Minggu, 06 Mei 2018

RENUNGAN: IMPLIKASI KENAIKKAN YESUS KE SORGA BAGI PARA MURID

IMPLIKASI KENAIKKAN YESUS KE SORGA
BAGI PARA MURID
Lukas 24:50-53


INTRODUCTION

Ketika Yesus bangkit dari kematian, Yesus tidak tinggal diam melainkan Ia menampakkan diri atau menunjukkan diri kepada para murid untuk membuktikan bahwa Dia hidup serta mengajarkan para murid tentang kerajaan Sorga atau kerajaan Allah, setelah genap 4o hari Ia kemudian terangkat ke Sorga.

Kis 1:3 - Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah

Berarti jika kita hitung ke belakang pasca perayaan kebangkitan Yesus, maka hari ini merupakan hari yang ke 40 untuk memperingati kenaikkan Kristus ke Sorga. Ada tradisi di NTT jika seseorang meninggal dan dikuburkan maka lepas kabungnya (pengembalaannya = ucapan syukurnya) dilakukan pada hari ke tiga pasca dikuburkan, kemudian pada hari 4o pasca dikuburkan ada acara besar yang dilakukan lagi, acara ini disebut 40 hari, apakah ini ada kaitannya atau tidak dengan kebangkitan dan kenaikan Yesus ke Sorga? saya tidak tahu dengan pasti, tetapi itu adalah tradisi di NTT.

Terlepas dari itu semua, pada momen memperingati kenaikkan Yesus ke Sorga ini, saya ingin membawa alam pikiran kita untuk belajar kebenaran Firman Tuhan dengan tema “Implikasi Kenaikkan Yesus ke Sorga bagi para murid” yang didasarkan pada Injil Lukas 24:50-53.  Ada empat hal yang ingin saya angkat menyangkut implikasi kenaikkan Yesus ke Sorga bagi para Murid, serta penerapannya untuk orang percaya yang hidup pada masa kini. Oleh karena itu, mari kita perhatikan satu persatu:

1.     MURID-MURID MENYEMBAH YESUS

Ada yang mengatakan bahwa pada hari Raya Pendamaian, kalau Imam Besar sudah selesai dengan semua upacara pengorbanan maka ia lalu mengangkat tangannya untuk memberkati bangsa Israel. Berkat ini hanya bisa diberikan pada waktu penebusan / pendamaian sudah selesai dilakukan. Demikian juga kalau pada saat mau naik ke surga Yesus mengangkat tangan untuk memberkati murid-muridNya, Ia memberkati sebagai Imam Besar yang telah selesai melakukan pendamaian / penebusan, karena Yesus memang baru saja menyelesaikan penebusan di kayu salib.

Memang persolan memberkati adalah persoalan yang cukup menarik, tetapi itu bukan menjadi orientasi pembahasan saya pada kesempatan ini, yang ingat saya angkat pada kesempatan ini adalah respon atau sikap murid-murid terhadap Yesus pada saat Ia terangkat ke Sorga. Mari kita perhatikan ayat berikut ini:
Luk 24:50-53 – (50) Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. (51) Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. (52) Mereka sujud menyembah kepada-Nya,

Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa “Mereka (para murid Yesus) sujud menyembah Yesus” Pertanyaannya adalah: “mengapa murid-murid mau sujud menyembah Yesus?” Apakah karena mereka sudah mendapat berkat dari Yesus? Bisa jadi ia (karena mereka telah mendapatkan berkat dari Yesus), tetapi menjadikan ini sebagai satu-satunya alasan sehingga para murid mau sujud menyembah Yesus adalah kekeliruan. Mengapa saya katakan demikian? Mari kita perhatikan beberapa ayat berikut ini:

Ul 20:3-5 – (3) Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. (4) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. (5) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,

Dari bagian Firman Tuhan ini menegaskan kepada kita bahwa yang harus (yang layak) disembah adalah TUHAN bukan yang lain! Perhatikan juga ayat berikut ini:

Luk 4:8 - Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu,..............................” (bdk. Mat 4:10)

Note: Lagi-lagi dari ayat ini mengaskan kita harus menyembah Allah saja.

Berdasarkan ayat ini, kemudian Saksi-saksi Yehova (SSY) dan juga kaum Islam mengatakan bahwa Yesus menolak disembah, mereka berkata “mengapa Yesus menolak disembah?” karena Yesus bukan TUHAN.  Bagi saya ini adalah sebuah lelucon, karena ketika kita memperhatikan konteks ayat ini sebenarnya sedang membicarakan tentang siapa yang layak disembah, bukan berbicara tentang Yesus menolak disembah. Mari kita perhatikan ayat seluruhnya.

Luk 4:5-8 – (5) Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. (6) Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. (7) Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu." (8) Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!

Note: Dari konteks ini bisa terlihat secara jelas bahwa Iblis meminta agar Yesus menyembah dia, tetapi Yesus kemudian mengatakan hanya Allah yang layak disembah bukan yang lain, Dengan kata lain Yesus berkata kepada Iblis bahwa: “sembah dan sujud hanya kepada Allah bukan keepada kamu” (tidak ada indikasi Yesus menolak untuk disembah.

Orang Yahudi hanya bisa menyembah TUHAN dengan kata lain hanya TUHAN saja yang layak disembah, bukan yang lain. Petrus tahu betul hal ini, sehingga ia menolak disembah oleh Kornelis. Perhatikan ayat berikut ini:

Kis 10:25-26 – (25) Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. (26) Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: "Bangunlah, aku hanya manusia saja."

Saya yakin semua para murid tahu hal ini (hanya TUHAN yang patut disembah), tetapi mengapa mereka mau sujud menyembah Yesus? Jawabannya, kalau Yesus itu hanya manusia biasa maka tindakan sujud menyembah tidak akan dilakukan oleh para murid. Dengan kata lain murid-murid tahu persis siapa itu Yesus, sehingga mereka BERANI melakukan tindakan sujud menyembah.
Dalam Alkitab dicatat bahwa selama Yesus hidup di dunia ini, Dia tidak pernah menolak disembah, mari kita perhatikan satu persatu:

Mat 2:11 - Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.

Mat 9:18 - Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup

Mat 14:33 - Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: “Sesungguhnya Engkau Anak Allah.” 

Luk 24:51-52 – (51) Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. (52) Mereka sujud menyembah kepada-Nya,

Pertanyaannya, mengapa Yesus mau menerima sembah? Untuk hal ini saya punya dua opsi untuk menjadi pilihan kita, yaitu (1) Yesus orang GILA. Ingat Yesus lahir dalam budaya Yahudi dan orang Yahudi tidak membenarkan manusia menyembah manusia, yang patut disembah adalah TUHAN. Dengan demikian, jika Yesus menerima penyembahan berarti Yesus GILA. (2) Yesus memang TUHAN, orang Yahudi hanya membernarkan seseorang  menyembah TUHAN. Dengan demikian ketika Yesus tidak menolak pada saat disembah, maka konsekuensinya dia memang TUHAN yang layak untuk disembah. Saya rasa kita tidak mungkin memilih opsi yang pertama. Dengan demikian ketika para murid menyembah Yesus maka mereka juga menyadari bahwa Yesus bukan sekedar manusia melainkan TUHAN/Allah yang menjadi manusia, Seperti yang dikatakan oleh injil Yohanes, perhatikan ayat berikut ini:

Yoh 1:1’14 – (1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (14) Firman itu telah menjadi manusia,…………………”

Sekali lagi Yesus bukan hanya manusia biasa melainkan Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, maka dari itu, IA LAYAK untuk disembah. Dan apa yang dilakukan oleh murid-murid adalah sesuatu yang perlu untuk diteladani.

Penerapan: Yesus adalah TUHAN, maka dari itu Ia layak untuk disembah, dengan kata lain factor pendorong yang utama kita menyembah Yesus haruslah karena Ia adalah TUHAN. Factor lain, hanyalah factor ikutan. 

2.    MURID-MURID BERSUKACITA

Para murid merupakan saksi mata Kenaikan Yesus. Pada saat mereka melihatNya, Ia terangkat diatas awan. Perasaan para murid setelah Yesus meninggalkan mereka sangat berbeda dengan saat Yesus berbicara bahwa Ia akan meninggalkan mereka sebelum peristiwa Yesus terangkat ke Sorga. Perhatikan ayat berikut ini:

Yoh 16:5-7 – (5) tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? (6) Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. (7) Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.

Dari bagian firman Tuhan ini kita bisa melihat bahwa “para murid berdukacita karena Yesus akan meninggalkan mereka”. Memang tidak bisa kita pungkiri bahwa “Perpisahan adalah sesuatu yang menyedihkan, apa lagi berpisah dengan orang-orang yang sudah kita anggap keluarga sendiri atau orang yang dekat dengan kita”

Lirik lagu Ambon – Kapal su stom 3 kali, itu tanda mau lepas tali, beta pung hati su seng tahan, lia nona manangis, Lia par ale beta manangis, dengan harapan ale mo bale, cuma satu yang beta pegang ale pung janji.

Note: Lagi-lagi ini menunjukkan bahwa perpisahan adalah sesuatu yang menyedihkan

Saya rasa wajar jika para murid sedih ketika mendengar bahwa Yesus (pribadi yang selalu bersama dengan mereka) akan SEGERA meninggalkan mereka.
Tetapi pada saat “Yesus benar-benar meninggalkan mereka” tidak ada sedikitpun kesedihan atau dukacita yang terpancar diwajah mereka, malahan Alkitab berkata “mereka pulang DENGAN SANGAT BERSUKACITA”.
 
Luk 24:50-52 – (50) Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. (51) Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. (52) Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.

Yang saya mau angkat pada bagian firman Tuhan ini adalah selain para Murid menyembah Yesus, Alkitab juga mencatat bahwa “Para murid itu pulang dengan sangat bersukacita”. Pertanyaannya, mengapa para murid itu pulang dengan sangat bersukacita? Apakah ini berhubungan dengan berkat yang mereka terima dari Yesus? Atau kah ada yang lain? Saya sangat yakin berkat yang mereka terima bukan alasan satu-satunya yang membuat mereka bersukacita, maksudnya adalah alasan mereka bersukacita ini berkaitan erat juga dengan perkataan Yesus sebelum Ia terangkat ke Sorga. Perhatikan ayat berikut ini:

Luk 24:49 - Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.

Kis 1:8 - Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.

Janji ini sesungguhnya sudah pernah Yesus sampaikan sebelumnya, bahwa akan ada penolong yang lain, yang akan selalu bersama para murid. Perhatikan ayat berikut ini:

Yoh 14:16 - Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.

Perlu untuk kita ketahui bahwa ada 2 kata bahasa Yunani yang berarti ‘yang lain (= another)’, yaitu ALLOS dan HETEROS. Tetapi kedua kata ini ada bedanya. ALLOS menunjuk pada yang lain dari jenis yang sama; HETEROS menunjuk pada yang lain dari jenis yang berbeda

Contoh di sini ada 1 gelas Aqua. Kalau saya menginginkan 1 gelas Aqua lagi, yang sama dengan yang ada di sini, maka saya akan menggunakan kata ALLOS. Tetapi kalau saya menghendaki minuman yang lain, misalnya Coca Cola, maka saya harus menggunakan kata HETEROS, bukan ALLOS.

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘yang lain’ dalam Yoh 14:16 bukanlah HETEROS, tetapi ALLOS. Andai kata yang digunakan adalah HETEROS, maka itu akan menunjukkan adanya perbedaan sifat antara Yesus dan Roh Kudus, sehingga bisa saja Yesusnya sabar sedangkan Roh Kudus-nya tidak, atau Yesus adalah Allah dan seorang yang berpribadi, sedang-kan Roh Kudus bukan. Tetapi karena kata Yunani yang digunakan adalah ALLOS, ini menunjukkan bahwa Roh Kudus, sekalipun adalah PARA-KLETOS yang lain dari pada Yesus, tetapi mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Yesus. Karena itu dalam komentarnya tentang ayat ini William Hendriksen mengatakan tentang Roh Kudus sebagai berikut:

William Hendriksen - Ia adalah Penolong yang lain, bukan Penolong yang berbeda. Kata yang lain menunjukkan seseorang seperti aku sendiri, yang akan mengambil tempatku, melakukan pekerjaanku. Jadi, jika Yesus adalah seorang pribadi, Roh Kudus harus juga adalah seorang pribadi.

William Hendriksen - dengan alasan yang sama, jika Yesus bersifat ilahi / adalah Allah, Roh juga harus bersifat ilahi / adalah Allah.
Ini berarti Yesus akan meninggalkan para murid, tetapi akan ada pribadi lain yang punya KAPASITAS seperti Yesus yaitu Roh Kudus yang akan menyertai bahkan melengkapi para murid untuk menjalankan tugas pelayanan mereka, maka dari itu mereka harus bersuka cita. Selain akan ada Roh Kudus, alasan lain yang membuat mereka bersuka cita adalah “Yesus pergi tetapi tidak akan pergi selamanya, dengan kata lain Dia akan datang kembali”.  Perhatikan ayat berikut ini:

Kis 1:10-11 – (10) Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, (11) dan berkata kepada mereka: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga”

Semua yang hadir pada saat itu tahu bahwa Yesus yang terangkat itu hendak menuju sorga atau Rumah Bapa, dan saya percaya mereka pasti ingat apa yang pernah Yesus katakan pada mereka sebelum peristiwa ini. Perhatikan ayat berikut ini:

Yoh 14:1-4 – (1) "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.(2) Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. (3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. (4) Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."

Sehingga tidak heran ketikan peristiwa perpisah itu terjadi maurid-murid tidak gelisah, atau tidak bersedih atau tidak berduka, melainkan mereka SANGAT BERSUKACITA.

Penerapan: Yesus yang telah TERANGKAT ke Sorga itulah yang saya dan sudara imani saat ini, apa yang Ia janjikan kepada para murid pada waktu itu (baik Roh Kudus dan Sorga), janji itu (baik Roh Kudus dan Sorga) juga yang diberikan kepada kita karena kita termasuk dalam lingkup murid Yesus. Perhatikan ayat berikut ini:

Yoh 7:38-39 – (38) Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (39) Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.

Yoh 3:16 - Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal

Maka dari itu, Roh Kudus dan Sorga juga menjadi bagian kita, inilah berkat terbesar atau pun anugerah terbesar dalam hidup kita, oleh karena itu kita harus sangat bersukacita akan akan hal itu. Adakah dalam hidup ini kita sangat bersukacita atas Roh Kudus dan Sorga  yang telah diberikan untuk kita? Ataukah kita hanya mau bersukacita ketika saku atau dompet kita tebal, atau ketika kita dianggap berhasil melakukan satu tugas, atau ketika kita memiliki jabatan atau kedudukan yang tinggi! Memang itu semua bisa membuat kita berukacita tetapi itu hanya sementara, tetapi Roh Kudus dan Sorga sifatnya kekal abadi.

Waktu saya sekolah minggu ada lagu yang sering kita nyayikan begini “apa artinya hidup ini tanpa Yesus kumiliki, apa artinya kekayaan dunia tanpa Yesus kumiliki, bila saatnya telah tiba kita dipanggil oleh-Nya, apa saja yang kita miliki takakan berarti lagi, apa saja yang kita miliki takakan berarti lagi”

Yang saya mau tekankan dibagian ini adalah, sebagai orang percaya kepada Yesus semestinya terus bersukacita karena ada Roh Kudus dan Sorga yang menjadi bagian kita.

3.    MURID-MURID SELALU BERSEKUTU DAN MEMULIAKAN ALLAH

Selain para Murid menyembah Yesus dampak lain adalah mereka menjadi giat bersekutu dalam bait Allah, perhatikan ayat berikut ini:

Luk 24:50-53 – (50) Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. (51) Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. (52) Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. (53) Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah

Satu hal yang menarik bahwa para murid ini tidak lagi takut dengan ancaman Yudaisme, mereka kembali ke Yerusalem dengan bersukacita dan di sana mereka melakukan ibadah di bait Allah. Bukankah tindakan beribadah di bait Allah ini penuh resiko, mengingat bahwa bait Allah adalah ‘sarang Yudaisme’. Mengapa mereka berani melakukan hal ini meskipun ada tantangan atau ancaman di depan mereka? Saya sangat senang dengan komentar yang tertera dalam Santapan Harian tentang sikap para murud ini:

SH – Kini mereka tahu benar bahwa Yesus adalah Tuhan, Anak Allah, yang layak menerima puji dan sembah. Mereka yang beberapa hari sebelumnya gementar ketakutan di balik pintu yang terkunci, bersembunyi dari pemimpin agama Yahudi yang menyalibkan guru mereka, kini berada di bait suci, “markas Besar” Yudaisme. Mereka telah berani menyatakan diri sebagai pengikut Yesus. Mereka tidak lagi menyembunyikan iman dan kasih mereka kepada Yesus (Kasih Yang Berlanjut, Kamis 17 Mei 2017)

Saya rasa apa yang dilakukan oleh para murid ini merupakan suatu tindakan yang cukup berbahaya, tetapi mereka tidak mau ambil pusing soal itu, yang ada mereka “senantiasa berada di bait Allah dan memuliakan Allah”. Ini berarti  bagi para murid ancaman, tantangan atau bahaya tidak lagi menjadi momok bagi mereka.

Perlu untuk kita ketahui bahwa kata “senantiasa” dalam ayat 53 ini menggunakan kata Yunani “Pantos” yang berasal dari kata “Pas” (Bing: continually ) kata ini bukan sekedar “selalu hadir” tetapi juga “bersungguh-sungguh”, jadi kehadiran mereka di Bait Allah bukan formalitas ataupun rutinitas belaka melainkan didorong oleh kinginan yang kuat untuk bersungguh-sungguh memuliakan Allah. Kata “memuliakan” menggunakan bahasa Yunani “Eulogoutes” dari kata dasar “Eulogeo” (bing: Praising) yang bisa diartikan “Memuji, mengagungkan,menyanjung” jadi di Bait Allah para murid bersungguh-sungguh memuji, mengaggungkan, menyanjung Allah.

Mattew Hendry Comentary – “Mereka senantiasa berada di dalam bait Allah dan memuliakan Allah. Amin” (Versi KJV diakhiri dengan kata “Amin” - pen) kata amin ini, yang biasa selalu diucapkan oleh jemaat dan setiap orang percaya di dalam pembacaan Firman Tuhan, menunjukkan rasa setuju atas kebenaran Injil dengan kesatuan hati sesama murid-murid Kristus itu untuk terus memuji dan memuliakan Allah. Amin Biarlah Dia terus dipuji dan dimuliakan. (Kenaikkan Yesus)

Budi Asali - Untuk sementara waktu, mereka memang menjadikan Bait Allah sebagai gereja, dimana mereka bersekutu, belajar Firman Tuhan, dsb. Ay 53 ini menunjukkan bahwa mereka senantiasa bersekutu dengan sesama saudara seiman, dan bersama-sama memuliakan Allah. (Berkat Yesus Kepada Kita)

Ini berarti dengan peristiwa kenaikan Yesus ke Sorga menamba spirit yang baru bagi para murid untuk selalu atau senantiasa memuji, menggagungkan atau menyajung Allah di dalam Rumah Tuhan, bersekutu bersama saudara seiman. Pertanyaannya mengapa Para Murid mau melakukan hal itu meskipun ancaman, bahaya atau tantangan ada di depan mereka? Saya rasa jawabannya adalah karena kepercayaan yang kuat dari mereka terhadap Yesus.

Mereka percaya bahwa “Yesus yang terangkat ke sorga adalah Tuhan, Yesus yang terangkat ke Sorga itu akan memberikan seorang penolong bagi mereka bahkan Yesus yang terangkat ke sorga itu akan datang kembali menjamput saleh-saleh-Nya”

Penerapan: Apakah pada saat kita memperingati kenaikan Yesus ke Sorga punya efek yang membuat kita terus atau semakin bersungguh-sungguh memuji, mengagungkan atau menyanjung Allah? Ataukah setiap pujian yang kita berikan, setiap pengagungan yang kita lakukan, setiap sanjungan yang kita naikkan hanya sebatas formalitas atau rutinanitas belaka. Tanpa ada kesungguhan hati! Jika demikian, jangan pernah bermimpi agar pujian, pengagungan atau sajungan kita dapat diterima oleh Allah! Sebenarnya setiap kali kita memperingati peristiwa kenaikkan Kristus ke Sorga harus memberikan spirit yang baru untuk terus bersekutu memuji, mengagungkan, menyangjung Allah selalu dalam hidup ini. Dan giat terus bersekutu bersama saudara seiman di rumah Tuhan. Bandingkan dengan ayat berikut ini:

Ibrani 10:22-25 – (22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. (23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. (24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. (25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Jika di antara kita yang hadir pada saat ini, ketika memuji, memuliakan, mengagungkan atau menyanjung Allah tidak dengan sungguh-sungguh atau hanya karena formalitas atau rutinitas belaka maka bertobatlah, jika di antara kita ada yang mulai undur atau kendor dalam hal bersekutu bersama saudara seiman di rumah Tuhan maka sekarang saatnya perbaharuilah komitmen Anda untuk kembali bersemangat atau keembali bergairah untuk bersekutu bersama saudara seiman di rumah Tuhan.

4.   MURID-MURID MEMBERITAKAN INJIL

Implikasi kenaikkan Yesus ke sorga berikutnya adalah “Pemberitaan Injil ke segala penjuru”. Hal ini dilakukan oleh para murid karena mereka sudah diperintahkan atau diutus Yesus sebelumnya. Perhatikan ayat berikut ini:

Mark 16:15’19-20 – (15) Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. (19) Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. (20) Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Jikalau kita melihat ke dalam abad pertama, kita mengetahui bahwa orang Kristen bukan saja minoritas, orang Kristen berada di kalangan bawah. Yang menjadi orang Kristen kebanyakan adalah: budak, nelayan, orang miskin, orang di pasar dan sedikit sekali pejabat-pejabat tinggi, konglomerat atau orang-orang yang penting di dalam masyarakat yang beriman kepada Yesus Kristus. Dari antara 12 murid Yesus, kita melihat begitu banyak nelayan, dalam permulaaan pelayanan itu, gereja mengalami penganiayaan, pengucilan, dibunuh, disiksa. Begitu banyak martir yang mati mengalirkan darah, mati syahid bagi kepercayaan dan iman kekristenan yang mereka yakini. Tetapi sejarah membuktikan mereka tetap melakukan pelayanan itu meski nyawa mereka menjadi taruhannya. Pertanyaannya, siapakah yang memberikan kekuatan? Bagaimana mereka bisa bertahan, kecuali ada kuasa yang tidak kelihatan, ada penolong yang setiap saat berada dengan mereka, yang mempunyai kuasa ilahi, yang berada di tengah-tengah mereka? Siapakah Dia? Dia adalah Roh Kudus yang telah dijanjikan Yesus.

Kis 1:8-9 – (8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (9) Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.

Dalam tulisannya bertajuk “siapakah Kristus yang naik ke Sora” Pdt. DR. Stephen Tong mengatakan sebagai berikut:

Pdt. DR. Stephen Tong - Saya minta maaf jikalau saya harus memakai suatu kalimat: itu adalah pengutusan yang paling kejam dalam sejarah. Jangan heran jikalau ada orang Kristen dibunuh. Jangan heran kalau gereja dianiaya. Jangan heran kalau kadang-kadang kita dibiarkan miskin dan sulit luar biasa. Jangan ngomel, jangan heran, karena itu cara pengutusan dari Tuhan. 'Aku mengutus engkau seperti domba di tengah-tengah kawanan serigala!' Bukankah itu hal yang paling kejam? Coba Saudara bayangkan, seekor domba yang begitu tersendiri dikelilingi oleh kawanan serigala yang begitu kejam. Serigala mempunyai gigi yang begitu tajam, mempunyai sifat yang begitu keras, kelompok yang begitu banyak kawannya. Domba hanya seekor. Itulah namanya utusan Tuhan. 'Aku mengutus engkau seperti domba di tengah-tengah serigala. Itu sebabnya saya minta maaf kalau saya katakan utusan Tuhan adalah utusan yang kejam. Tetapi tidak menjadi soal, jikalau domba itu mengerti bahwa Roh Kudus sedang diutus untuk menyertainya…..” (Siapa Kristus Yang Naik Ke Sorga?)

Memang jika kita pikirkan, pengutusan ini adalah pengutusan yang kejam karena lawannya ‘serigala’ berarti taruhannya nyawa, tetapi kita bisa melihat bahwa para murid tidak mempedulikan resiko itu, yang ada dalam pikiran mereka “pengutusan harus dijalankan”.  Sampai-sampai mereka rela mati demi pengutusan itu, berikut ini saya akan mengajak kita melihat cara mati dari para murid Yesus.

Matius meninggal dunia, karena disiksa dan dibunuh dengan pedang di Ethiopia. Markus meninggal dunia di Alexandria (Mesir), setelah badannya di seret hidup-hidup dengan kuda melalui jalan-jalan yang penuh batu sampai ia menemukan ajalnya. Lukas meninggal dunia di gantung di Yunani, setelah ia berkhotbah di sana kepada orang-orang yg belum mengenal Tuhan. Yohanes di goreng dalam bak minyak mendidih di Roma, tetapi karena Tuhan masih ingin memakai Yohanes lebih lanjut, maka keajaiban terjadi sehingga walaupun ia telah di goreng hidup-hidup, ia bisa hidup terus. Tetapi akhirnya ia dibuang dah diasingkan ke pulau Patmos untuk kerja paksa di tambang batubara. Pada saat ia berada di sana, ia mendapatkan wahyu sehingga ia bisa menulis kitab WAHYU. Ia adalah satu-satunya Rasul yg bisa mencapai lanjut usia dan meninggal dengan tenang.  Petrus telah di salib dengan kepala di bawah dan kaki diatas. Ia merasa tidak layak untuk mati dan disalib seperti Tuhan Yesus. Yakobus saudara tiri dari Tuhan Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, dilempar kebawah dari puncak bubungan Bait Allah, di tempat yg sama di mana setan membawa Yesus untuk digoda. Ia meninggal dunia setelah dilempar dari tempat tersebut. Yakobus anak Zebedeus adalah nelayan dan murid pertama Yesus yg dipanggil, ia dipenggal kepalanya di Yerussalem. Pada saat-saat disiksapun, ia tidak pernah menyangkal Tuhan Yesus, bahkan ia berusaha berkhotbah trus, bukan hanya kepada tawanan lainnya saja, bahkan kepada orang yg menghukum dan meyiksa dia dengan kejamnya. Sehingga akhirnya orang Romawi itu mendampingi Yakobus pada saat ia di hukum penggal, bukan sekedar hanya untuk menyaksikan, melainkan juga untuk turut dihukum dan dipenggal bersama dengan Yakobus. Pada saat ia mau menjalani hukuman mati, ia berlutut bersama di samping Yakobus, sambil berdoa, itu adalah doa nya yg terakhir, sebelum ia mati dipenggal bersama Yakobus sebagai orang Kristen. Bartolomeus yang lebih di kenal sebagai Natanael ia menjadi misionaris di Asia, antara lain ia memberikan kesaksian di Turki. Ia meninggal dunia di Armenia setelah ia mendapat hukuman cambuk sehingga semua kulitnya menjadi hancur dan terlepas. Andreas juga di salib seperti Petrus dengan cara X di Yunani. Sebelum meninggal, ia di siksa dengan hukum cambuk oleh tujuh tentara dan diikat di salib. Dengan cara demikian mereka bisa memperpanjang masa sakit dan masa siksaannya. Seorang pengikut Andreas yg turut menyaksikan hukuman Andreas menceritakan perkataan yg telah di ucapkan oleh Andreas sebelum meninggal dunia : “Ternyata keinginan dan cita-cita saya bisa terkabul, dimana saya bisa turut merasakan saat-saat disiksa dan disalib seperti Yesus”. Pada saat dicambuk ia tiada henti-hentinya ia berkhotbah terus hingga ajal. Thomas dilempar ke dalam perapian, tetapi karena masih tetap hidup, ia dihujani dengan tombak hingga mati. Dia mati di India. Yudas saudaranya dari Tuhan Yesus dihukum mati dengan panah, karena ia tidak bersedia untuk mengingkari Yesus. Matias, Rasul pengganti Yudas Iskariot mati dihukum rajam dan akhirnya dipenggal kepalanya. Stevenus dirajam hingga mati, bahakan pada saat diirajam dia terus berdoa kepada Tuhan. Paulus disiksa degan sangat kejam dan akhirnya dipenggal kepalanya oleh Kaisar Nero di Roma pada tahun 67. Rasul Paulus adalah yg paling lama mengalami masa siksaaan di penjara. Kebanyakan suratnya dibuat dan dikirim dari penjara.

Semua ini bisa dilakonkan oleh para murid karena ada Roh Kudus yang memberikan mereka kuasa untuk tahan menderita, untuk bertahan menghadapi penganiyaya, untuk tetap mempertahankan iman mereka ditengah penderitaan.

Penerapan: Tugas yang diberikan kepada para murid juga merupakan tugas kita bersama, oleh karena itu mari kita bersama-sama menjalankan tugas tersebut.

Pdt. DR. Stephen Tong - Kenaikan Kristus ke surga bukan hanya merupakan suatu catatan sejarah, tetapi juga suatu amanat. Dia pergi dan tugas-Nya dikerjakan oleh engkau dan saya. Barangsiapa merayakan hari kenaikan Kristus, dia juga harus mengingat pesan Yesus sebelum Ia pergi. (Siapakah Kristus Yang Naik Ke Sorga?)

Berikutnya adalah tetaplah setia kepada Kristus meskipun ada tantangan didepan kita, ini bukan karena kita kuat tetapi karena kita telah diberikan kuasa.

Pdt. DR. Stephen Tong - Berkuasa atas apa? Berkuasa untuk tahan menderita. Berkuasa atas apa? Berkuasa untuk dapat tahan penganiayaan. Berkuasa atas apa? Berkuasa agar di dalam segala kesulitan tetap memegang imanmu….. Justru iman kekristenan mengerti kuasa dari kerajaan Tuhan secara antitesis. Di dalam penganiayaan, di dalam kesulitan, di dalam desakan, di dalam kesempitan, di dalam segala sesuatu: kesulitan, sengsara, penderitaan politik, ekonomi dan apapun juga, iman orang Kristen tidak berkompromi, orang Kristen tidak menyerah kepada musuh. Itulah kuasa dan itu namanya kuasa Roh Kudus. (Siapakah Kristus Yang Naik Ke Sorga?)
Anda dan saya adalah murid Kristus. Kita perlu diperlengkapi dengan kekuatan untuk mengikuti Kristus. Kita jangan hanya mau berkat-Nya tetapi tidak memiliki qualifikasi menjadi saksi (martyr) bagi Dia. Tuhan telah memperlengkapi kita dengan kekuatan (power) seperti yang tercantum dalam FIl.1:29:

Fil 1:29 - Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia.

Teologi kemakmuran mengajarkan bahwa hidup dalam Tuhan “keberhasilan atau kesuksesan atau kebahagiaan” akan selalu mengiringi. Tetapi firman Tuhan berkata dalam :

Kol.1:24 - Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus…

1Ptr. 4:13 - Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

Ada banyak sekali janji sukacita dalam Alkitab, tetapi kita pun harus ingat bahwa Tuhan tidak pernah berjanji langit akan selalu biru dan hari akan selalu cerah dan tidak ada badai. Tuhan hanya berjanji bahwa Ia akan menyertai kita sampai kepada akhir zaman.

Kita perlu menyadari akan perkara mengasihi dan mengikuti Kristus yang sejati sebagaimana konsep Alkitab. Jika kita hanya mau senangnya saja, maka kita tidak layak menjadi murid Kristus, apalagi menjadi saksi-saksi (Martyr)-Nya.
Luk 9:23 - Kemudian Yesus berkata kepada semua orang yang ada di situ, "Orang yang mau mengikuti Aku, harus melupakan kepentingannya sendiri, memikul salibnya tiap-tiap hari, dan terus mengikuti Aku.

Kiranya firman Tuhan ini menjadi berkat bagi kita semua, Soli Deo Gloria


DARIMANA ASAL USUL SANTA CLAUS DAN APA HUBUNGANNYA DENGAN NATAL? BOLEHKAH PERAYAAN NATAL DIISI DENGAN ACARA SANTA CLAUS?

  DARIMANA ASAL USUL SANTA CLAUS DAN APA HUBUNGANNYA DENGAN NATAL? BOLEHKAH PERAYAAN NATAL DIISI DENGAN ACARA SANTA CLAUS? By Pdt. Esra El...