 
Maka dari itu percayalah kepada Kristus yang mati menebus dosa-dosa kita dan bangkit kembali pada hari yang ketiga seperti yang pernah dia ucapkan pada masa pelayanan-Nya di bumi. Karena dengan percaya kepada Yesus berarti anda telah percaya dan menaruh harap pada ORANG yang tepat yang akan membawa Anda ke tempat yang tepat (red. Surga) pula.

2.      KEBANGKITAN KRISTUS MEMBERI PENGHARAPAN MEMPEROLEH BERKAT DI SORGA DAN DI BUMI

1 Pet 2:4 - untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.

Perhatikan bahwa kata “bagian” dalam teks ini bisa diartikan sebagai berkat atau pun warisan, perhatikan ayat berikut ini yang saya kutip dari beberapa terjemahan Alkitab.

BSD – Kita berharap akan menerima berkat-berkat yang sudah Allah janjikan kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya. Allah menyimpan berkat-berkat itu di Surga, sehingga tidak dapat rusak atau busuk atau pun berkurang.

TL – Akan mendapat warisan yang tidak akan binasa dan tiada bercacat dan tidak akan layu, tersimpan di dalam Surga bagi kamu.

Ini menarik bahwa kebangkitan Kristus memberikan kita pengharapan menuju Sorga. Selain itu, di Sorga sana ada ‘bagian’ atau ‘berkat’ atau ‘warisan’ yang disediakan Allah bagi kita. Alkitab dengan jelas mencatat bahwa “bagian’ atau ‘berkat’ atau ‘warisan’ itu memiliki kualitas yang luar biasa (red. Tidak dapat binasa atau rusak, tidak dapat cemar atau busuk, tidak dapat layu atau berkurang). Bandingkan dengan ayat berikut ini.

Mat 6:19-20 - “(19) ‘Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. (20) Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya”.

Saya tidak tahu berkat itu akan seperti apa, oleh karena itu jangan pernah bertnya kepada saya model atau bentuk dari ‘bagian’ atau ‘berkat’ atau ‘warisan’ itu, karena saya pun tidak tahu. Tetapi intinya ‘bagian’ atau ‘berkat’ atau ‘warisan’ itu ada disimpan di Sorga untuk masing-masing kita dan sepertinya ‘bagian’ atau ‘berkat’ atau ‘warisan’ itu sangat berharga. Pada saatnya nanti, saat kita sudah di Surga kita akan mengetahuinya model atau bentuk dari ‘bagian’ atau ‘berkat’ atau ‘warisan’ itu.

Selain ‘bagian’ atau ‘berkat’ atau ‘warisan’ yang akan kita terima di Sorga nanti, ada juga berkat yang akan kita terima bukan pada saat di Sorga nanti melainkan sekarang, waktu kita masih ada di dalam dunia ini. Berkat itu disebut berkat ‘pemeliharaan’ atau bisa juga kita sebut sebagai berkat ‘perlindungan/penjagaan’. Perhatikan ayat berikut ini:

1 Petrus 1:5 - Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.

FAYH – Di dalam kemahakuasaan-Nya, Allah akan menjaga supaya saudara dengan selamat sampai  ke Surga untuk menerima karunia itu, karena saudara percaya kepada-Nya.

Ini menarik, bahwa orang yang percaya kepada Yesus pasti akan ada pemeliharaan atau perlindungan atau penjagaan dari Allah. Pertanyaannya adalah mengapa hal ini perlu dilakukan oleh Allah? 

Kata Yunaninya (dipelihara, dilindung, dijaga) merupakan suatu istilah militer yang menunjuk pada tindakan tentara yang menjaga kota / benteng atau bisa juga diartikan mengawal, ini secara implicit ini menunjukkan bahwa manusia itu lemah selain itu sesungguhnya di dalam dunia ini ada banyak serangan (tidak aman) yang menyasar orang percaya. Perhatikan ayat berikut ini:

1 Petrus 1:6 - Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.

Kata berbagai-bagai pencobaan ini dalam beberapa terjemahan Alkitab menggunakan kata: bermacam-macam penderitaan, benyak kesukaran, berbagai macam kesulitan, ini menunjukkan kepada kita bahwa dunia bukanlah tempat yang aman bagi orang percaya, tetapi itu tidak berarti kita takut menjalani hidup di dunia ini. Ingat ada ‘pemeliharaan’atau ‘perlindungan/penjagaan’ dari Allah bagi orang percaya.

Dengan demikian, sekalipun kita lemah dan mengalami banyak serangan, tetapi kita tetap aman karena dipeliharan oleh kekuatan Allah. Coba pikirkan ini, jika Tuhan yang memelihara kita mungkinkan kita tidak selamat sampai tujuan (sorga)? Jawabannya tidak mungkin. Perhatikan perkataan Yesus berikut ini:

Yoh 10:27-30 - “(27) Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (28) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. (29) BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. (30) Aku dan Bapa adalah satu.

Inilah yang saya sebut sebagai berkat yang akan kita peroleh selama menjalani hidup di dunia. Ini jugalah yang dijadikan dasar pengajaran doctrinal menyangkut ‘ketekuanan orang-orang Kudus’
Jika demikian kenyataannya, apakah boleh kita hidup sembarangan? Jelas TIDAK, sebab ayat ini bukan dijadikan legitimasi untuk kita hidup sembarang (hidup tidak sesuai dengan firman Tuhan). Perhatikan lagi ayat berikut ini:

Yoh 10:27-30 - “(27) Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (28) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. (29) BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. (30) Aku dan Bapa adalah satu.

Perhatikan bahwa kata ‘mendengarkan suaraKu’ disini, bukan berarti mendengar sambil lalu melainkan mendengar dan melakukan atau mengikuti suara atau perkataan tersebut. Dengan kata lain, kita tidak diperbolehkan hidup dengan sembarangan melainkan harus hidup sesuai dengan firman Tuhan.

Sekarang pikirkan ini! Jika Kristus tidak bangkit apakah bisa kita punya pengharapan yang pasti ke Surga? Jawabannya jelas TIDAK. Jika Kristus tidak bangkit apakah kita akan memperoleh berkat di Surga dan di Bumi? Jawabannya jelas TIDAK. Tetapi nyatanya Kristus bangkit maka harapan kita jelas, Ada sorga ada berkar baik di Surga maupun di Dunia.

Polikarpus Ka’pan - Kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati adalah salah satu pokok terpenting dari sekian pokok-pokok pengajaran (azas) kekristenan, karena jika Yesus tidak bangkit dari antara orang mati maka pokok-pokok ajaran kekristenan lainnya tidak berarti. (Kebangkitan Yesus Kristus Dasar Iman Kristen)

3.      RESPON TERHADAP KEBANGKITAN KRISTUS (PENUTUP)

Pada bagian terakhir ini, saya akan mengajak kita melihat respon orang percaya terhadap kebangkitan Kristus dengan berkaca dari respon rasul Petrus. Mari kita memperhatikan ayat berikut ini:

1 Petrus 1:3 - Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.

TL: Segala puji bagi Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang menurut rahmat-Nya yang amat besar telah menjadikan kita baharu, sehingga kita beroleh pengharapan yang hidup oleh sebab kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati.

FAYH – Segala kemuliaan bagi Allah-Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus-karena kemurahan-Nya yang tidak terbatas telah memberikan kita kesempatan untuk dilahirkan kembali, sehingga sekarang kita menjadi anggota keluarga Allah. Sekarang kita hidup dalam pengharapan akan hidup kekal, karena Kristus telah bangkit dari antara orang mati.

Jika kita perhatikan redaksi kalimat ayat ini sangat jelas bahwa Petrus menyampaikan pujian bagi Allah, karena atas rahmat atau kamurahan Allah kepada umat manusia yang berdosa. Manusia yang semestinya binasa tetapi kini memperoleh hidup kekal (keselamatan) bukan hanya itu ada juga tambahan berkat baik di Surga maupun di Bumi.

Renungkan ini, kita mungkin seringkali memuji Tuhan atas keberhasilan kita semisal, lulus ujian, naik kelas, kenaikan pangkat, mendapat pekerjaan, mendapat tambahan keluarga baru (anak) dan masih banyak hal lain lagi. Tetapi pernahkah kita memuji Tuhan atas hal-hal yang kita pelajari tadi? Jika pernah, tetap lakukan itu. Jika tidak mulailah lakukan itu karena itulah alasannya Kristus lahir ke Dunia, menderita, mati bahkan bangkit pada hari yang ketiga.

Bagaimana cara kita memuji Tuhan? Jawabannya, beribadahlah kepada Dia serta ikutilah setiap titah-Nya.

Selain itu dengan melihat kenyataan bahwa “Yesus bangkit” semestinya membuat kita ‘bergembira’ atau ‘bersukacita’. Perhatikan ayat beriku ini:

1 Petrus 1:6 - Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.

Perhatikan bahwa kata Kata ‘bergembira’ dalam teks ini berasal dari kata Yunani ALGALLIASTHE, yang merupakan suatu istilah yang menunjukkan sukacita yang hebat (luar biasa/tidak busa dideskripsikan dengan kata-kata). 

Di sini menunjukkan kepada kita bahwa meskipun ada berbagai macam penderitaan, kesulitan atau kesukaran di dalam hidup ini, tetaplah bersukacita. Ini kelihatannya kontradiksi, mari perhatikan ayat berikut ini:

1 Petrus 1:6 - Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.

Budi Asali - Kata-kata ‘hal ini’ menunjuk pada ‘warisan di sorga’, ‘keselamatan’ dan ‘dijaganya kita oleh kekuatan Allah’ yang ada dalam ay 3-5. Jadi, ini menunjukkan bagaimana kita bisa bersukacita / bergembira sekalipun mengalami berbagai-bagai pencobaan, yaitu dengan mengarahkan pikiran kita pada keselamatan kita dan warisan kita di sorga (Golgotha Ministry – Eksposisi 1 Petrus)

Jadi apapun penderitaan atau kesukaran/kesulitan hidup yang kita alami saat ini, janganlah membuat kita tawar hati melainkan arahlah pandangan kita ke depan bahwa ada sorga dan berbagai berkat di dalamnya serta ada janji pemeliharaan Tuhan bagi hidup kita saat masih hidup di dunia ini.

Dengan demikian bisa kita katakan bahwa menjadi orang Kristen bukan berarti kita bebas dari pencobaan atau kesukaran atau kesulitan dalam hidup ini, melainkan adan janji penyertaan Tuhan yang pasti, selain itu menjadi orang Kristen berarti Sorga dan segala ‘bagian’ atau ‘berkat’ atau ‘warisan’ yang telah Tuhan janjikan akan menjadi bagian kita. Itu semua bisa terjadi karena Kristus tidak mati untuk selamanya, melainkan telah bangkit dan hidup selamanya.

Amin. Soli DEO Gloria. Solus Christus!

DARIMANA ASAL USUL SANTA CLAUS DAN APA HUBUNGANNYA DENGAN NATAL? BOLEHKAH PERAYAAN NATAL DIISI DENGAN ACARA SANTA CLAUS?

  DARIMANA ASAL USUL SANTA CLAUS DAN APA HUBUNGANNYA DENGAN NATAL? BOLEHKAH PERAYAAN NATAL DIISI DENGAN ACARA SANTA CLAUS? By Pdt. Esra El...