Senin, 22 Mei 2017

Renungan: IA (DAUD) MEMANG DISERAHKAN KEPADA KEBINASAAN



IA (DAUD) MEMANG DISERAHKAN KEPADA KEBINASAAN

Pada selasa, 06 Oktober 2015 selepas Ibadah Doa Malam di GKII Filadelfia Dompu – NTB seorang jemaat mengajukan pertanyaan yang cukup menarik, kira-kira pertanyaan itu begini:

“Daud adalah raja yang tersohor bahkan namanya masuk dalam daftar silsilah Yesus, selain itu Alkitab mencatat bahwa Daud adalah orang yang berkenan di hati Allah (bdk. Kis 13:22). Tetapi mengapa di dalam Kisah Para Rasul 13:36 mengatakan bahwa Daud diserahkan kepada kebinasaan?”

Perhatikan ayat berikut

Kis 13:36 - Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan.

Apakah ini berarti Daud masuk ke dalam neraka? Mengingat kata “binasa” sering diidentikkan dengan kematian kekal.

Saya membaca suatu tulisan yang mengatakan bahwa ada pendeta yang mengclaim Daud diserahkan kepada kebinasaan, itu memiliki arti bahwa Daud masuk neraka dengan mengunakan ayat rujukan Kisah Para Rasul 13:36. Benarkah demikian? Rupaya pendeta tersebut terlalu tergesa-gesa memberi claim demikian tanpa meneliti bagian firman Tuhan yang menjadi rujukannya.

Kalau begitu, apa yang dimaksud dengan kalimat “Ia (Daud) memang diserahkan kepada kebinasaan”.

Untuk menjawab hal ini, maka saya ingin mengajak kita untuk melihat beberapa terjemahan Alkitab  menyangkut Kisah Para Rasul 13:36:

KJV: For David, after he had served his own generation by the will of God, fell on sleep, and was laid unto his fathers, and saw corruption (= Pembusukan)

MILT: Sebab sesungguhnya, sekalipun melayani generasinya sendiri dalam rencana Allah (Elohim - 2316), Daud telah meninggal dan telah ditambahkan kepada para leluhurnya bahkan telah mengalami pembusukan

Shellabear 1912: Karena akan Daud itu setelah ia memperhambakan dirinya kepada segala kehendak Allah pada zamannya, maka tidurlah ia, lalu ditaruh orang disisi segala nenek moyangnya, serta ia menjadi busuk:
Klinkert 1879: Karena sasoenggoehnja satelah soedah dilakoekan Da'oed kahendak Allah pada zamannja, baginda pon mangkatlah beradoe dan dihimpoenkan dengan nenek-mojangnja, maka ijapon mendjadi boesoek djoega.
Klinkert 1863: {Kis 2:29; 1Ra 2:10} Karna nabi Dawoed, kapan dia soedah melakoeken kahendak Allah pada djamannja, dia mati djoega dan dia ditanemken deket sama nenek-mojangnja, maka dia soedah djadi boesoek;
Melayu Baba: Kerna Da'ud, bila dia sudah jadi hamba k-pada kahandak Allah dalam dia punya jman, dia tidor, dan orang sudah tarohkan dia sama-sama dia punya nenek-moyang, dan dia jadi busok:
Keasberry: Kurna sasunggohnya apabila sudah Daud mulakukan kahandak Allah pada zamannya, maka iya pun matilah, dan tulah ditanamkan dukat dungan nenek moyangnya, maka iya tulah mungunai busok:
BIS: Daud sudah mati dan dikuburkan juga bersama-sama dengan nenek moyangnya, sesudah ia melakukan apa yang Allah suruh ia lakukan. Mayat Daud pun sudah hancur habis semuanya.
TSI: Perkataan itu bukan tentang Daud sendiri. Karena sesudah dia melayani Allah selama hidupnya, dia juga meninggal. Dan kuburannya ada di tempat yang sama di mana keluarganya dikuburkan. Jadi mayat Daud memang hancur di situ.
BSD: Daud sudah melakukan apa yang Allah perintahkan kepadanya. Dan Daud sudah meninggal serta dikuburkan bersama nenek moyangnya. Jenazahnya sudah tidak ada lagi, hancur di dalam kuburan,
ENDE: Tetapi sesudah David melaksanakan rentjana-rentjana Allah semasa hidupnja iapun wafat, lalu dimakamkan disamping leluhurnja, dan ia telah mengalami kehantjuran.
KSZI: ‘ Daud melakukan suruhan Allah ketika dia hidup. Apabila dia wafat dia dimakamkan di sisi nenek moyangnya dan jasadnya reput.

TMV: Pada masa hidupnya, Daud melakukan kehendak Allah, lalu Daud meninggal, dikuburkan dengan nenek moyangnya dan jenazahnya reput.
Dari beberapa terjemahan Alkitab bisa kita lihat bahwa yang dimaksud dengan kalimat “ia (Daud) diserahkan kepada kebinasaan” adalah “tubuh atau jasad dari Daud mengalami pembusukan atau kehancuran atau reput ( lapuk atau buruk)”. Coba bandingkan dengan beberapa terjemahan berikut ini, yang menyatakan bahwa “Tubuhnya binasa dalam kuburan”

WBTC Draft: Daud melakukan kehendak Allah pada masa hidupnya. Kemudian dia meninggal dan dikuburkan bersama nenek moyangnya. Dan tubuhnya binasa dalam kuburan.
VMD: Daud melakukan kehendak Allah pada masa hidupnya. Kemudian dia meninggal dan dikuburkan bersama nenek moyangnya. Dan tubuhnya binasa dalam kuburan.
FAYH: Ayat ini bukan mengenai Daud, karena setelah ia melayani generasinya menurut kehendak Allah, ia mati lalu dikuburkan, dan tubuhnya binasa.
Selain itu, dari konteks pembicaraan Paulus, dengan jelas kita bisa melihat bahwa Paulus sementara ‘menyinggung’ tentang kebangkitan Yesus dari antara orang mati, yang merupakan kelebihan dari Kristus. Perhatikan ayat berikut ini:
Kis 13:29-30 – (29) Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur. (30) Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati
Kis 13:33-35 - (33) telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau! Aku telah  memperanakkan Engkau pada hari ini. (34) Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan. Hal itu dinyatakan oleh Tuhan dalam firman ini: Aku akan menggenapi kepadamu janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan kepada Daud. (35) Sebab itu Ia mengatakan dalam mazmur yang lain: Engkau tidak akan membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.
Kemudian dalam pembicaraannya Paulus juga menyinggung tentang Daud, perhatikan ayat berikut ini:
Kis 13:16 - Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan.

Pdt. Effendi Susanto STh. Mengatakan bahwa “dia (Red. Daud) diserahkan kepada kebinasaan maksudnya adalah dia masuk ke dalam kematian dan kematian itu adalah satu proses yang akan membuat dia tidak lagi memiliki tubuh fisik dan tinggal tulang-belulang. Dan nanti tulang-belulang itu akan menjadi debu,………” (Reci Sydney – Apa Yang Menjadi Tujuan Hidupmu)

Apa maksudnya? Dengan jelas kita bisa melihat bahwa setelah Daud mati memang mayat atau jazadnya mengalami pembusukan (kehacuran = reput). Tetapi Yesus tidak demikian, Yesus mati tetapi bangkit kembali dengan kata lain mayat atau jazad Yesus tidak mengalami pembusukan (kehancuran = reput). Perhatikan ayat berikut ini:

Kis 13:36-37 -  (36) Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan. (37) Tetapi Yesus, yang dibangkitkan Allah, tidak demikian.

Sesuatu yang aneh juga jika dengan kata “Ia (Daud) memang diserahkan kepada Kebinasaan” membuat seseorang mengclaim bahwa “Daud masuk neraka” karena pada ayat sebelumnya, sangat jelas mengatakan Daud adalah pribadi yang berkenan di hati Allah. 

Kis 13:22b – “……Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku

Selain itu, sebelum frasa “Ia (Daud) memang diserahkan kepada Kebinasaan” pada Kisah Para Rasul 13:36 jelas juga dikatakan “Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya”

Kis 13:36-  (36) Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan.
Sesorang menulis tentang Daud bahwa : “Alkitab mencatat Daud sebagai orang yang telah melakukan kehendak Allah pada jamannya. Artinya pada masa dimana ia hidup dan punya kesempatan, ia berhasil memanfaatkan waktu-waktunya untuk melakukan kehendak Allah sehingga kualitas hidupnya mendapat pengakuan tinggi seperti itu” (Melakukan Kehendak Tuhan Pada Zamannya – Renungan Harian Online)

Wycllife mengatakan bahwa:  “Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya juga dapat diterjemahkan dengan Daud melayani zamannya dengan melakukan kehendak Allah” (Alkitab Sabda – Comentary)

Yang saya mau tekankan di sini adalah “Daud PASTI masuk sorga”. Jadi sekali lagi ditegaskan bahwa frase “IA (DAUD) MEMANG DISERAHKAN KEPADA KEBINASAAN” bukan berarti Daud masuk neraka melainkan mayat atau jazad Daud mengalami pembusukan (kehancuran = reput).

PELAJARAN ROHANI UNTUK KITA: Meskipun mayat atau jazad orang yang percaya sungguh-sungguh kepada Yesus mengalami pembusukan (kehancuran = reput). Tetapi yang pasti Ia memiliki hidup yang kekal.

Yoh 11:25 - Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,

2 Kor 5:1 -  Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.

Wahyu 14:13 - Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."

Oleh karena itu tidak peduli, mayad atau jazad orang yang percaya sungguh-sungguh kepada Yesus akan mengalami pembusukan (kehancuran = reput), atau dikremasi, dimutilasi dan sebagainya, Ia tetap akan masuk sorga (mengalami kebahagiaan abadai bersama sang pemberi hidup). Jika dia orang yang tidak percaya (= sungguh-sungguh) kepada Yesus, tidak peduli mayat atau jazadnya mau diawetkan (tidak hancur) dan lain sebagainya, ia TETAP akan mengalami ‘kebinasaan’ (red. Menderita sengsara di neraka)

Jika anda ingin mengalami kebahagiaan abadi bersama Sang Pemberi Hidup, cara satu-satunya adalah percayalah kepada Yesus

Yoh 3:16 - Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal

Kis 16:31 - Jawab mereka: "Percayalah   kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat,......"

Mengapa harus percaya kepada Yesus? Jawabannya hanya di dalam namanya ada KESELAMAAN KEKAL

Kis 4:12 - Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Soli Deo Gloria

CATATAN: Pertanyaan ini membuat kami penasaran, dari rasa penasaran inilah yang kemudian mendorong saya dan bapak gembala jemaat GKII Filadelfia Dompu–NTB (Pdt. Berty Lumy, S.Th)  berusaha untuk mencari jawabannya, akhirnya kami pun menemukan jawabannya.




Minggu, 21 Mei 2017

Renungan: BELAJAR DARI BARTIMEUS YANG BUTA


BELAJAR DARI BARTIMEUS YANG BUTA
Markus 10:46-52



INTRODUCTION
· Perlu untuk kita ketahui bahwa setiap kisah yang tercatat di dalam Alkitab punya pelajaran penting yang harus kita ketahui, termasuk kisah tentang Bartimeus ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini, saya ingin kita belajar dari kisah Bartimeus. Maka, tema yang ingin saya usung pada kesempatan ini adalah “Berlajar Dari Bartimeus”
· Pertanyaannya adalah siapa itu Bertimeus? dari teks pembelajaran kita memberikan kita informasi bahwa Bartimeus adalah seorang yang memiliki keterbatan fisik atau buta (kemungkinan besar Bartimeus ini mengalami kebutaan sejak lahir), ia berasal dari Yerikho, berprofesi sebagai pengemis, dan ayahnya bernama Timeus.
· Mark 10:46 - Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan
· Saya tidak tahu dengan pasti apakah nama Bartimeus ini adalah personal name (nama pribadi) atau sebutan yang disematkan kepadanya. Sebab dari namanya ini memiliki arti “Son Of Timeus” (Anak/putra dari Timeus), tetapi intinya disini ia dikenal dengan nama Bartimeus.
· Mungkin karena Bartemeus memiliki keterbatasan fisik sehingga ia memilih profesi sebagai pengemis dan menggantung hidupnya dari belas kasihan orang-orang yang lewat disitu. Bisa jadi dengan keterbatasan fisik serta profesi yang ia tekuni membuat ia sering dipandang remeh oleh orang-orang yang lewat disitu. Terlepas dari itu semua, pada kesempatan ini saya ingin mengangkat hal-hal baik yang dilakukan Bartimeus untuk kita pelajari bersama. Untuk itu mari kita perhatikan satu persatu:

1.     PANTANG MENYERAH
· Mark 10:46-48 – (46) Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. (47) Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" (48) Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!
· Ada yang berkata begini - Sebagai orang buta, Bartimeus, tidaklah mempunyai keleluasan dalam bergerak.  Apalagi kedatangan Yesus di mana-mana selalu menimbulkan banyak kerumunan.  Setiap orang ingin melihatnya.  Setiap orang ingin mendekatinya dan melihat apa yang dikerjakannya, dan mendengar apa yang dikatakannya. Dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk dirinya mendekati Yesus, maka satu-satunya yang bisa dikerjakan Bartimeus ialah berteriak-teriak.  Pasti teriakan Bartimeus sangat keras dan berulang2 sehingga banyak orang menegurnya dan menyuruhnya diam. (Bartimeus)
Note: Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh seorang teolog khatolik bahwa meskipun ada tantangan tetapi Bartimeus tidak menggubris itu sebab Bartimeus sangat menginginkan untuk memperoleh sesuatu dari Yesus, perhatikan komentar berikut ini:
· F.X. Indrapradja, OFS – “….Bayangkanlah situasi ketika itu. Ingatlah bahwa Yesus dikelilingi oleh orang banyak yang berbondong-bondong mengiringi-Nya, dan Bartimeus sedang duduk di pinggir jalan. Tidak mudahlah bagi orang buta ini untuk berteriak agar suaranya dapat didengar di tengah “hiruk-pikuk” yang terjadi. Jelas kelihatan bahwa Bartimeus sangat menginginkan untuk memperoleh sesuatu dari Yesus sehingga dia terus saja berteriak, malah setiap kali semakin keras, walaupun ditegur oleh orang banyak supaya dia tutup mulut. (Yesus Mencelikkan Mata Bartemeus Yang Buta)
· Disini kita bisa melihat bahwa Bartimeus adalah pribadi yang pantang menyerah, memang pada waktu itu ada banya orang yang menyuruhnya supaya diam, mungkin ada yang  menghardiknya, memarahinya, atau berusaha membungkam dia, namun Bartimeus tidak putus asa. Ia tetap berseru bahkan Alkitab mencatat bahwa teriakannya semakin keras. Perhatikan ayat berikut ini:
·  Mark 10:48 - Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!
· Akhirnya usahanya membuahkan hasil, dimana Yesus berkenan menanggapi seruan Bartimus dengan menyuruh ‘orang’ memanggil Bartimeus. Coba kita perhatikan ayat berikut ini:
· Mark 10:49-50 – (49) Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." (50) Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus
· Ada satu kejadian yang menarik bahwa ketika Bartimeus tahu bahwa Yesus memanggil dia, tanpa berpikir panjang ia langsung menanggalkan jubahnya dan segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Hal ini sebenarnya memberikan kita pelajaran bahwa Bartimeus sangat membutuhkan belas-kasihan Yesus, sehingga tidak mengherankan ketika usahanya membuahkan hasil (Yesus memanggilnya) ia langsung bertindak ‘agresif’. Tindakan seperti ini mau menggambarkan kebahagian yang besar yang dirasakan oleh Bartimeus, karena usahanya membuahkan hasil.
· Yang mejadi penekanan saya disini adalah meskipun Bartimeus mengalami keterbatasan fisik (buta) tetapi itu bukan menjadi penghalang untuk berusaha bertemu dengan Yesus agar bisa mendapatkan belas kasihan Yesus ataupun tepatnya mendapat pertolongan dari Yesus. Dan kita tahu bersama bahwa usahanya membuahkan hasil!
· Penerapan untuk kita: Bagi saya dari bagian ini meninggalkan dua pelajaran penting yang harus kita adopsi dalam hidup kita yaitu;
· Pertama; Jangan berhenti berdoa/berseru kepada Tuhan. Jika apa yang kita sampaikan kepada Tuhan tak kunjung dijawab, itu jangan dijadikan alasan untuk kita berhenti berseru. Pengalaman Bartimeus semestinya kita jadikan pelajaran penting dalam hal berseru kepada Tuhan. Jika kita perhatikan kisah bangsa Israel ketika pengalami penindasan di tanah Mesir, mereka pun tidak patah arang, melainkan terus berseru sampai mereka menerima pertolongan Tuhan.
· Kel 2:23-25 – (23) Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah. (24) Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. (25) Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka.
· Ini juga yang diajarkan Yesus melalui perumpamaan tentang hakim yang tak benar, agar para murid-Nya tidak jemu-jemu untuk berdoa (bdk. Luk 18:1-8). Perhatikan ayat berikut ini:
· Luk 18:1 - Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu
· Pada ibadah RT tertanggal 05 Sept 2015 di rumah bpk. Benediktus Mau, Ibu Pdt Yanti D Willem, S.Th menyampaikan satu kalimat yang menarik, begini bunyinya: “Ketekunan di dalam doa akan membuahkan hasil…….tetaplah meminta sampai kita diberi, tetaplah mencari sampai kita mendapatkan, tetaplah mengetuk sampai pintu dibukakan….” Yang menjadi penekanan saya disini adalah jangan pernah berhenti untuk berdoa atau berseru kepada Tuhan.
· Kedua; Jangan berhenti mencari Tuhan, kita bisa lihat tadi bahwa keterbatasan fisik dan tantangan tidak mampu menghalangi Bartimeus untuk bisa ‘menemukan’ Yesus. Ia terus berusaha tanpa kenal kata menyerah. Semestinya ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa teruslah ‘mencari’ Tuhan, keterbatan ataupun tantangan jangan dijadikan sebagai alasan untuk kita tidak mencari Tuhan. Perhatikanlah ayat berikut ini:
· Yes 55:6 - Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat
· Yang menjadi penekanan disini adalah teruslah mencari Tuhan selagi kesempatan hidup masih ada pada kita, jangan karena keterbatasan kita, jangan karena tantangan yang kita alami membuat kita berhenti mencari Tuhan, tirulah Bartimeus.

2.    MEMILIKI KEPERCAYAAN PADA KUASA YESUS
· Pada bagian ini saya ingin mengajak kita melihat ‘kepercayaan’ Bartimeus kepada Yesus. Dengan memperhatikan teks perenungan kita, bukanlah sesuatu yang berlebihan jika kita katakana bahwa Bartimeus SANGAT percaya kepada Yesus.
· Pertanyaannya adalah dari mana kepercayaan ini muncul dalam diri Bartimeus? Saya secara pribadi percaya bahwa kepercayaan Bartimeus ini muncul karena ia sering mendengar tentang Yesus, bukankan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma pernah mengatakan bahwa “iman (kepercayaan) timul karena pendengaran?”.
·  Rom 10:17 - Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus
Note: Perhatikan komentar berikut ini:
· Ribka RT. - Bertimeus adalah seorang yang buta berarti konsekuensinya dia belum pernah melihat bagaimana Yesus melakukan mujizad, tentu ia mengetahui kemampuan Yesus melakukan mujizad lewat cerita orang inilah hal yang menarik dimana lewat cerita orang kemudian muncul kepercayaan yang kuat dari Bartimeus (Sikap Pantang Menyerah: Manarik Perhatian Yesus – Pelita Hidup)
· Ribka RT. - Dorongan yang membuat dia berseru ialah mata rohaninya yang percaya pada Yesus. Imannya timbul, melalui apa yang telah ia dengar tentang Yesus.  Ia telah mendengar berita tentang Yesus yang sanggup mengadakan tanda-tanda mujizat. Imannya adalah sangat percaya kepada kuasa Yesus yang sanggup memberikan apa yang ia butuhkan, yaitu supaya ia dapat melihat, karena itu iapun berseru sekeras-kerasnya memanggil nama Yesus, supaya  terdengar oleh Yesus di tengah kerumunan orang banyak itu. (Sikap Pantang Menyerah: Manarik Perhatian Yesus – Pelita Hidup) 
· Romo Hans Handrianto Widjaja Pr - Bartimeus adalah pengemis di kota Yerikho. Yerikho adalah kota yang indah dan nyaman di lembah Yordan yang subur. Bartimeus yang mengemis di gerbang kota, pasti banyak mendengar tentang Yesus, dari cerita-cerita orang yang datang dari Yerusalem. Pasti ia juga mendengar bahwa Yesus pernah menyembuhkan orang buta. Ia percaya bahwa Yesus dapat memelekkan dia. Bartimeus penuh harap akan kesembuhannya. (Have Faith in God)
· Ini berarti apa yang Bartimeus dengar tentang Yesus, ia yakini betul bahwa itu adalah kebenaran sehingga ia sangat mempercayainya. Bukti dari keprcayaannya terlihat jelas dari seruannya kepada Yesus.
· Mark 10:47-48 - (47) Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" (48) Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!
· Ada yang berkata begini - Dikatakan “ketika didengarnya bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru “Yesus anak Daud”    orang banyak hanya mengenal Yesus  sebagai orang Nazaret karena memang Ia berasal dari Nazaret, tetapi bagi Bartimeus, Yesus adalah anak Daud, artinya Bartimeus lebih mengenal Yesus melebihi orang banyak, selain ia tahu Yesus memang berasal Nazaret, ia tahu juga Yesus adalah anak Daud, Bartimeus lebih mengenal Yesus secara khusus, sampai ke keluarga-Nya, dimana orang lain cuma mengetahui Yesus secara umum saja (Belajar Dari Bartimeus)
· Felix Baghi SVD - Pengakuan ini tidak lahir dari tradisi, atau merupakan warisan. Ia adalah hasil dari revelasi (wahyu) hidupnya yang membaur dengan keterbukaan dari diri yang terbatas. Tampaknya pengakuan seperti ini juga tidak didasarkan pada kanon-kanon agama, atau pada ritus dan ibadat yang diajarkan sebuah tradisi. Imannya bertumbuh dari revelasi (wahyu) hidupnya di jalan dan menyatu dengan bumi. Tidaklah mengherankan, ada yang melihat bahwa seruan semacam ini adalah credo dan mazmur yang datang dari jiwa yang tulus dan luhur. (Belajar Dari Bartimeus si Pengemis Buta di Pinggir Jalan)
· Ini berarti Bartimeus tahu betul nubutan tentang kedatangan seorang Juruselamat dari keturunan Daud, dan Yesus-lah penggenapan nubuat itu, sehingga ia berani memanggil Yesus dengan sebutuan “anak Daud’
· Selain itu kita juga bisa melihat bukti iman dari Bartimeus adalah dari responnya terhadap pemanggilan Yesus. Dimana ia “meninggalkan jubahnya dan segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus” (bdk. Mark 10:50).
· Alkitab mengatakan bahwa Bartimeus melepaskan jubahnya, miliknya yang paling berharga sebagai pengemis (jubah itu alas duduk untuk mengemis dan pelindung dingin pada waktu malam). Pertanyaannya mengapa Bartimeus harus menanggalkan jubahnya? Ada kemungkinan karena jubah itu memperlambat dia bertemu Yesus.
Note: Tetapi ada pendapat yang mengatakan begini:
· Ada yang berkata begini Perhatikanlah juga tanggapan Bartimeus ketika Yesus menyuruh orang memanggilnya. Dia menanggalkan jubahnya, lalu segera berdiri dan pergi kepada Yesus (Mrk 10:50). Arti jubah penting bagi seorang pengemis. Biasanya si pengemis menggelar jubahnya di atas tanah dan dia duduk di atasnya ketika meminta-minta sedekah dari orang-orang yang lewat. Orang-orang yang lewat akan melemparkan kepingan uang logam dan/atau makanan ke atas jubah yang digelar itu. Jubah juga mempunyai arti sangat penting bagi orang miskin, karena menanggalkan jubah atau mantel berarti meninggalkan segalanya.
Note: Mari kita baca ayat berikut ini:
· Kel 22:25-27 - Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya. Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya kepadanya sebelum matahari terbenam, sebab hanya itu saja penutup tubuhnya, itulah pemalut kulitnya – pakai apakah ia pergi tidur? Maka apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih.” 
Note: Ini berarti jubah itu penting bagi orang miskin termasuk di dalamnya adalah Bartimeus. Dengan demikian ketika Bartimeus meninggalkan jubah, bisa kita katakan bahwa Bartimeus tidak takut kehilangan apa yang dianggap berharga bagi dirinya. Apa alasannya? Mungkin apa yang disampaikan oleh teolog Khatolik ini ada benarnya.
· F.X. Indrapradja, OFS – “….dengan menanggalkan jubahnya Bartimeus menunjukkan bahwa dirinya tidak merasa ragu sedikit pun bahwa Yesus akan melakukan apa yang dimohonkannya, paling sedikit ia tidak merasa khawatir Yesus akan mengatakan “tidak” terhadap permintaannya. Dapat saya katakan di sini bahwa bahwa Bartimeus mempunyai keyakinan bahwa Yesus mengasihi-Nya. Seperti seorang anak, dia bertindak dengan “agresif”, yakin akan kasih Yesus kepadanya itu. (Yesus Mencelikkan Mata Bartemeus Yang Buta)
Note: Perhatikan juga komentar berikut ini
· Bob Utlay  - "lalu ia menanggalkan jubahnya" Jubah ini digunakan untuk (1) tidur dan (2) pengumpulan makanan dan sedekah. Dalam suatu pengertian, ini adalah simbol iman bahwa ia akan sembuh. (Injil Menurut Petrus: Markus dan I & II Petrus)
· Ini berarti Bartimeus sangat yakin atau percaya kepada kuasa Yesus! Selain itu kita bisa melihat bukti atau alasan kita mengatakan bahwa bartimeus sangat percaya Yesus itu bukan hanya terlihat dari seruannya, bukan hanya terihat dari responnya atau tindakannya, melainkan juga terlihat dari ucapan Yesus sendiri. Perhatikan ayat berikut ini:
· Mark 10:52 - Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
· Penerapan untuk kita: Sudah berapa kali kita mendengar tentang Yesus? 1 kali, 10, 100 atau sudah tak tertehitung? Pertanyaannya adakah kita percaya kepada Yesus sungguh-sungguh? Atau masih ada keraguan, masih ada kecemasan, masih ada kebimbangan? Bartimeus tidak pernah menyaksikan dengan matanya sendiri bagaimana Yesus menolong orang-orang, dia hanya mendengar! Saya rasa kita sudah banyak mendengar tentang Yesus bahkan sudah menjadi saksi mata bagaimana Yesus menolong melepaskan orang-orang yang berada dalam masalah, pergumulan, tantangan dan lain sebagainya. Maka dari itu, mari percayalah pada Yesus. Apapun persoalanmu, apa pun tantanganmu yakinlah bahwa di dalam Yesus ada jalan keluar. Perhatikan ayat berikut ini.
· 1 Kor 10:13 - Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Note: Perhatikan kalimat berikut ini:
·   Michael Djawa Ma’o - Beranilah menghadapi tantang jika hidup kita berpaut pada Tuhan, karena Tuhan tidak akan membiarkan kita berjalan sendiri. Dia ada untuk memberikan pertolongan yang terbaik bagi orang-orang yang berharap kepada-Nya.
·   Jacob Nahuway – Tuhan Yesus tidak berubah dulu, sekarang, dan selamanya. Kalau kemarin Dia menolong kita, hari ini dan besok pun Dia akan terus menolong.

3.    IA TIDAK LUPA BERSYUKUR/BERTERIMA KASIH
· Perlu untuk kita ketahui bahwa memang kata “bersyukur” atau “berterimaksih” tidak terdapat dalam teks perenungan kita, tetapi secara implicit (tersirat) kita bisa katakana ada ucapan syukur atau pun ucapan terima kasih yang dinyatakan oleh Bartimeus lewat tindakannya. Mari kita memperhatikan ayat berikut ini:
· Mark 10:51-52 – (51) Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" (52) Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya
· Setelah Tuhan Yesus mengabulkan permintaan Bartimeus (bisa melihat), ada hal yang menarik terjadi! Bartimeus memilih untuk ‘mengikuti’ Yesus, ada yang mengatakan bahwa Bartimeus ini mengiti Yesus ‘dalam perjalanan’ menandakan bahwa ia bersedia mejadi murid ketika matanya terbuka. Lain lagi mengatakan bahwa Bartimeus memilih mengikuti Yesus karena dia tahu bahwa Yesus labih dari pada pembuat mujizat atau pemberi kesembuhan. Perhatikan komentar berikut ini:
· Romo Hans Handrianto Widjaja Pr - Pada saat ia bertemu Yesus, Yesus menyatakan “Pergi lah, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Saat itu Bartimeus dapat melihat kembali. Tetapi ia tidak pergi mengikut rencananya sendiri, ia malah memilih mengikuti Yesus. Yesus ini lebih daripada memberi kesembuhan, Ia menawarkan keselamatan. Seandainya Bartimeus pergi, mungkin ia menjadi sama dengan banyak orang lain yang disembuhkan oleh Yesus dan tidak disebut kembali dalam Injil. Bartimeus dikenal oleh umat Roma, tempat Markus menulis Injilnya. Artinya ia masih mengikuti Yesus sampai penyaliban, kebangkitan dan kenaikanNya ke surga. Bartimeus adalah orang yang diubah karena imannya. (Have Faith in God)
· Ada yang berkata begini - Bartimeus berseru kepada Yesus karena ia membutuhkan kesembuhan. Tetapi setelah sembuh, ia memilih untuk mengikut Tuhan. Ia mencari sesuatu yang lebih penting daripada pemecahan keadaan sulitnya saat itu. Ia memandang Tuhan lebih dari sekadar pembuat mujizat (Bartimeus dan Orang Muda Yang Kaya)
· Dari sini kita bisa melihat bahwa setelah memperoleh apa yang diharapkannya, Bartimeus kemudian mengikut Yesus. Yesus katakan “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau” tetapi yang dilakukan Bartimeus bukannya pergi tetapi malahan mengikut Yesus dalam perjalanan-Nya.  Mungkin ada yang berpikir bahwa Bartimeus tidak menurut perintah Yesus, disuruh pergi malahan mengikut.  Tetapi paling tidak kita bisa melihat ungkapan syukur Bartimeus yang ditunjukkan dengan kesediaannya mengikuti Yesus.
· Memang bisa saja Bartimeus itu pergi (toh Yesus juga meyuruh dia pergi), tetapi ada kemungkinan yang ada dipikarannya adalah cara terbaik untuk menunjukkan rasa syukur atau terima kasih adalah dengan bersedia mengikuti Yesus. Ada hal menarik lainnya disini, Alkitab secara khusus Injil Lukas menambahkan frase “..sambil memuliaakan Allah” bukankah ini suatu bentuk ucapan syukur atau ucappan terima kasih
· Luk 18:43 - Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah
· Penerapan untuk kita: Sudah berapa kali kita ditolong oleh Tuhan, keluar dari berbagai masalah, bebas dari persoalan, teluput dari bahaya atau bencana, atau mendapat berbagai berkat dari Tuhan. Adakah kita mengucap syukur atau berterima kasih kepada Tuhan! Mengucap syukur atau berterima kasih bukan persoalan membuat pesta, mengucup syukur bukan berbicara tentang berdoa, meskipun semua itu baik (dalam arti tidak salah). Mengucap syukur atau berterima kasih semestinya membuat kita mengikuti dia dam memuliakan Allah dengan cara taat kepada printah-Nya.
· Berapa banyak orang yang setelah mendapat pertolongan Tuhan , keluar dari berbagai masalah, bebas dari persoalan, teluput dari bahaya atau bencana, atau mendapat berbagai berkat dari Tuhan tetapi sayang lupa mengucap syukur. Kalau membuat pesta itu hal yang biasa bagi kita, kalau melakukan doa ucapan syukur itu hal yang lumrah bagi kita, tetapi apakah kita kemudian mengikuti Tuhan dan memuliakan Allah dengan cara taat pada printah Tuhan, setelah itu ataukah tidak?
· Ada satu cerita menarik: Ada seorang yang dibawa malaikat ke Surga, disana ia melihat banyak hal yang tidak ada di bumi ini, melihat hal-hal yang luar biasa, merasakan kemulian dan hadirat Tuhan, suatu saat orang ini diperlihatkan suatu ruangan yang dihuni oleh para malaikat yang pada sibuk kerja, lalu orang ini bertanya kepada maliakat, ruangan apa ini dan apa kerja para malaikat yang super sibuk itu, malaikat menjawab : ini adalah ruangan penampungan dan jawaban doa, bermacam-macam doa yang dipanjatkan umat Tuhan di bumi, ditampung, diproses, dikabulkan dan sebagainya,  lalu mailakat membawa lagi orang ini ke ruangan yang lebih kecil, disini hanya ada beberapa mailakat saja dan tidak terlalu sibuk, biasa-biasa saja bahkan ada yang rada-radanya ngatuk karena tidak ada kerjaan.  Lalu orang ini bertaya lagi kepada malaikat yang membawanya : ruangan apa lagi ini ? berbeda jauh dengan ruangan sebelumnya, malaikat menjawab : ini ruangan penampungan ucapan terima kasih dari bumi.
· Saudara, ada banyak orang yang kurang bahkan lupa mengucap syukur, biarlah kita sebagai orang percaya selalu mengucap syukur yang ditunjukkan melalui kesediaan kita mengikuti Tuhan dan memuliakan Allah dengan cara taat kepada semua perintah Tuhan.

PENUTUP
· Perenungan kita kali ini mengajarkan kita beberapa pelajaran penting yang ditinggalkan Bartimeus, yaitu (1) kita diajarkan untuk selalu berdoa tanpa jemu-jemu. Kita juga diajarkan untuk selalu mencari Tuhan selagi hidup masih Tuhan anugerahkan bagi kita. (2) Kita diajarkan untuk percaya kepada Yesus, jangan biarkan kekuatiran, kebimbangan menguasai hidup kita. (3) Kita juga diajarkan untuk tidak lupa bersyukur atau berterima kasih atas kebaikan Tuhan yang kita rasakan dengan cara mengikuti dan memuliakan nama-Nya melalui ketaatan kita.
· Biarlah semua pelajaran ini dapat kita terapkan dalam hidup kita hari lepas hari, mungkin sekarang ini ada banyak orang yang tidak lagi mau berdoa, mungkin sekarang ini ada banyak orang yang tidak mau lagi atau malas mencari Tuhan, mungkin sekarang ini ada banyak orang yang tidak lagi percaya atau ragu pada kuasa Tuhan, mungkin saat ini ada banyak orang yang enggan atau lupa bersyukur atau berterima kasih kepada Tuhan, mungkin sekarang ini ada banyak orang melakukan semua itu, saya sangat berharap kita bukan diantara orang banyak itu.
· Tuhan memberkati, Soli Deo Gloria



DARIMANA ASAL USUL SANTA CLAUS DAN APA HUBUNGANNYA DENGAN NATAL? BOLEHKAH PERAYAAN NATAL DIISI DENGAN ACARA SANTA CLAUS?

  DARIMANA ASAL USUL SANTA CLAUS DAN APA HUBUNGANNYA DENGAN NATAL? BOLEHKAH PERAYAAN NATAL DIISI DENGAN ACARA SANTA CLAUS? By Pdt. Esra El...