BELAJAR DARI BARTIMEUS
YANG BUTA
Markus 10:46-52
INTRODUCTION
· Perlu untuk kita ketahui bahwa setiap kisah yang
tercatat di dalam Alkitab punya pelajaran penting yang harus kita ketahui,
termasuk kisah tentang Bartimeus ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini, saya
ingin kita belajar dari kisah Bartimeus. Maka, tema yang ingin saya usung pada
kesempatan ini adalah “Berlajar Dari Bartimeus”
· Pertanyaannya adalah siapa itu Bertimeus? dari teks
pembelajaran kita memberikan kita informasi bahwa Bartimeus adalah seorang yang
memiliki keterbatan fisik atau buta (kemungkinan besar Bartimeus ini mengalami
kebutaan sejak lahir), ia berasal dari Yerikho, berprofesi sebagai pengemis, dan
ayahnya bernama Timeus.
· Mark 10:46 - Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho.
Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan
orang banyak yang berbondong-bondong, ada
seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di
pinggir jalan
· Saya tidak tahu dengan pasti apakah nama Bartimeus ini
adalah personal name (nama pribadi) atau sebutan yang disematkan kepadanya.
Sebab dari namanya ini memiliki arti “Son Of Timeus” (Anak/putra dari Timeus),
tetapi intinya disini ia dikenal dengan nama Bartimeus.
· Mungkin karena Bartemeus memiliki keterbatasan fisik
sehingga ia memilih profesi sebagai pengemis dan menggantung hidupnya dari
belas kasihan orang-orang yang lewat disitu. Bisa jadi dengan keterbatasan
fisik serta profesi yang ia tekuni membuat ia sering dipandang remeh oleh
orang-orang yang lewat disitu. Terlepas dari itu semua, pada kesempatan ini
saya ingin mengangkat hal-hal baik yang dilakukan Bartimeus untuk kita pelajari
bersama. Untuk itu mari kita perhatikan satu persatu:
1.
PANTANG MENYERAH
· Mark 10:46-48 – (46) Lalu
tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari
Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang
berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak
Timeus, duduk di pinggir jalan. (47) Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus
orang Nazaret, mulailah ia berseru:
"Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" (48) Banyak orang menegornya
supaya ia diam. Namun semakin keras
ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!
· Ada yang berkata begini - Sebagai orang buta,
Bartimeus, tidaklah mempunyai keleluasan dalam bergerak. Apalagi
kedatangan Yesus di mana-mana selalu menimbulkan banyak kerumunan. Setiap
orang ingin melihatnya. Setiap orang ingin mendekatinya dan melihat apa
yang dikerjakannya, dan mendengar apa yang dikatakannya. Dalam situasi yang
tidak memungkinkan untuk dirinya mendekati Yesus, maka satu-satunya yang bisa
dikerjakan Bartimeus ialah berteriak-teriak. Pasti teriakan Bartimeus
sangat keras dan berulang2 sehingga banyak orang menegurnya dan menyuruhnya
diam. (Bartimeus)
Note: Hal ini senada
dengan apa yang disampaikan oleh seorang teolog khatolik bahwa meskipun ada
tantangan tetapi Bartimeus tidak menggubris itu sebab Bartimeus sangat menginginkan untuk memperoleh
sesuatu dari Yesus, perhatikan komentar berikut ini:
· F.X.
Indrapradja, OFS – “….Bayangkanlah situasi ketika itu. Ingatlah bahwa Yesus
dikelilingi oleh orang banyak yang berbondong-bondong mengiringi-Nya, dan
Bartimeus sedang duduk di pinggir jalan. Tidak mudahlah bagi orang buta ini untuk
berteriak agar suaranya dapat didengar di tengah “hiruk-pikuk” yang terjadi.
Jelas kelihatan bahwa Bartimeus sangat menginginkan untuk memperoleh sesuatu
dari Yesus sehingga dia terus saja berteriak, malah setiap kali semakin keras,
walaupun ditegur oleh orang banyak supaya dia tutup mulut. (Yesus Mencelikkan
Mata Bartemeus Yang Buta)
· Disini kita bisa melihat bahwa Bartimeus adalah pribadi yang
pantang menyerah, memang pada waktu itu ada banya orang
yang menyuruhnya supaya diam, mungkin ada yang menghardiknya,
memarahinya, atau berusaha membungkam dia, namun Bartimeus tidak putus asa. Ia
tetap berseru bahkan Alkitab mencatat bahwa teriakannya semakin keras.
Perhatikan ayat berikut ini:
· Mark 10:48 - Banyak orang menegornya supaya ia
diam. Namun semakin keras ia berseru:
"Anak Daud, kasihanilah aku!
· Akhirnya usahanya
membuahkan hasil, dimana Yesus berkenan menanggapi seruan Bartimus dengan
menyuruh ‘orang’ memanggil Bartimeus. Coba kita perhatikan ayat berikut ini:
· Mark 10:49-50 – (49)
Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah
dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya:
"Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia
memanggil engkau." (50) Lalu ia
menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus
· Ada satu kejadian
yang menarik bahwa ketika Bartimeus tahu bahwa Yesus memanggil dia, tanpa
berpikir panjang ia langsung menanggalkan jubahnya dan segera berdiri dan pergi
mendapatkan Yesus. Hal ini sebenarnya memberikan kita pelajaran bahwa Bartimeus
sangat membutuhkan belas-kasihan Yesus, sehingga tidak mengherankan ketika
usahanya membuahkan hasil (Yesus memanggilnya) ia langsung bertindak ‘agresif’.
Tindakan seperti ini mau menggambarkan kebahagian yang besar yang dirasakan
oleh Bartimeus, karena usahanya membuahkan hasil.
· Yang mejadi penekanan
saya disini adalah meskipun Bartimeus mengalami keterbatasan fisik (buta)
tetapi itu bukan menjadi penghalang untuk berusaha bertemu dengan Yesus agar
bisa mendapatkan belas kasihan Yesus ataupun tepatnya mendapat pertolongan dari
Yesus. Dan kita tahu bersama bahwa usahanya membuahkan hasil!
· Penerapan untuk kita:
Bagi saya dari bagian ini meninggalkan dua pelajaran penting yang harus kita
adopsi dalam hidup kita yaitu;
· Pertama;
Jangan berhenti berdoa/berseru kepada Tuhan. Jika apa yang kita sampaikan
kepada Tuhan tak kunjung dijawab, itu jangan dijadikan alasan untuk kita
berhenti berseru. Pengalaman Bartimeus semestinya kita jadikan pelajaran
penting dalam hal berseru kepada Tuhan. Jika kita perhatikan kisah bangsa
Israel ketika pengalami penindasan di tanah Mesir, mereka pun tidak patah
arang, melainkan terus berseru sampai mereka menerima pertolongan Tuhan.
· Kel
2:23-25 – (23) Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih
mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru,
sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.
(24) Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya
dengan Abraham, Ishak dan Yakub. (25) Maka Allah melihat orang Israel itu, dan
Allah memperhatikan mereka.
· Ini
juga yang diajarkan Yesus melalui perumpamaan tentang hakim yang tak benar,
agar para murid-Nya tidak jemu-jemu untuk berdoa (bdk. Luk 18:1-8). Perhatikan
ayat berikut ini:
· Luk 18:1 - Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk
menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu
· Pada ibadah RT tertanggal 05 Sept 2015 di rumah bpk. Benediktus Mau, Ibu
Pdt Yanti D Willem, S.Th menyampaikan satu kalimat yang menarik, begini
bunyinya: “Ketekunan
di dalam doa akan membuahkan hasil…….tetaplah meminta sampai kita diberi,
tetaplah mencari sampai kita mendapatkan, tetaplah mengetuk sampai pintu
dibukakan….” Yang menjadi penekanan saya disini adalah jangan pernah berhenti
untuk berdoa atau berseru kepada Tuhan.
· Kedua;
Jangan berhenti mencari Tuhan, kita bisa lihat tadi bahwa keterbatasan fisik
dan tantangan tidak mampu menghalangi Bartimeus untuk bisa ‘menemukan’ Yesus.
Ia terus berusaha tanpa kenal kata menyerah. Semestinya ini menjadi pelajaran
bagi kita bahwa teruslah ‘mencari’ Tuhan, keterbatan ataupun tantangan jangan
dijadikan sebagai alasan untuk kita tidak mencari Tuhan. Perhatikanlah ayat
berikut ini:
· Yes
55:6 - Carilah TUHAN selama Ia berkenan
ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat
· Yang
menjadi penekanan disini adalah teruslah mencari Tuhan selagi kesempatan hidup
masih ada pada kita, jangan karena keterbatasan kita, jangan karena tantangan
yang kita alami membuat kita berhenti mencari Tuhan, tirulah Bartimeus.
2.
MEMILIKI KEPERCAYAAN
PADA KUASA YESUS
· Pada bagian ini saya
ingin mengajak kita melihat ‘kepercayaan’ Bartimeus kepada Yesus. Dengan
memperhatikan teks perenungan kita, bukanlah sesuatu yang berlebihan jika kita
katakana bahwa Bartimeus SANGAT percaya
kepada Yesus.
· Pertanyaannya adalah
dari mana kepercayaan ini muncul dalam diri Bartimeus? Saya secara pribadi
percaya bahwa kepercayaan Bartimeus ini muncul karena ia sering mendengar
tentang Yesus, bukankan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma pernah
mengatakan bahwa “iman (kepercayaan) timul karena pendengaran?”.
· Rom 10:17 - Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus
Note: Perhatikan komentar
berikut ini:
· Ribka RT. - Bertimeus adalah
seorang yang buta berarti konsekuensinya dia belum pernah melihat bagaimana
Yesus melakukan mujizad, tentu ia mengetahui kemampuan Yesus melakukan mujizad
lewat cerita orang inilah hal yang menarik dimana lewat cerita orang kemudian
muncul kepercayaan yang kuat dari Bartimeus (Sikap
Pantang Menyerah: Manarik Perhatian Yesus – Pelita Hidup)
· Ribka RT. -
Dorongan yang membuat dia berseru ialah mata rohaninya yang percaya pada Yesus.
Imannya timbul, melalui apa yang telah ia dengar tentang Yesus. Ia telah
mendengar berita tentang Yesus yang sanggup mengadakan tanda-tanda mujizat.
Imannya adalah sangat percaya kepada kuasa Yesus yang sanggup memberikan apa
yang ia butuhkan, yaitu supaya ia dapat melihat, karena itu iapun berseru
sekeras-kerasnya memanggil nama Yesus, supaya terdengar oleh Yesus di
tengah kerumunan orang banyak itu. (Sikap Pantang Menyerah: Manarik Perhatian
Yesus – Pelita Hidup)
· Romo Hans Handrianto Widjaja
Pr - Bartimeus adalah pengemis di kota Yerikho. Yerikho adalah
kota yang indah dan nyaman di lembah Yordan yang subur. Bartimeus yang mengemis
di gerbang kota, pasti banyak mendengar tentang Yesus, dari cerita-cerita orang
yang datang dari Yerusalem. Pasti ia juga mendengar bahwa Yesus pernah
menyembuhkan orang buta. Ia percaya bahwa Yesus dapat memelekkan dia. Bartimeus
penuh harap akan kesembuhannya. (Have Faith in God)
· Ini
berarti apa yang Bartimeus dengar tentang Yesus, ia yakini betul bahwa itu
adalah kebenaran sehingga ia sangat mempercayainya. Bukti dari keprcayaannya
terlihat jelas dari seruannya kepada Yesus.
· Mark 10:47-48 - (47)
Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud,
kasihanilah aku!" (48) Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun
semakin keras ia berseru: "Anak
Daud, kasihanilah aku!
· Ada
yang berkata begini - Dikatakan “ketika didengarnya bahwa itu adalah Yesus
orang Nazaret, mulailah ia berseru “Yesus anak Daud” orang banyak
hanya mengenal Yesus sebagai orang Nazaret karena memang Ia berasal dari
Nazaret, tetapi bagi Bartimeus, Yesus adalah anak Daud, artinya Bartimeus lebih
mengenal Yesus melebihi orang banyak, selain ia tahu Yesus memang berasal
Nazaret, ia tahu juga Yesus adalah anak Daud, Bartimeus lebih mengenal Yesus
secara khusus, sampai ke keluarga-Nya, dimana orang lain cuma mengetahui Yesus
secara umum saja (Belajar Dari Bartimeus)
· Felix Baghi SVD - Pengakuan ini
tidak lahir dari tradisi, atau merupakan warisan. Ia adalah hasil dari revelasi
(wahyu) hidupnya yang membaur dengan keterbukaan dari diri yang terbatas.
Tampaknya pengakuan seperti ini juga tidak didasarkan pada kanon-kanon agama,
atau pada ritus dan ibadat yang diajarkan sebuah tradisi. Imannya bertumbuh
dari revelasi (wahyu) hidupnya di jalan dan menyatu dengan bumi. Tidaklah
mengherankan, ada yang melihat bahwa seruan semacam ini adalah credo dan mazmur
yang datang dari jiwa yang tulus dan luhur. (Belajar Dari Bartimeus si Pengemis
Buta di Pinggir Jalan)
· Ini berarti Bartimeus
tahu betul nubutan tentang kedatangan seorang Juruselamat dari keturunan Daud,
dan Yesus-lah penggenapan nubuat itu, sehingga ia berani memanggil Yesus dengan
sebutuan “anak Daud’
· Selain itu kita juga
bisa melihat bukti iman dari Bartimeus adalah dari responnya terhadap
pemanggilan Yesus. Dimana ia “meninggalkan jubahnya dan segera berdiri dan
pergi mendapatkan Yesus” (bdk. Mark 10:50).
· Alkitab mengatakan
bahwa Bartimeus melepaskan jubahnya, miliknya
yang paling berharga sebagai pengemis (jubah itu alas duduk untuk mengemis dan
pelindung dingin pada waktu malam). Pertanyaannya mengapa Bartimeus harus
menanggalkan jubahnya? Ada kemungkinan karena jubah itu memperlambat dia
bertemu Yesus.
Note:
Tetapi ada pendapat yang mengatakan begini:
· Ada yang berkata begini – Perhatikanlah juga tanggapan Bartimeus ketika Yesus menyuruh
orang memanggilnya. Dia menanggalkan jubahnya, lalu segera berdiri dan pergi
kepada Yesus (Mrk 10:50). Arti jubah penting bagi seorang pengemis. Biasanya si
pengemis menggelar jubahnya di atas tanah dan dia duduk di atasnya ketika
meminta-minta sedekah dari orang-orang yang lewat. Orang-orang yang lewat akan
melemparkan kepingan uang logam dan/atau makanan ke atas jubah yang digelar
itu. Jubah juga mempunyai arti sangat penting bagi orang miskin, karena
menanggalkan jubah atau mantel berarti meninggalkan segalanya.
Note: Mari kita baca ayat berikut ini:
· Kel 22:25-27 - Jika
engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di
antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap
dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya. Jika engkau sampai mengambil
jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya kepadanya
sebelum matahari terbenam, sebab hanya itu saja penutup tubuhnya, itulah
pemalut kulitnya – pakai apakah ia pergi tidur? Maka apabila ia berseru-seru
kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih.”
Note:
Ini berarti jubah itu penting bagi orang miskin termasuk di dalamnya adalah
Bartimeus. Dengan demikian ketika Bartimeus meninggalkan jubah, bisa kita
katakan bahwa Bartimeus tidak takut kehilangan apa yang dianggap berharga bagi
dirinya. Apa alasannya? Mungkin apa yang disampaikan oleh teolog Khatolik ini
ada benarnya.
· F.X.
Indrapradja, OFS – “….dengan
menanggalkan jubahnya Bartimeus menunjukkan bahwa dirinya tidak merasa ragu
sedikit pun bahwa Yesus akan melakukan apa yang dimohonkannya, paling sedikit
ia tidak merasa khawatir Yesus akan mengatakan “tidak” terhadap permintaannya.
Dapat saya katakan di sini bahwa bahwa Bartimeus mempunyai keyakinan bahwa
Yesus mengasihi-Nya. Seperti seorang anak, dia bertindak dengan “agresif”,
yakin akan kasih Yesus kepadanya itu. (Yesus Mencelikkan Mata Bartemeus Yang Buta)
Note: Perhatikan juga komentar
berikut ini
· Bob
Utlay - "lalu ia menanggalkan jubahnya" Jubah ini digunakan untuk (1) tidur dan (2) pengumpulan
makanan dan sedekah. Dalam suatu pengertian, ini adalah simbol iman bahwa ia
akan sembuh. (Injil Menurut Petrus: Markus dan I & II Petrus)
· Ini
berarti Bartimeus sangat yakin atau percaya kepada kuasa Yesus! Selain itu kita
bisa melihat bukti atau alasan kita mengatakan bahwa bartimeus sangat percaya
Yesus itu bukan hanya terlihat dari seruannya, bukan hanya terihat dari
responnya atau tindakannya, melainkan juga terlihat dari ucapan Yesus sendiri.
Perhatikan ayat berikut ini:
· Mark
10:52 - Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga
melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
· Penerapan untuk kita:
Sudah berapa kali kita mendengar tentang Yesus? 1 kali, 10, 100 atau sudah tak
tertehitung? Pertanyaannya adakah kita percaya kepada Yesus sungguh-sungguh?
Atau masih ada keraguan, masih ada kecemasan, masih ada kebimbangan? Bartimeus
tidak pernah menyaksikan dengan matanya sendiri bagaimana Yesus menolong
orang-orang, dia hanya mendengar! Saya rasa kita sudah banyak mendengar tentang
Yesus bahkan sudah menjadi saksi mata bagaimana Yesus menolong melepaskan
orang-orang yang berada dalam masalah, pergumulan, tantangan dan lain
sebagainya. Maka dari itu, mari percayalah pada Yesus. Apapun persoalanmu, apa
pun tantanganmu yakinlah bahwa di dalam Yesus ada jalan keluar. Perhatikan ayat
berikut ini.
· 1
Kor 10:13 - Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan
biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu
Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan
kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Note: Perhatikan kalimat
berikut ini:
· Michael Djawa Ma’o
- Beranilah
menghadapi tantang jika hidup kita berpaut pada Tuhan, karena Tuhan tidak akan
membiarkan kita berjalan sendiri. Dia ada untuk memberikan pertolongan yang
terbaik bagi orang-orang yang berharap kepada-Nya.
·
Jacob Nahuway – Tuhan Yesus tidak
berubah dulu, sekarang, dan selamanya. Kalau kemarin Dia menolong kita, hari
ini dan besok pun Dia akan terus menolong.
3.
IA TIDAK LUPA
BERSYUKUR/BERTERIMA KASIH
· Perlu untuk kita
ketahui bahwa memang kata “bersyukur” atau “berterimaksih” tidak terdapat dalam
teks perenungan kita, tetapi secara implicit (tersirat) kita bisa katakana ada
ucapan syukur atau pun ucapan terima kasih yang dinyatakan oleh Bartimeus lewat
tindakannya. Mari kita memperhatikan ayat berikut ini:
· Mark 10:51-52 – (51) Tanya
Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"
Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" (52) Lalu
kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!"
Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu
ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya
· Setelah Tuhan Yesus
mengabulkan permintaan Bartimeus (bisa melihat), ada hal yang menarik terjadi!
Bartimeus memilih untuk ‘mengikuti’ Yesus, ada yang mengatakan bahwa Bartimeus
ini mengiti Yesus ‘dalam perjalanan’ menandakan bahwa ia bersedia mejadi murid
ketika matanya terbuka. Lain lagi mengatakan bahwa Bartimeus memilih mengikuti
Yesus karena dia tahu bahwa Yesus labih dari pada pembuat mujizat atau pemberi
kesembuhan. Perhatikan komentar berikut ini:
· Romo Hans Handrianto
Widjaja Pr - Pada saat ia bertemu
Yesus, Yesus menyatakan “Pergi lah, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Saat
itu Bartimeus dapat melihat kembali. Tetapi ia tidak pergi mengikut rencananya
sendiri, ia malah memilih mengikuti Yesus. Yesus ini lebih daripada memberi
kesembuhan, Ia menawarkan keselamatan. Seandainya
Bartimeus pergi, mungkin ia menjadi sama dengan banyak orang lain yang
disembuhkan oleh Yesus dan tidak disebut kembali dalam Injil. Bartimeus dikenal
oleh umat Roma, tempat Markus menulis Injilnya. Artinya ia masih mengikuti
Yesus sampai penyaliban, kebangkitan dan kenaikanNya ke surga. Bartimeus adalah
orang yang diubah karena imannya. (Have Faith in God)
· Ada
yang berkata begini - Bartimeus
berseru kepada Yesus karena ia membutuhkan kesembuhan. Tetapi setelah sembuh,
ia memilih untuk mengikut Tuhan. Ia mencari sesuatu yang lebih penting daripada
pemecahan keadaan sulitnya saat itu. Ia memandang Tuhan lebih dari sekadar
pembuat mujizat (Bartimeus dan Orang Muda Yang Kaya)
· Dari sini kita bisa melihat
bahwa setelah memperoleh apa yang diharapkannya, Bartimeus kemudian mengikut
Yesus. Yesus katakan “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau” tetapi yang
dilakukan Bartimeus bukannya pergi tetapi malahan mengikut Yesus dalam
perjalanan-Nya. Mungkin ada yang berpikir bahwa Bartimeus tidak menurut
perintah Yesus, disuruh pergi malahan mengikut. Tetapi paling tidak kita
bisa melihat ungkapan syukur Bartimeus yang ditunjukkan dengan kesediaannya
mengikuti Yesus.
· Memang bisa saja Bartimeus itu
pergi (toh Yesus juga meyuruh dia pergi), tetapi ada kemungkinan yang ada
dipikarannya adalah cara terbaik untuk menunjukkan rasa syukur atau terima
kasih adalah dengan bersedia mengikuti Yesus. Ada hal menarik lainnya disini,
Alkitab secara khusus Injil Lukas menambahkan frase “..sambil memuliaakan
Allah” bukankah ini suatu bentuk ucapan syukur atau ucappan terima kasih
· Luk 18:43 - Dan
seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti
Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan
memuji-muji Allah
· Penerapan untuk kita: Sudah berapa kali kita
ditolong oleh Tuhan, keluar dari berbagai masalah, bebas dari persoalan,
teluput dari bahaya atau bencana, atau mendapat berbagai berkat dari Tuhan.
Adakah kita mengucap syukur atau berterima kasih kepada Tuhan! Mengucap syukur
atau berterima kasih bukan persoalan membuat pesta, mengucup syukur bukan
berbicara tentang berdoa, meskipun semua itu baik (dalam arti tidak salah).
Mengucap syukur atau berterima kasih semestinya membuat kita mengikuti dia dam
memuliakan Allah dengan cara taat kepada printah-Nya.
· Berapa banyak orang
yang setelah mendapat pertolongan Tuhan , keluar dari berbagai masalah, bebas dari
persoalan, teluput dari bahaya atau bencana, atau mendapat berbagai berkat dari
Tuhan tetapi sayang lupa mengucap syukur. Kalau membuat pesta itu hal yang
biasa bagi kita, kalau melakukan doa ucapan syukur itu hal yang lumrah bagi
kita, tetapi apakah kita kemudian mengikuti Tuhan dan memuliakan Allah dengan
cara taat pada printah Tuhan, setelah itu ataukah tidak?
· Ada satu cerita menarik: Ada seorang yang dibawa
malaikat ke Surga, disana ia melihat banyak hal yang tidak ada di bumi ini,
melihat hal-hal yang luar biasa, merasakan kemulian dan hadirat Tuhan, suatu
saat orang ini diperlihatkan suatu ruangan yang dihuni oleh para malaikat yang
pada sibuk kerja, lalu orang ini bertanya kepada maliakat, ruangan apa ini dan
apa kerja para malaikat yang super sibuk itu, malaikat menjawab : ini adalah
ruangan penampungan dan jawaban doa, bermacam-macam doa yang dipanjatkan umat
Tuhan di bumi, ditampung, diproses, dikabulkan dan sebagainya, lalu
mailakat membawa lagi orang ini ke ruangan yang lebih kecil, disini hanya ada
beberapa mailakat saja dan tidak terlalu sibuk, biasa-biasa saja bahkan ada
yang rada-radanya ngatuk karena tidak ada kerjaan. Lalu orang ini bertaya
lagi kepada malaikat yang membawanya : ruangan apa lagi ini ? berbeda jauh
dengan ruangan sebelumnya, malaikat menjawab : ini ruangan penampungan ucapan
terima kasih dari bumi.
· Saudara, ada banyak orang yang
kurang bahkan lupa mengucap syukur, biarlah kita sebagai orang percaya selalu
mengucap syukur yang ditunjukkan melalui kesediaan kita mengikuti Tuhan dan
memuliakan Allah dengan cara taat kepada semua perintah Tuhan.
PENUTUP
· Perenungan kita kali
ini mengajarkan kita beberapa pelajaran penting yang ditinggalkan Bartimeus,
yaitu (1) kita diajarkan untuk selalu berdoa tanpa jemu-jemu. Kita juga
diajarkan untuk selalu mencari Tuhan selagi hidup masih Tuhan anugerahkan bagi
kita. (2) Kita diajarkan untuk percaya kepada Yesus, jangan biarkan kekuatiran,
kebimbangan menguasai hidup kita. (3) Kita juga diajarkan untuk tidak lupa
bersyukur atau berterima kasih atas kebaikan Tuhan yang kita rasakan dengan
cara mengikuti dan memuliakan nama-Nya melalui ketaatan kita.
· Biarlah semua pelajaran
ini dapat kita terapkan dalam hidup kita hari lepas hari, mungkin sekarang ini
ada banyak orang yang tidak lagi mau berdoa, mungkin sekarang ini ada banyak
orang yang tidak mau lagi atau malas mencari Tuhan, mungkin sekarang ini ada
banyak orang yang tidak lagi percaya atau ragu pada kuasa Tuhan, mungkin saat
ini ada banyak orang yang enggan atau lupa bersyukur atau berterima kasih
kepada Tuhan, mungkin sekarang ini ada banyak orang melakukan semua itu, saya
sangat berharap kita bukan diantara orang banyak itu.
· Tuhan memberkati,
Soli Deo Gloria