IA DATANG KEPADA MILIK KEPUNYAANNYA
Yohanes 1:11
“Melalui Perayaan Kelahiran Yesus, GKII
Terpanggil Melayani Generasi Millenial”
By Michael Djawa Ma’o
INTRODUCTION
·Tema Natal GKII 2019 adalah “Ia Datang Kepada Milik
Kepunyaan-Nya” yang dikutip dari Injil Yohanes 1:11. Mari kita
perhatikan ayat berikut ini.
· Yoh 1:11– Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya,
tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya
· Dengan Sub Tema
yang disodorkan adalah “Melalui Perayaan Kelahiran Yesus, GKII
(red. Kalabahi) Terpanggil Melayani Generasi Milenial”.
· Bagi saya secara
pribadi tema ini (red. Ia Datang Kepada Milik Kepunyaan-Nya) syarat dengan
muatan Theologis. Jadi itu tepat untuk dibahas dalam kalangan ‘Jemaat’.
Hanya saja Sub Temanya “Melalui Perayaan Kelahiran Yesus, GKII
Terpanggil melayani Generasi Millenial” Bagi saya, ini tidak relevan
untuk dibicarakan dalam konteks ‘Jemaat’ sebab hasil yang diharapkan
dari pembahasan Tema dan Sub Tema ini adalah ‘Gereja diharapkan untuk mampun
mendesain starategi yang tepat guna menjangkau atau melayani generasi
Millenial’ Jika demikian, maka Sub Tema ini cocok atau tepat
dibicarakan dalam lingkup ‘pemimpim-pemimpin gereja’ atau ‘key
person’ yang ada dalam gereja.
· Tetapi rupaya
BP. GKII mempunyai pemikiran sendiri soal ini, sehingga merasa perlu untuk
natal kali ini GKII memfokuskan pembahasan menyangku melayani Generasi
Milenial, hal ini Nampak jelas dalam pokok pikiran latar belakang munculnya
tema ini, yang kita bisa kita lihat di Fan Page Facebook milik GKII Pusat yang
menyatakan demikian.
· GKII Pusat - Secara khusus GKII ingin mengarahkan pandangan ke generasi
milenial yaitu anak, remaja, pemuda dan keluarga muda. Mereka adalah generasi
kedua, ketiga bahkan mungkin keempat dalam Gereja Kemah Injil. Sangat besar
kemungkinan mereka belum mengenal kasih Allah karena mereka sudah jauh dari
gereja. Tugas kita mencari generasi baru ini yang adalah milik kepunyaan
Allah sendiri. (Post 7 September 2019)
· Ini berarti ada ‘keresahan’
atau ada ‘keprihatinan’ yang dirasakan oleh BP. GKII maka dipandang
perlu untuk ‘mendiskusikan’ Tema dan Sub Tema ini dalam perayaan Natal GKII
di tahun 2019 ini. Untuk melihat jauh ke dalam saya akan coba menjelaskan Tema
dan Sub Tema ini dalam beberapa poin yang saya anggap krisial untuk diketahui
bersama. Mari kita perhatikan satu Persatu.
1.
YESUS DAN MILIK
KEPUNYAANNYA
· Yoh 1:10-11 - (10)
Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya, tetapi dunia tidak
mengenalNya. (11) Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang
kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.
· Teks yang barusan
kita baca ini berbicara tentang ‘inkarnasi’ Yesus, di mana Yesus
yang adalah Allah memilih untuk datang ke dalam dunia dalam wujud manusia (tanpa
kehilangan hakikat-Nya sebagai Allah)
· Tujuan
kedatangan Yesus sangat jelas telah disampaikan oleh Malaikat Tuhan kepada
Yusuf dalam mimpi ketika Yusuf sementara berpikir untuk ‘menceraikan’ Maria Sang
Perawan. Perhatikan ayat berikut ini.
· Mat 1:20-21 –
(20) Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak
kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau
takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya
adalah dari Roh Kudus. (21) Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan
menamakan Dia Yesus, karena Dialah
yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
· Dari sini
tersirat bahwa dosa merupakan persoalan yang serius, maka Allah yang di sorga ‘HARUS’ turun
ke dunia dalam wujud manusia untuk menyelesaikan persoalan dosa tersebut. Dari
sini tersirat ide bahwa “Seandainya saja persoalan dosa itu dapat
diselesaikan dengan mudah oleh manusia. Maka, Yesus tidak harus datang ke dalam
dunia. Yesus harus datang ke Dunia ini membuktikan bahwa dosa tidak bisa diselesaikan
oleh manusia yang berdosa”
· Dengan demikian
semestinya dalam perayaan Natal ini membawa kita untuk kembali merenungkan
betapa besarnya kasih Allah kepada kita yang berdosa, sehingga bisa
menggerakkan Allah yang ada di singgah sana yang mulia relah hadir ke dalam
dunia untuk membebaskan kita dari ‘belenggu’ dosa. Perhatikan beberapa
komentar berikut ini.
· Andre
Mafea - Karena begitu
besar kasih Allah kepada umat manusia telah melahirkan suatu gerakan ilahi,
gerakan Allah mencari manusia... Tanpa adanya gerakan ini mustahil manusia
dapat menggapai surga mulia, melainkan hanya mendatangi neraka jahanam. (Status
FB)
· Yvonne Wannaway - Natal adalah Kristus datang ke
dunia untuk mati bagiku supaya oleh kematian-Nya aku yang tadinya pasti binasa
karena dosa, beroleh hidup kekal karena pengorbanannya di kayu salib (Status
FB)
· Ironisnya makna Natal
akhir-akhirnya mengalami reduksi, Natal belakangan ini identic dengan suasana,
baju baru atau pun kue-kue. Bahkan lagu-lagu lagu-lagu Natal sekarang banyak
yang jauh dari pesan teologis.
· Kita kembali ke
Injil Yohanes, dikatakan dengan jelas bahwa ‘ketiak Yesus datang ke dalam
dunia’, ada respon yang tidak mengenakkan. Perhatikan ayat berikut ini.
· Yoh 1:11 - Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang
kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.
· Dalam teks ini
dikatakan dengan jelas bahwa ‘milik kepunyaan-Nya menolak Dia’
Pertanyaannya adalah siapa itu milik kepunyaannya? Perhatikan komentar berikut
ini.
· Budi
Asali - Ada yang menganggap bahwa
kata-kata ‘milik kepunyaanNya’ menunjuk kepada semua manusia……Tetapi
mayoritas penafsir menganggap bahwa kata-kata ‘milik kepunyaanNya’
hanya menunjuk kepada orang-orang Yahudi. (Ekposisi Injil Yohanes – Golgota
Ministry)
· Bagi saya ‘milik kepunyaan-Nya’ yang
dibicarakan dalam konteks ini memang merujuk kepada orang-orang Yahudi karena
merekalah yang sering disebut sebagai ‘milik kepunyaan-Nya’ pada waktu
itu. Perhatikan ayat berikut ini:
· Ul 7:6
- Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih
oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya.
· Maz 35:4 - Sebab
TUHAN telah memilih Yakub bagi-Nya, Israel menjadi milik kesayangan-Nya.
·Santapan
Harian - Pengalaman Rasul Yohanes yang
pernah hidup bersama Yesus selama tiga setengah tahun membawanya pada
kesimpulan bahwa manusia saat itu masih berada dalam keraguan tentang identitas
Yesus sebagai Mesias. Sekalipun banyak mukjizat yang dilakukan oleh Yesus,
namun semuanya itu tidak membuka mata orang-orang Yahudi melihat Yesus sebagai
Anak Allah yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. (Pemilik yang Tidak Dikenali
- Sabtu, 23 Desember 2017)
·Selain
diberitakan bahwa ‘orang-orang Yahudi yang adalah milik kepunyaan-Nya menolak Dia’.
Dalam Yohanes 10:1 menegaskan bahwa ‘dunia secara gelobal’ atau ‘orang-orang
yang ada di dalam dunia’ pada kontes waktu itu juga tidak mengenal-Nya.
Perhatikan ayat berikut ini.
·Yoh 1:10 - Ia telah ada di dalam dunia
dan dunia dijadikan olehNya, tetapi dunia
tidak mengenalNya.
·Santapan Harian - Yohanes
mempertegas kembali bahwa Yesus tidak dikenal oleh dunia dan ditolak oleh
umat-Nya sendiri. Sangat ironis! Dari sejak dilahirkan sampai akhir hayat-Nya,
Yesus terus menerus ditolak. (Tak mengenal, tak menerima. - Jumat, 25
Desember 1998)
·Jadi jelas bahwa
Generasi waktu Yesus hidup di dalam dunia sebagai manusia terjadi penolakan
yang begitu luas. Bahkan kalau mau jujur penolakan itu terjadi hingga generasi
saat ini.
·Dikabarkan bahwa
orang Yahudi memiliki kebiasaan berdoa di tembok ratapan (sisa tembok bait
Allah yang di bangun oleh Herodes) dengan pokok doa utama yaitu memohon agar
Bait Allah bisa dibangun kembali dan memohon agar Mesias segerah datang dan
tentunya ada pokok-pokok doa yang lain.
·Selain itu fakta
menunjukkan bahwa ada banyak orang yang mengaku Kristen (red. Pengikut Kristus)
tetapi dalam kenyataannya ‘melakukan penolakan’ terhadap
Yesus, melalui perkataan dan tindakan termasuk di dalamnya adalah Generasi
Milenial.
·Generasi Milenial menganggap bahwa kehidupan yang lebih
bebas adalah kehidupan yang lebih “manusiawi” dibanding hidup di dalam
tekanan. Di dalam konteks zaman seperti ini, sering kali kehidupan rohani, yang
dianggap menyulitkan dan mengekang, menjadi pilihan yang tidak favorit bagi
mereka. Apalagi kehidupan yang benar-benar takluk di bawah otoritas kebenaran
dan kehidupan rohani yang disiplin. Gaya hidup seperti ini dianggap sebagai
kehidupan yang primitif.
·Maka tidak
mengherankan Natal kali ini GKII harus membidik secara spesifik generasi
milenial sehingga mereka tidak tergolong orang-orang yang menolak Yesus di era
modern ini. Pertanyaannya adalah maukan kita sebagai gereja dalam wujud
organisme maupun dalam wujud organisasi bersinergi melayani Generasi Milenial?
2.
GEREJA DAN KAUM
MILENIAL
·Mari kita
perhatikan kembali Sub Tema Natal kita ‘Melalui Perayaan Kelahiran Yesus, GKII Terpanggil
Melayani Generasi Millenial’
·Ini berarti
melalui momen Natal ini gereja (organisme dan organisasi) dalam lingkup gereja
Kemah Injil Indonesia ‘dipacu’ untuk memikirkan secara
serius untuk melayani generasi millenial. Pertanyaannya adalah ada apa dengan
generasi millenial? Untuk menjawab itu kita harus melihat apa yang dimaksud
dengan generasi millennial
· Perlu untuk
diketahui bahwa para sosiolog membagi manusia ke dalam beberapa generasi, yakni: Generasi
Era Depresi, Generasi Perang Dunia II, Generasi Pasca-PD II, Generasi Baby
Boomer I, Generasi Baby Boomer II, Generasi X, Generasi Y, Generasi Z. Dan yang
terbaru saat ini adalah Generasi Alpha.
·Wikipedia - Milenial (juga
dikenal sebagai Generasi Y, Gen Y atau Generasi
Langgas) adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu
yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti
biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan
pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran (Milenial)
·Ada sumber yang mengatakan bahwa ciri generasi millenial
adalah ‘gampang bosan pada barang yang
dibeli, Ketergantungan terhadap Gedget
(No Gadget No Life), Suka dengan yang serba cepat dan instan, Memilih
pengalaman daripada asset, Jago multitasking (kerja rangkap), Kritis terhadap
fenomena social, Dikit-dikit posting, Suka berbagi (sharing is cool)’
·Artikel
-
Generasi millennial merupakan
generasi yang memiliki akses internet jauh lebih luas daripada
generasi-generasi sebelumnya. Sadar atau tidak generasi millenial nyaris tidak
dapat lepas dari dunia internet. Hampir semua aktivitas mereka berhubungan
dengan akses internet dari perangkat smartphone mereka. Mulai
dari mencari/menggali pengetahuan baru hingga bertransaksi di toko online, dapat
mereka lakukan melalui kelihaian jari tangan mereka di atas smartphone.
Namun konsumsi internet yang tanpa batas sering kali malah membuat generasi ini
jatuh dalam hal-hal buruk; seperti pornografi dan kecanduan game online.
(Student Corner - Pemuridan Era Millenial)
·Artikel - “……harus diakui bahwa generasi milenial adalah
generasi yang unik, karena mereka lahir dan hidup di era teknologi
digital (on-line), dimana technologi cyber (internet,
facebook/instagram) lebih mendominasi hidup mereka. Mereka adalah
generasi yang dibanjiri dengan lautan informasi yang rentan
mengalihkan perhatian mereka dari pengetahuan yang bernilai moral
dan kekeluargaan yang tinggi” (Apakah Alkitab Menjawab Kebutuhan Generasi
Milenial)
·JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktur
Jenderal (Dirjen) Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen
Kementerian Agama RI, Prof. Dr.Thomas Pentury, M.Si., menyebutkan 50 persen
generasi milenial penganut Kristen di Indonesia meninggalkan gereja.
·Bagi saya ini
masalah serius! Coba renungkan apa jadinya jika Gereja (red. Organisasi)
kehilangan Generasi Milenial? Atau dipersempit lagi, apa jadinya jika GKII
Kalabahi kehilangan Generasi Milenial. Pikirkan ini ‘Eksistenti gereja 5, 10, 20 atau
bahkan 30 tahun ke depan, dapat dilihat dari keadaan Generasi Milenial saat ini.
Jika Generasi Milenial terhilang, apa jadinya gereja ke depan’ Makanya
tidaklah berlebihan jika BP. GKII menetapkan Sub Tema ini (red.Melalui Perayaan
Kelahiran Yesus, GKII Terpanggil Melayani Generasi Millenial). Saya sangat
tertarik dengan apa yang disampaikan oleh Pdt, Budiyono dalam khotbah Natalnya
di STT Simpson Ungaran. Perhatikan ini.
·Pdt.
Budiyono, S.Th - “……tema ini menunjukkan jika GKII
sedang menjawab tantangan zaman. Generasi yang dilayani saat ini oleh GKII
adalah generasi yang dipengaruhi oleh perkembangan dunia digital. Mereka
mengadaptasi dunia digital secara alami, itu sebabnya GKII perlu menjawab
tantangan tersebut. Ketika generasi milenial asik dengan media digital, mereka
cenderung menjadi menutup telinga terhadap situasi sekitar” (https://sttsimpson.ac.id)
·Jika kita tidak
ingin agar ‘Generasi Milenil’ menjadi ‘Generasi yang menolak Yesus’ maka
sudah saatnya gereja secara organisme maupun secara organisasi memikirkan ini
dengan serius. Perhatikan beberapa ayat berikut ini.
·Amsal 22:6 - Didiklah orang muda menurut
jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang
dari pada jalan itu.
·Full Life – Kata Ibrani “Mendidik”
berarti “Mengabdikan”. Jadi, didikan
Kristen bertujuan mengabdikan anak-anak kita kepada Allah dan kehendak-Nya. Ini
tercapai dengan memisahkan mereka dari pengaruh-pengaruh jahat dunia dan dengan
mengajar mereka berprilaku saleh. (Didikalah Orang Muda Menurut Jalan Yang
Patut Baginya)
·Kita harus jujur
bahwa sampai pada titik ini, kita sebagai gereja baik organisme maupun
organisasi belum serius untuk mengerjakan ini, apa lagi dalam lingkup GKII
Daerah Alor, oleh karena itu pada momen perayaan kelahiran Yesus kali ini kita
diajak untuk serius memikirkan ini.
·Artikel - Secara tidak sadar, masih banyak gereja yang lebih
mementingkan tradisi dibandingkan kebutuhan jemaatnya. Banyak gereja yang
berpikir bahwa masalah keuangan, gedung gereja, dan program-program penunjang
sarana prasarana itu lebih penting ketimbang pertumbuhan kualitas jemaatnya.
Sayangnya ini semakin diperparah dengan kurang adanya keikutsertaan generasi
muda dalam berperan membangun pelayanan di gereja. (3 Fakta Kenapa Gereja Gagal Dalam Meraih Generasi Milenial)
3.
APA YANG HARUS
DILAKUKAN GEREJA
·Nicolien Meggy Sumakul, M.Th - Di era
milenial sekarang ini begitu banyak godaan dan tawaran bagi anggota jemaat
untuk tidak menghadiri ibadah di gereja. Terlebih gereja yang ada di perkotaan
pasti akan selalu berperang dengan banyaknya acara-acara hiburan televisi, game
online, internet, kegiatan arisan, club-club hobby, undangan pesta dan
sebagainya yang sangat kreatif dan menyenangkan untuk diikuti. Apabila gereja
tidak siap dengan situasi di era milenial ini, maka acara ibadah di gereja
praktis akan sepi bahkan mungkin hanya dihadiri oleh kelompok jemaat generasi
baby boomers dan generasi X. (Penatalayanan Gereja Yang Efektif di Era
Milenial)
·Nehemia Akanfani - “Kemajuan
sebuah organisasi gereja tidak hanya terletak pada pemimpin gereja atau separuh
orang saja dalam gereja, tetapi kemajuan dan keberhasilan sebuah organisasi
gereja terletak atau ada di pundak semua elemen sumberdaya manusia yang berada
dalam organisasi gereja.” (Nehemia
Akanfani, Tanggung Jawab Pemuda Kristen, Jakarta: Lembaga Pengembangan
madia Masyarakat, 2006, hal. 77)
·Dari
dasar pemikiran
di atas
dapat disimpulkan bahwa generasi milenial juga mempunyai peranan yang penting
dalam kemajuan sebuah organisasi gereja. Perhatikan penyataan berikut ini.
·Drs.Yacob Tullur - Generasi muda
saat ini merupakan harapan kita untuk dapat melanjutkan kepemimpinan
pembangunan di masa mendatang. Oleh karenannya sudah tentu kita perlu
mempersiapkan generasi muda kita guna menghadapi tantangan-tantangan
pembangunan ke depannya, dan dalam hal ini. "Gereja (red. Organisasi) pun
turut memiliki andil dalam mengupayakan pembentukan pribadi generasi muda
tersebut dalam hal moral dan akhlaknya" (https://kaltim.tribunnews.com)
·Artikel - "Gereja!
Bangkitlah dan pahami bahwa musuh kita bukanlah agama lain, dunia politik, atau
rendahnya moralitas bangsa kita. Musuh kita yang terbesar adalah gagalnya kita
untuk memuridkan anak-anak kita dengan prinsip-prinsip Firman Tuhan yang
radikal, yang penuh kuasa dan yang membentuk pola pikir mereka. (Kehilangan
Generasi: Ancaman Terbesar Bagi Gereja Millenial Baru)
· Pdt.
Budiyono, S.Th - Ketika gereja melayani generasi
milenial maka pelayanan pemuda juga harus menjadi fokus gereja. Gereja
mengembangkan pemuridan pemuda, sehingga mereka menerima anugerah Allah dan
bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Allah. (https://sttsimpson.ac.id)
·Selain itu peran keluarga jugalah sangat penting dalam
mendidik anak. Perhatikan hasil survei yang dilakukan oleh Bilangan Research
Centel (BRC) terhadap 4.095
remaja-pemuda Kristen berikut ini
·BRC - Sosok paling berjasa yang menuntun Generasi Muda Kristen
di Indonesia pada Tuhan Yesus adalah Orang Tua (73.1%). Akan tetapi, hanya 23%
orang tua yang dianggap baik dalam membimbing spiritualitas anak selanjutnya
·Dengan demikian orang tua harus memainkan peran yang lebih
vital menyangkut perkembangan kerohanian Anak. Pertanyaannya adalah apakah kita
sebagai para orang tua sudahkah kita memainkan peran kita dengan baik, yaitu membawa
‘anak-anak
kita kepada Tuhan’. Perhatikan ayat berikut ini:
·Ul 11:19’20 –
(19) Kamu harus mengajarkannya
kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan
apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila
engkau bangun; (20) engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan
pada pintu gerbangmu,
·Sesungguhnya jauh-jauh sebelumnya Yesus pernah memberikan
tugas atau perintah ini kepada setiap orang percaya yang kita kenal dengan
istilah ‘Amanat Agung’.
·Mat 28:19;20 –
(19) Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa (termasuk Generasi Milenial)
murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
(20) dan ajarlah mereka (Termasuk
generasi Milenial) melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu (Gereja dalam arti
organisasi dan para orang tua Kristen) senantiasa sampai kepada akhir
zaman."
·Pdt.
Budiyono, S.Th - Generasi milenial membutuhkan
kasih karunia Allah, oleh sebab itu setiap orang percaya harus siap menjadi
perantara yang memberitakan kasih Allah di dalam Kristus Yesus bagi generasi
milenial. (https://sttsimpson.ac.id)
·Akhir kata, kiranya
dalam momentum perayaan Natal kali Gereja sebagai Organisasi maupun Keluarga Kristen
harus berkomitmen untuk melayani Generasi Milenial. Selain itu kita yang masuk
dalam kategori Generasi Milenial, pesan saya tumbuhkan dalam diri Anda rasa mencintai
Tuhan, mencintai gereja Tuhan, mencitai jiwa-jiwa (red. Pelayanan) dan
mencintai bangsa. Tuhan memberkati.
· Soli Deo Gloria, Amin