Jumat, 27 Desember 2019

RENUNGAN NATAL: IA DATANG KEPADA MILIK KEPUNYAANNYA



IA DATANG KEPADA MILIK KEPUNYAANNYA
Yohanes 1:11
“Melalui Perayaan Kelahiran Yesus, GKII Terpanggil Melayani Generasi Millenial”
By Michael Djawa Ma’o

INTRODUCTION
·Tema Natal GKII 2019 adalah “Ia Datang Kepada Milik Kepunyaan-Nya” yang dikutip dari Injil Yohanes 1:11. Mari kita perhatikan ayat berikut ini.
· Yoh 1:11– Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya
· Dengan Sub Tema yang disodorkan adalah “Melalui Perayaan Kelahiran Yesus, GKII (red. Kalabahi) Terpanggil Melayani Generasi Milenial”.
· Bagi saya secara pribadi tema ini (red. Ia Datang Kepada Milik Kepunyaan-Nya) syarat dengan muatan Theologis. Jadi itu tepat untuk dibahas dalam kalangan ‘Jemaat’. Hanya saja Sub Temanya “Melalui Perayaan Kelahiran Yesus, GKII Terpanggil melayani Generasi Millenial” Bagi saya, ini tidak relevan untuk dibicarakan dalam konteks ‘Jemaat’ sebab hasil yang diharapkan dari pembahasan Tema dan Sub Tema ini adalah ‘Gereja diharapkan untuk mampun mendesain starategi yang tepat guna menjangkau atau melayani generasi Millenial’ Jika demikian, maka Sub Tema ini cocok atau tepat dibicarakan dalam lingkup ‘pemimpim-pemimpin gereja’ atau ‘key person’ yang ada dalam gereja.
· Tetapi rupaya BP. GKII mempunyai pemikiran sendiri soal ini, sehingga merasa perlu untuk natal kali ini GKII memfokuskan pembahasan menyangku melayani Generasi Milenial, hal ini Nampak jelas dalam pokok pikiran latar belakang munculnya tema ini, yang kita bisa kita lihat di Fan Page Facebook milik GKII Pusat yang menyatakan demikian.
· GKII Pusat - Secara khusus GKII ingin mengarahkan pandangan ke generasi milenial yaitu anak, remaja, pemuda dan keluarga muda. Mereka adalah generasi kedua, ketiga bahkan mungkin keempat dalam Gereja Kemah Injil. Sangat besar kemungkinan mereka belum mengenal kasih Allah karena mereka sudah jauh dari gereja. Tugas kita mencari generasi baru ini yang adalah milik kepunyaan Allah sendiri. (Post 7 September 2019)
· Ini berarti ada ‘keresahan’ atau ada ‘keprihatinan’ yang dirasakan oleh BP. GKII maka dipandang perlu untuk ‘mendiskusikan’ Tema dan Sub Tema ini dalam perayaan Natal GKII di tahun 2019 ini. Untuk melihat jauh ke dalam saya akan coba menjelaskan Tema dan Sub Tema ini dalam beberapa poin yang saya anggap krisial untuk diketahui bersama. Mari kita perhatikan satu Persatu.

1.    YESUS DAN MILIK KEPUNYAANNYA
· Yoh 1:10-11 - (10) Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya, tetapi dunia tidak mengenalNya. (11) Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.
· Teks yang barusan kita baca ini berbicara tentang ‘inkarnasi’ Yesus, di mana Yesus yang adalah Allah memilih untuk datang ke dalam dunia dalam wujud manusia (tanpa kehilangan hakikat-Nya sebagai Allah)
· Tujuan kedatangan Yesus sangat jelas telah disampaikan oleh Malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi ketika Yusuf sementara berpikir untuk ‘menceraikan’ Maria Sang Perawan. Perhatikan ayat berikut ini.
· Mat 1:20-21 – (20) Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. (21) Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
· Dari sini tersirat bahwa dosa merupakan persoalan yang serius, maka Allah yang di sorga ‘HARUS’ turun ke dunia dalam wujud manusia untuk menyelesaikan persoalan dosa tersebut. Dari sini tersirat ide bahwa “Seandainya saja persoalan dosa itu dapat diselesaikan dengan mudah oleh manusia. Maka, Yesus tidak harus datang ke dalam dunia. Yesus harus datang ke Dunia ini membuktikan bahwa dosa tidak bisa diselesaikan oleh manusia yang berdosa”
· Dengan demikian semestinya dalam perayaan Natal ini membawa kita untuk kembali merenungkan betapa besarnya kasih Allah kepada kita yang berdosa, sehingga bisa menggerakkan Allah yang ada di singgah sana yang mulia relah hadir ke dalam dunia untuk membebaskan kita dari ‘belenggu’ dosa. Perhatikan beberapa komentar berikut ini.
· Andre Mafea - Karena begitu besar kasih Allah kepada umat manusia telah melahirkan suatu gerakan ilahi, gerakan Allah mencari manusia... Tanpa adanya gerakan ini mustahil manusia dapat menggapai surga mulia, melainkan hanya mendatangi neraka jahanam. (Status FB)
· Yvonne Wannaway - Natal adalah Kristus datang ke dunia untuk mati bagiku supaya oleh kematian-Nya aku yang tadinya pasti binasa karena dosa, beroleh hidup kekal karena pengorbanannya di kayu salib (Status FB)
· Ironisnya makna Natal akhir-akhirnya mengalami reduksi, Natal belakangan ini identic dengan suasana, baju baru atau pun kue-kue. Bahkan lagu-lagu lagu-lagu Natal sekarang banyak yang jauh dari pesan teologis.
· Kita kembali ke Injil Yohanes, dikatakan dengan jelas bahwa ‘ketiak Yesus datang ke dalam dunia’, ada respon yang tidak mengenakkan. Perhatikan ayat berikut ini.
· Yoh 1:11 - Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.
· Dalam teks ini dikatakan dengan jelas bahwa ‘milik kepunyaan-Nya menolak Dia’ Pertanyaannya adalah siapa itu milik kepunyaannya? Perhatikan komentar berikut ini.
· Budi Asali - Ada yang menganggap bahwa kata-kata ‘milik kepunyaanNya’ menun­juk kepada semua manusia……Tetapi mayoritas penafsir menganggap bahwa kata-kata ‘milik kepunyaanNya’ hanya menunjuk kepada orang-orang Yahudi. (Ekposisi Injil Yohanes – Golgota Ministry)
· Bagi saya ‘milik kepunyaan-Nya’ yang dibicarakan dalam konteks ini memang merujuk kepada orang-orang Yahudi karena merekalah yang sering disebut sebagai ‘milik kepunyaan-Nya’ pada waktu itu. Perhatikan ayat berikut ini:
· Ul 7:6 - Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya.
· Maz 35:4 - Sebab TUHAN telah memilih Yakub bagi-Nya, Israel menjadi milik kesayangan-Nya.
·Santapan Harian - Pengalaman Rasul Yohanes yang pernah hidup bersama Yesus selama tiga setengah tahun membawanya pada kesimpulan bahwa manusia saat itu masih berada dalam keraguan tentang identitas Yesus sebagai Mesias. Sekalipun banyak mukjizat yang dilakukan oleh Yesus, namun semuanya itu tidak membuka mata orang-orang Yahudi melihat Yesus sebagai Anak Allah yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. (Pemilik yang Tidak Dikenali - Sabtu, 23 Desember 2017)
·Selain diberitakan bahwa ‘orang-orang Yahudi yang adalah milik kepunyaan-Nya menolak Dia’. Dalam Yohanes 10:1 menegaskan bahwa ‘dunia secara gelobal’ atau ‘orang-orang yang ada di dalam dunia’ pada kontes waktu itu juga tidak mengenal-Nya. Perhatikan ayat berikut ini.
·Yoh 1:10 - Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya, tetapi dunia tidak mengenalNya.
·Santapan Harian - Yohanes mempertegas kembali bahwa Yesus tidak dikenal oleh dunia dan ditolak oleh umat-Nya sendiri. Sangat ironis! Dari sejak dilahirkan sampai akhir hayat-Nya, Yesus terus menerus ditolak. (Tak mengenal, tak menerima. - Jumat, 25 Desember 1998)
·Jadi jelas bahwa Generasi waktu Yesus hidup di dalam dunia sebagai manusia terjadi penolakan yang begitu luas. Bahkan kalau mau jujur penolakan itu terjadi hingga generasi saat ini.
·Dikabarkan bahwa orang Yahudi memiliki kebiasaan berdoa di tembok ratapan (sisa tembok bait Allah yang di bangun oleh Herodes) dengan pokok doa utama yaitu memohon agar Bait Allah bisa dibangun kembali dan memohon agar Mesias segerah datang dan tentunya ada pokok-pokok doa yang lain.
·Selain itu fakta menunjukkan bahwa ada banyak orang yang mengaku Kristen (red. Pengikut Kristus) tetapi dalam kenyataannya ‘melakukan penolakan’ terhadap Yesus, melalui perkataan dan tindakan termasuk di dalamnya adalah Generasi Milenial.
·Generasi Milenial menganggap bahwa kehidupan yang lebih bebas adalah kehidupan yang lebih “manusiawi” dibanding hidup di dalam tekanan. Di dalam konteks zaman seperti ini, sering kali kehidupan rohani, yang dianggap menyulitkan dan mengekang, menjadi pilihan yang tidak favorit bagi mereka. Apalagi kehidupan yang benar-benar takluk di bawah otoritas kebenaran dan kehidupan rohani yang disiplin. Gaya hidup seperti ini dianggap sebagai kehidupan yang primitif.
·Maka tidak mengherankan Natal kali ini GKII harus membidik secara spesifik generasi milenial sehingga mereka tidak tergolong orang-orang yang menolak Yesus di era modern ini. Pertanyaannya adalah maukan kita sebagai gereja dalam wujud organisme maupun dalam wujud organisasi bersinergi melayani Generasi Milenial?

2.    GEREJA DAN KAUM MILENIAL
·Mari kita perhatikan kembali Sub Tema Natal kita ‘Melalui Perayaan Kelahiran Yesus, GKII Terpanggil Melayani Generasi Millenial’
·Ini berarti melalui momen Natal ini gereja (organisme dan organisasi) dalam lingkup gereja Kemah Injil Indonesia ‘dipacu’ untuk memikirkan secara serius untuk melayani generasi millenial. Pertanyaannya adalah ada apa dengan generasi millenial? Untuk menjawab itu kita harus melihat apa yang dimaksud dengan generasi millennial
· Perlu untuk diketahui bahwa para sosiolog membagi manusia ke dalam beberapa generasi, yakni: Generasi Era Depresi, Generasi Perang Dunia II, Generasi Pasca-PD II, Generasi Baby Boomer I, Generasi Baby Boomer II, Generasi X, Generasi Y, Generasi Z. Dan yang terbaru saat ini adalah Generasi Alpha.
·Wikipedia - Milenial (juga dikenal sebagai Generasi Y, Gen Y atau Generasi Langgas) adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran (Milenial)
·Ada sumber yang mengatakan bahwa ciri generasi millenial adalah ‘gampang bosan pada barang yang dibeli,  Ketergantungan terhadap Gedget (No Gadget No Life), Suka dengan yang serba cepat dan instan, Memilih pengalaman daripada asset, Jago multitasking (kerja rangkap), Kritis terhadap fenomena social, Dikit-dikit posting, Suka berbagi (sharing is cool)’
·Artikel - Generasi millennial merupakan generasi yang memiliki akses internet jauh lebih luas daripada generasi-generasi sebelumnya. Sadar atau tidak generasi millenial nyaris tidak dapat lepas dari dunia internet. Hampir semua aktivitas mereka berhubungan dengan akses internet dari perangkat smartphone mereka. Mulai dari mencari/menggali pengetahuan baru hingga bertransaksi di toko online, dapat mereka lakukan melalui kelihaian jari tangan mereka di atas smartphone. Namun konsumsi internet yang tanpa batas sering kali malah membuat generasi ini jatuh dalam hal-hal buruk; seperti pornografi dan kecanduan game online. (Student Corner - Pemuridan Era Millenial)
·Artikel - “……harus diakui bahwa  generasi milenial  adalah generasi yang unik, karena  mereka lahir dan hidup di era teknologi digital (on-line), dimana technologi cyber (internet, facebook/instagram) lebih mendominasi hidup mereka.  Mereka adalah generasi  yang dibanjiri  dengan lautan  informasi yang rentan mengalihkan perhatian mereka dari  pengetahuan yang  bernilai moral dan kekeluargaan yang tinggi”  (Apakah Alkitab Menjawab Kebutuhan Generasi Milenial)
·JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktur Jenderal‎ (Dirjen) Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen Kementerian Agama RI, ‎Prof. Dr.‎Thomas Pentury‎, M.Si., menyebutkan 50 persen generasi milenial penganut Kristen di Indonesia meninggalkan gereja.
·Bagi saya ini masalah serius! Coba renungkan apa jadinya jika Gereja (red. Organisasi) kehilangan Generasi Milenial? Atau dipersempit lagi, apa jadinya jika GKII Kalabahi kehilangan Generasi Milenial. Pikirkan ini ‘Eksistenti gereja 5, 10, 20 atau bahkan 30 tahun ke depan, dapat dilihat dari keadaan Generasi Milenial saat ini. Jika Generasi Milenial terhilang, apa jadinya gereja ke depan’ Makanya tidaklah berlebihan jika BP. GKII menetapkan Sub Tema ini (red.Melalui Perayaan Kelahiran Yesus, GKII Terpanggil Melayani Generasi Millenial). Saya sangat tertarik dengan apa yang disampaikan oleh Pdt, Budiyono dalam khotbah Natalnya di STT Simpson Ungaran. Perhatikan ini.
·Pdt. Budiyono, S.Th - “……tema ini menunjukkan jika GKII sedang menjawab tantangan zaman. Generasi yang dilayani saat ini oleh GKII adalah generasi yang dipengaruhi oleh perkembangan dunia digital. Mereka mengadaptasi dunia digital secara alami, itu sebabnya GKII perlu menjawab tantangan tersebut. Ketika generasi milenial asik dengan media digital, mereka cenderung menjadi menutup telinga terhadap situasi sekitar” (https://sttsimpson.ac.id)
·Jika kita tidak ingin agar ‘Generasi Milenil’ menjadi ‘Generasi yang menolak Yesus’ maka sudah saatnya gereja secara organisme maupun secara organisasi memikirkan ini dengan serius. Perhatikan beberapa ayat berikut ini.
·Amsal 22:6 - Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
·Full Life – Kata Ibrani “Mendidik” berarti “Mengabdikan”. Jadi, didikan Kristen bertujuan mengabdikan anak-anak kita kepada Allah dan kehendak-Nya. Ini tercapai dengan memisahkan mereka dari pengaruh-pengaruh jahat dunia dan dengan mengajar mereka berprilaku saleh. (Didikalah Orang Muda Menurut Jalan Yang Patut Baginya)
·Kita harus jujur bahwa sampai pada titik ini, kita sebagai gereja baik organisme maupun organisasi belum serius untuk mengerjakan ini, apa lagi dalam lingkup GKII Daerah Alor, oleh karena itu pada momen perayaan kelahiran Yesus kali ini kita diajak untuk serius memikirkan ini.
·Artikel - Secara tidak sadar, masih banyak gereja yang lebih mementingkan tradisi dibandingkan kebutuhan jemaatnya. Banyak gereja yang berpikir bahwa masalah keuangan, gedung gereja, dan program-program penunjang sarana prasarana itu lebih penting ketimbang pertumbuhan kualitas jemaatnya. Sayangnya ini semakin diperparah dengan kurang adanya keikutsertaan generasi muda dalam berperan membangun pelayanan di gereja. (3 Fakta Kenapa Gereja Gagal Dalam Meraih Generasi Milenial)
·Mari kita simak bersama video berikut ini ‘ABBG - Engkau Kehilangan Kami’

3.    APA YANG HARUS DILAKUKAN GEREJA
·Nicolien Meggy Sumakul, M.Th - Di era milenial sekarang ini begitu banyak godaan dan tawaran bagi anggota jemaat untuk tidak menghadiri ibadah di gereja. Terlebih gereja yang ada di perkotaan pasti akan selalu berperang dengan banyaknya acara-acara hiburan televisi, game online, internet, kegiatan arisan, club-club hobby, undangan pesta dan sebagainya yang sangat kreatif dan menyenangkan untuk diikuti. Apabila gereja tidak siap dengan situasi di era milenial ini, maka acara ibadah di gereja praktis akan sepi bahkan mungkin hanya dihadiri oleh kelompok jemaat generasi baby boomers dan generasi X. (Penatalayanan Gereja Yang Efektif di Era Milenial)
·Nehemia Akanfani - “Kemajuan sebuah organisasi gereja tidak hanya terletak pada pemimpin gereja atau separuh orang saja dalam gereja, tetapi kemajuan dan keberhasilan sebuah organisasi gereja terletak atau ada di pundak semua elemen sumberdaya manusia yang berada dalam organisasi gereja. (Nehemia Akanfani, Tanggung Jawab Pemuda Kristen, Jakarta: Lembaga Pengembangan madia Masyarakat, 2006, hal. 77)
·Dari dasar pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa generasi milenial juga mempunyai peranan yang penting dalam kemajuan sebuah organisasi gereja. Perhatikan penyataan berikut ini.
·Drs.Yacob Tullur - Generasi muda saat ini merupakan harapan kita untuk dapat melanjutkan kepemimpinan pembangunan di masa mendatang. Oleh karenannya sudah tentu kita perlu mempersiapkan generasi muda kita guna menghadapi tantangan-tantangan pembangunan ke depannya, dan dalam hal ini. "Gereja (red. Organisasi) pun turut memiliki andil dalam mengupayakan pembentukan pribadi generasi muda tersebut dalam hal moral dan akhlaknya" (https://kaltim.tribunnews.com)
·Artikel - "Gereja! Bangkitlah dan pahami bahwa musuh kita bukanlah agama lain, dunia politik, atau rendahnya moralitas bangsa kita. Musuh kita yang terbesar adalah gagalnya kita untuk memuridkan anak-anak kita dengan prinsip-prinsip Firman Tuhan yang radikal, yang penuh kuasa dan yang membentuk pola pikir mereka. (Kehilangan Generasi: Ancaman Terbesar Bagi Gereja Millenial Baru)
· Pdt. Budiyono, S.Th - Ketika gereja melayani generasi milenial maka pelayanan pemuda juga harus menjadi fokus gereja. Gereja mengembangkan pemuridan pemuda, sehingga mereka menerima anugerah Allah dan bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Allah. (https://sttsimpson.ac.id)
·Selain itu peran keluarga jugalah sangat penting dalam mendidik anak. Perhatikan hasil survei yang dilakukan oleh Bilangan Research Centel  (BRC) terhadap 4.095 remaja-pemuda Kristen berikut ini
·BRC - Sosok paling berjasa yang menuntun Generasi Muda Kristen di Indonesia pada Tuhan Yesus adalah Orang Tua (73.1%). Akan tetapi, hanya 23% orang tua yang dianggap baik dalam membimbing spiritualitas anak selanjutnya
·Dengan demikian orang tua harus memainkan peran yang lebih vital menyangkut perkembangan kerohanian Anak. Pertanyaannya adalah apakah kita sebagai para orang tua sudahkah kita memainkan peran kita dengan baik, yaitu membawa ‘anak-anak kita kepada Tuhan’. Perhatikan ayat berikut ini:
·Ul 11:19’20 – (19) Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun; (20) engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu,
·Sesungguhnya jauh-jauh sebelumnya Yesus pernah memberikan tugas atau perintah ini kepada setiap orang percaya yang kita kenal dengan istilah ‘Amanat Agung’.
·Mat 28:19;20 – (19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa (termasuk Generasi Milenial) murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (20) dan ajarlah mereka (Termasuk generasi Milenial) melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu (Gereja dalam arti organisasi dan para orang tua Kristen) senantiasa sampai kepada akhir zaman."
·Pdt. Budiyono, S.Th - Generasi milenial membutuhkan kasih karunia Allah, oleh sebab itu setiap orang percaya harus siap menjadi perantara yang memberitakan kasih Allah di dalam Kristus Yesus bagi generasi milenial. (https://sttsimpson.ac.id)
·Akhir kata,  kiranya dalam momentum perayaan Natal kali Gereja sebagai Organisasi maupun Keluarga Kristen harus berkomitmen untuk melayani Generasi Milenial. Selain itu kita yang masuk dalam kategori Generasi Milenial, pesan saya tumbuhkan dalam diri Anda rasa mencintai Tuhan, mencintai gereja Tuhan, mencitai jiwa-jiwa (red. Pelayanan) dan mencintai bangsa. Tuhan memberkati.
· Soli Deo Gloria, Amin


DARIMANA ASAL USUL SANTA CLAUS DAN APA HUBUNGANNYA DENGAN NATAL? BOLEHKAH PERAYAAN NATAL DIISI DENGAN ACARA SANTA CLAUS?

  DARIMANA ASAL USUL SANTA CLAUS DAN APA HUBUNGANNYA DENGAN NATAL? BOLEHKAH PERAYAAN NATAL DIISI DENGAN ACARA SANTA CLAUS? By Pdt. Esra El...