KEBANGKITAN
YESUS KRISTUS MEMBERI PANGHARAPAN
1 Petrus 1:3
INTRODUCTION
Di
tempat pertama saya rindu menyapa Jemaat Tuhan sekalian dengan ucapat “Happy
Easter/ Happy Passover”. Perlu kita ketahui bahwa ada orang salah kapra dengan
Perayaan Paskah, mengapa saya katakan demikian? Harus di akui bahwa hingga
sampai saat ini, ada orang Kristen yang mengirah bahwa Paskah itu sama
dengan Jumat Agung (Good Friday).
Memang
tidak bisa dipungkiri bahwa Paskah tidak terpisahkan dengan Jumat Agung (Good
Friday), tetapi Jumat Agung (Good Friday) bukanlah Paskah dan sebaliknya, Paskah
bukanlah Jumat Agung (Good Fridey). Pertanyaannya adalah apa perbedaan antara
Jumat Agung dan Paskah?
Jumat
Agung adalah peringatan penyaliban dan wafatnya Yesus
Kristus di Golgota
yang terjadi pada hari Jumat sebelum minggu paskah sedangkan Paskah atau Passover
dalam bahasa Inggris, berasal dari kata Ibrani, Pesah. Kitab Suci
menghubungkan kata ini dengan akar kata psh, yang artinya ‘timpang/
melangkahi/ melewati’.
Artikel - Paska/ Pesah tidak berarti kematian,
melainkan ‘melangkahi/ melewati’, dalam hal ini konteksnya adalah Allah
melangkahi (rumah-rumah umat-Nya yang ditandai dengan darah kurban anak domba)
untuk menghantar mereka mencapai Tanah Terjanji. Maka arti kata ‘melangkahi/
melewati’ ini selalu tidak berdiri sendiri, namun terkait dengan keadaan
berikut yang dituju oleh proses melangkahi/ melewati. Dengan berpegang kepada
arti ini, tak mengherankan jika kemudian Gereja menghubungkan perayaan Paska
ini dengan perayaan Kebangkitan Yesus Sang Anak Domba Allah; sebab melalui
kebangkitan Kristus atas kematian-lah, kita umat-Nya dapat dihantar kepada
kehidupan kekal di Tanah Terjanji yang sesungguhnya yaitu Surga. Para Rasul
kemudian menyebut hari kebangkitan Yesus ini, yang jatuh pada hari Minggu,
sebagai Hari Tuhan. (Katolisitas.org – Apakah Arti Paskah, Kematian atau
Kebangkitan)
Pada
perayaan Jumat Agung (Good Friday) Ibu Pdt.
Yanti Willem, S.Th (Gembala GKII Imanuel Tutbang Baru) telah menyampaikan
renungan dengan tema “Kematian Yesus Kristus Memberi Pengharapan”
dan pada perayaan Paskah ini saya akan menyampaikan renungan dengan tema “Kebangkitan
Yesus Kristus Memberikan Pengharapan”.
Perlu
untuk kita ketahui bahwa tema ini merupakan tema umum Paska 2018 GKII, dengan
sub tema “Melalui Pengorbanan Yesus Kristus dan oleh kuasa kebangkitan-Nya, Kita
Memperoleh Persekutuan Dengan Dia Serta Memperoleh Hidup Yang Penuh Pengharapan”
(bdk. Filip 3:10; 1 Petrus 1:3)
Berdasarkan
tema dan sub tema ini, saya akan menjelaskan kebenaran firman Tuhan dalam
beberapa bagian penting. Mari kita perhatikan satu persatu:
1.
KEBANGKITAN
KRISTUS MERUPAKAN DASAR PENGHARAPAN HIDUP KEKAL.
1
Petrus 1:3 - Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena
rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus
Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.
Perlu
untuk kita ketahui bahwa ada teolog yang beranggapan bahwa terjemahan Lembaga
Alkitab Intonesia (LAI) TB untuk ayat ini (1 Petrus 1:3) kurang tepat, hal ini
dikarenakan LAI (TB) menempatkan frase “kepada suatu hidup yang penuh pengharapan”
di penghujung ayat ini. Perhatikan beberapa terjemahan Alkitab berikut ini:
NIV: ‘he has given us new birth
into a living hope through the the resurrection of Jesus Christ’ (= Ia
telah memberikan kita kelahiran baru kepada
suatu pengharapan yang hidup oleh kebangkitan Yesus Kristus).
TL:
Segala puji bagi Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang menurut rahmat-Nya
yang amat besar telah menjadikan kita baharu, sehingga kita beroleh pengharapan yang hidup oleh sebab kebangkitan
Yesus Kristus dari antara orang mati.
FAYH
– Segala kemuliaan bagi Allah-Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus-karena
kemurahan-Nya yang tidak terbatas telah memberikan kita kesempatan untuk
dilahirkan kembali, sehingga sekarang kita menjadi anggota keluarga Allah. Sekarang kita hidup dalam pengharapan
akan hidup kekal, karena Kristus telah bangkit dari antara orang mati.
Jadi
ayat ini sebenarnya memberitahukan kepada kita bahwa karena Kristus telah
bangkit maka kita punya dasar untuk berharap akan hidup kekal. Konsekuensi
logisnya, Jika Kristus tidak bangkit maka kita tidak punya dasar untuk berharap
akan hidup kekal. Pertanyaannya ialah mengapa bisa demikian? Perhatikan ayat
berikut ini:
1Kor 15:14,17-18 - “(14) Tetapi
andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
... (17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
(18) Demikianlah binasa juga
orang-orang yang mati dalam Kristus”.
Dari
ayat ini terlihat jelas bahwa Jika Kristus tidak bangkit maka apa yang kita
Imani adalah kesia-siaan selain itu hidup kekal jelas tidak akan kita peroleh,
bahkan lebih dari itu jika Kristus tidak bangkit maka sesungguhnya Yesus adalah
seorang pembohong yang berkedok religi. Perhatikan bahwa, semasa pelayanannya
Yesus katakan bahwa Ia akan Mati dan Bangkit pada hari ketiga, baik secara
implisit maupun secara eksplisit. Perhatikan beberapa ayat berikut ini:
Mat
16:21 - Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia
harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Mat
17:22-23 – (22) Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea,
Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan
manusia (23) dan mereka akan membunuh
Dia dan pada hari ketiga Ia akan
dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih sekali.
Mat
20:17-19 – (17) Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas
murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: (18) "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan
Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan
mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. (19)
Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."
Mark
8:31 - Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia
harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala
dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit
sesudah tiga hari.
Luk
9:22 - Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak
penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,
lalu dibunuh dan dibangkitkan pada
hari ketiga."
Sekali
lagi, jika Yesus tidak bangkit maka tidak ada dasar untuk kita berharap (karena
kita semua akan binasa) karena bagaimana mungkin harapan kita diletakan pada
kematian seorang pembohong! Tetapi Alkitab berkata Yesus bangkit, maka dari itu
kebangkitan-Nya memvalidasi pengharapan iman kita (sorga akan menjadi bagian
kita) sekaligus mengkonfirmasi bahawa Dia bukanlah pembohong.
1 Kor 15:20-22 – (20) Tetapi
yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati,
sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama
seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang
mati datang karena satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang
mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan
kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
Ada yang berkata begini “Dalam Perjanjian Baru, Paskah
adalah Hari Raya Kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Yesus
mengurbankan diri pada Jumat Suci sebagai Anak-Domba-Paskah yang sempurna untuk
membebaskan seluruh umat manusia dari dosa dan maut abadi. Karena peristiwa ini
merupakan landasan iman Kristen” (Pengertian Paskah)
Maka dari itu percayalah kepada
Kristus yang mati menebus dosa-dosa kita dan bangkit kembali pada hari yang
ketiga seperti yang pernah dia ucapkan pada masa pelayanan-Nya di bumi. Karena
dengan percaya kepada Yesus berarti anda telah percaya dan menaruh harap pada
ORANG yang tepat yang akan membawa Anda ke tempat yang tepat (red. Surga) pula.
2.
KEBANGKITAN
KRISTUS MEMBERI PENGHARAPAN MEMPEROLEH BERKAT DI SORGA DAN DI BUMI
1
Pet 2:4 - untuk menerima suatu bagian
yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang
tersimpan di sorga bagi kamu.
Perhatikan
bahwa kata “bagian” dalam teks ini bisa diartikan sebagai berkat atau pun
warisan, perhatikan ayat berikut ini yang saya kutip dari beberapa terjemahan
Alkitab.
BSD
– Kita berharap akan menerima berkat-berkat yang sudah Allah janjikan kepada
orang-orang yang percaya kepada-Nya. Allah menyimpan berkat-berkat itu di Surga, sehingga tidak dapat rusak atau
busuk atau pun berkurang.
TL
– Akan mendapat warisan yang
tidak akan binasa dan tiada bercacat dan tidak akan layu, tersimpan di dalam
Surga bagi kamu.
Ini
menarik bahwa kebangkitan Kristus memberikan kita pengharapan menuju Sorga. Selain
itu, di Sorga sana ada ‘bagian’ atau ‘berkat’ atau ‘warisan’ yang disediakan
Allah bagi kita. Alkitab dengan jelas mencatat bahwa “bagian’ atau ‘berkat’
atau ‘warisan’ itu memiliki kualitas yang luar biasa (red. Tidak dapat binasa
atau rusak, tidak dapat cemar atau busuk, tidak dapat layu atau berkurang).
Bandingkan dengan ayat berikut ini.
Mat 6:19-20 - “(19) ‘Janganlah
kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan
pencuri membongkar serta mencurinya. (20) Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di
sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak
membongkar serta mencurinya”.
Saya tidak tahu berkat itu akan
seperti apa, oleh karena itu jangan pernah bertnya kepada saya model atau
bentuk dari ‘bagian’ atau ‘berkat’ atau ‘warisan’ itu, karena saya pun tidak
tahu. Tetapi intinya ‘bagian’ atau ‘berkat’ atau ‘warisan’ itu ada disimpan di
Sorga untuk masing-masing kita dan sepertinya ‘bagian’ atau ‘berkat’ atau
‘warisan’ itu sangat berharga. Pada saatnya nanti, saat kita sudah di Surga
kita akan mengetahuinya model atau bentuk dari ‘bagian’ atau ‘berkat’ atau
‘warisan’ itu.
Selain ‘bagian’ atau ‘berkat’ atau
‘warisan’ yang akan kita terima di Sorga nanti, ada juga berkat yang akan kita
terima bukan pada saat di Sorga nanti melainkan sekarang, waktu kita masih ada
di dalam dunia ini. Berkat itu disebut berkat ‘pemeliharaan’ atau bisa juga
kita sebut sebagai berkat ‘perlindungan/penjagaan’. Perhatikan ayat berikut
ini:
1
Petrus 1:5 - Yaitu kamu, yang dipelihara
dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang
telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.
FAYH
– Di dalam kemahakuasaan-Nya, Allah
akan menjaga supaya saudara dengan selamat sampai ke Surga untuk menerima karunia itu,
karena saudara percaya kepada-Nya.
Ini
menarik, bahwa orang yang percaya kepada Yesus pasti akan ada pemeliharaan atau
perlindungan atau penjagaan dari Allah. Pertanyaannya adalah mengapa hal ini
perlu dilakukan oleh Allah?
Kata Yunaninya (dipelihara,
dilindung, dijaga) merupakan suatu istilah militer yang menunjuk pada tindakan
tentara yang menjaga kota / benteng atau bisa juga diartikan mengawal, ini secara
implicit ini menunjukkan bahwa manusia itu lemah selain itu sesungguhnya di
dalam dunia ini ada banyak serangan (tidak aman) yang menyasar orang percaya.
Perhatikan ayat berikut ini:
1 Petrus 1:6 - Bergembiralah akan
hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
Kata berbagai-bagai pencobaan ini
dalam beberapa terjemahan Alkitab menggunakan kata: bermacam-macam penderitaan,
benyak kesukaran, berbagai macam kesulitan, ini menunjukkan kepada kita bahwa
dunia bukanlah tempat yang aman bagi orang percaya, tetapi itu tidak berarti
kita takut menjalani hidup di dunia ini. Ingat ada ‘pemeliharaan’atau
‘perlindungan/penjagaan’ dari Allah bagi orang percaya.
Dengan demikian, sekalipun kita
lemah dan mengalami banyak serangan, tetapi kita tetap aman karena dipeliharan
oleh kekuatan Allah. Coba pikirkan ini, jika Tuhan yang memelihara kita
mungkinkan kita tidak selamat sampai tujuan (sorga)? Jawabannya tidak mungkin.
Perhatikan perkataan Yesus berikut ini:
Yoh 10:27-30 - “(27) Domba-dombaKu
mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (28) dan
Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan
binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun
tidak akan merebut mereka dari tanganKu. (29) BapaKu, yang memberikan
mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. (30)
Aku dan Bapa adalah satu.
Inilah yang saya sebut sebagai
berkat yang akan kita peroleh selama menjalani hidup di dunia. Ini jugalah yang
dijadikan dasar pengajaran doctrinal menyangkut ‘ketekuanan orang-orang Kudus’
Jika
demikian kenyataannya, apakah boleh kita hidup sembarangan? Jelas TIDAK, sebab
ayat ini bukan dijadikan legitimasi untuk kita hidup sembarang (hidup tidak
sesuai dengan firman Tuhan). Perhatikan lagi ayat berikut ini:
Yoh 10:27-30 - “(27) Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu
dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (28) dan Aku memberikan hidup
yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai
selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. (29)
BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan
seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. (30) Aku dan Bapa
adalah satu.
Perhatikan
bahwa kata ‘mendengarkan suaraKu’ disini, bukan berarti mendengar sambil
lalu melainkan mendengar dan melakukan atau mengikuti suara atau perkataan
tersebut. Dengan kata lain, kita tidak diperbolehkan hidup dengan sembarangan
melainkan harus hidup sesuai dengan firman Tuhan.
Sekarang
pikirkan ini! Jika Kristus tidak bangkit apakah bisa kita punya pengharapan
yang pasti ke Surga? Jawabannya jelas TIDAK. Jika Kristus tidak bangkit apakah
kita akan memperoleh berkat di Surga dan di Bumi? Jawabannya jelas TIDAK.
Tetapi nyatanya Kristus bangkit maka harapan kita jelas, Ada sorga ada berkar
baik di Surga maupun di Dunia.
Polikarpus Ka’pan
- Kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati adalah salah satu pokok
terpenting dari sekian pokok-pokok pengajaran (azas) kekristenan, karena jika
Yesus tidak bangkit dari antara orang mati maka pokok-pokok ajaran kekristenan
lainnya tidak berarti. (Kebangkitan Yesus Kristus Dasar Iman Kristen)
3.
RESPON
TERHADAP KEBANGKITAN KRISTUS (PENUTUP)
Pada
bagian terakhir ini, saya akan mengajak kita melihat respon orang percaya
terhadap kebangkitan Kristus dengan berkaca dari respon rasul Petrus. Mari kita
memperhatikan ayat berikut ini:
1
Petrus 1:3 - Terpujilah Allah dan
Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah
melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati,
kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.
TL:
Segala puji bagi Allah, Bapa
Tuhan kita Yesus Kristus, yang menurut rahmat-Nya yang amat besar telah
menjadikan kita baharu, sehingga kita beroleh pengharapan yang hidup oleh sebab
kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati.
FAYH
– Segala kemuliaan bagi Allah-Allah
dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus-karena kemurahan-Nya yang tidak
terbatas telah memberikan kita kesempatan untuk dilahirkan kembali, sehingga
sekarang kita menjadi anggota keluarga Allah. Sekarang kita hidup dalam
pengharapan akan hidup kekal, karena Kristus telah bangkit dari antara orang
mati.
Jika
kita perhatikan redaksi kalimat ayat ini sangat jelas bahwa Petrus menyampaikan
pujian bagi Allah, karena atas rahmat atau kamurahan Allah kepada umat manusia
yang berdosa. Manusia yang semestinya binasa tetapi kini memperoleh hidup kekal
(keselamatan) bukan hanya itu ada juga tambahan berkat baik di Surga maupun di
Bumi.
Renungkan
ini, kita mungkin seringkali memuji Tuhan atas keberhasilan kita semisal, lulus
ujian, naik kelas, kenaikan pangkat, mendapat pekerjaan, mendapat tambahan
keluarga baru (anak) dan masih banyak hal lain lagi. Tetapi pernahkah kita
memuji Tuhan atas hal-hal yang kita pelajari tadi? Jika pernah, tetap lakukan
itu. Jika tidak mulailah lakukan itu karena itulah alasannya Kristus lahir ke
Dunia, menderita, mati bahkan bangkit pada hari yang ketiga.
Bagaimana
cara kita memuji Tuhan? Jawabannya, beribadahlah kepada Dia serta ikutilah setiap
titah-Nya.
Selain
itu dengan melihat kenyataan bahwa “Yesus bangkit” semestinya membuat kita
‘bergembira’ atau ‘bersukacita’. Perhatikan ayat beriku ini:
1
Petrus 1:6 - Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika
harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
Perhatikan
bahwa kata Kata
‘bergembira’ dalam teks ini berasal dari kata Yunani ALGALLIASTHE, yang merupakan suatu istilah yang menunjukkan
sukacita yang hebat (luar biasa/tidak busa dideskripsikan dengan kata-kata).
Di
sini menunjukkan kepada kita bahwa meskipun ada berbagai macam penderitaan,
kesulitan atau kesukaran di dalam hidup ini, tetaplah bersukacita. Ini
kelihatannya kontradiksi, mari perhatikan ayat berikut ini:
1
Petrus 1:6 - Bergembiralah akan hal
itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh
berbagai-bagai pencobaan.
Budi Asali
- Kata-kata ‘hal ini’ menunjuk pada
‘warisan di sorga’, ‘keselamatan’ dan ‘dijaganya kita oleh kekuatan Allah’ yang
ada dalam ay 3-5. Jadi, ini menunjukkan bagaimana kita bisa bersukacita /
bergembira sekalipun mengalami berbagai-bagai pencobaan, yaitu dengan
mengarahkan pikiran kita pada keselamatan kita dan warisan kita di sorga
(Golgotha Ministry – Eksposisi 1 Petrus)
Jadi
apapun penderitaan atau kesukaran/kesulitan hidup yang kita alami saat ini,
janganlah membuat kita tawar hati melainkan arahlah pandangan kita ke depan
bahwa ada sorga dan berbagai berkat di dalamnya serta ada janji pemeliharaan
Tuhan bagi hidup kita saat masih hidup di dunia ini.
Dengan
demikian bisa kita katakan bahwa menjadi orang Kristen bukan berarti kita bebas
dari pencobaan atau kesukaran atau kesulitan dalam hidup ini, melainkan adan
janji penyertaan Tuhan yang pasti, selain itu menjadi orang Kristen berarti
Sorga dan segala ‘bagian’ atau ‘berkat’ atau ‘warisan’ yang telah Tuhan
janjikan akan menjadi bagian kita. Itu semua bisa terjadi karena Kristus tidak
mati untuk selamanya, melainkan telah bangkit dan hidup selamanya.
Amin. Soli DEO Gloria. Solus Christus!