Selasa, 04 Desember 2018

Renungan: Pemimpin Yang Berani


PEMIMPIN YANG BERANI: EKSPOSISI HAKIM DEBORA
Hakim-Hakim 4’5
By. Michael Djawa Ma’o
(Perkantas Alor, 20 Oktober 2018)

INTRODUCTION
·   Pada tempat yang pertama saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Badan Pengrus PALKA yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyampaikan Firman Tuhan pada kesempatan ini.

·   Perlu untuk digaris bawahi bahwa saya ada di posisi ini (menjadi pembicara) bukan karena saya lebih hebat atau bukan karena saya lebih baik dari rekan-rekan semua (Bisa jadi, di antara rekan-rekan ada yang jauh lebih hebat ataupun jauh lebih baik dari saya). Tetapi saya ada di posisi ini (menjadi pembicara) karena ‘kesempatan’. Oleh karena itu ijinkan saya pada ‘kesempatan’ ini untuk berbagi kebenaran Firman Tuhan.

·   Tema yang diberikan kepada saya oleh Badan Pengurus PALKA adalah “Pemimpin Yang Berani: Eksposisi Hakim Debora”. Berdasarkan tema ini ada beberapa hal penting yang ingin saya bagikan buat rekan-rekan semua pada malam hari ini, mari kita perhatikan satu persatu:

1.   GAMBARAN UMUM MENYAKUT KEADAAN BANGSA ISRAEL
·   Setelah Yosua mati, bangsa Israel seperti anak ayam kehilangan induk; mereka tidak punya pemimpin yang bisa menjadi panutan. Bahkan dikatakan bahwa generasi Israel selanjutnya hidup ‘menghianati’ Tuhan yang sesungguhnya telah membawa mereka masuk dalam Tanah Perjanjian (Kanaan) dan tentunya hal ini ‘menyakiti’ hati Tuhan. Perhatikan ayat berikut ini

·   Hak 2:11-12 – (11)  Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal. (12)  Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati TUHAN.
 
·   Perlu untuk kita ketahui bahwa sesembahan Orang Israel pada waktu itu adalah Baal dan Asytoret.

·   Hak 2:13 - Demikianlah mereka meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada Baal dan para Asytoret. 

·   Baal adalah dewa tertinggi yang disembah di Kanaan, secara umum Baal dipercaya sebagai dewa kesumburan, menurut mitologi Kanaan, Baal ialah anak laki-laki dari El, dewa tertinggi dengan dewi laut yang bernama Asyera. Sedangkan Asytoret adalah Istri (ada juga yang menyebut sebagai saudari) dari Baal, Asytoret juga dipercaya sebagai dewi kesuburan, selain itu Asytoret juga dipercaya sebagai dewi cinta (Asmara), dan juga dewi perang.

·   Melihat keadaan spiritual bangsa Israel yang ‘mengenaskan’ ini Allah kemudian membangkitkan atau mengangkat Hakim-Hakim untuk memimpin dan memerintah bangsa Israel agar mereka bisa kembali kepada ‘pola’ penyembahan yang benar.  Hakim yang pertama dipakai Tuhan adalah Otniel, Ehud, dan Samgar.  Meski berganti-ganti hakim, orang Israel selalu melakukan kejahatan di mata Tuhan, termasuk generasi di mana Debora dipilih Tuhan untuk menjadi hakim.  Orang Israel tetap saja tidak berubah sehingga Tuhan pun menghajar mereka dengan menyerahkannya ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan. Perhatikan ayat berikut ini:

·   Hak 4: 2-3 – (2) Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim. (3)........... Sisera mempunyai sembilan ratus kereta besi dan dua puluh tahun lamanya ia menindas orang Israel dengan keras.

·   Dari sini kita bisa melihat bahwa secara spiritual bangsa Israel mengalami ‘kemunduran’ (berapaling dari Allah yang sepatutnya mereka sembah) tidak hanya itu secara sosial-politik meraka berada dalam keadaan ‘terjajah’ akibat dari perbuatan mereka.

·   Di sini ada pelajaran yang sangat menarik yaitu “ketika bangsa Israel tidak lagi setia kepada Allah yang benar, Allah kemudian ‘menyerahkan’ mereka ke dalam tangan penjajah”. Saya berpikir bahwa hidup dalam keadaan terjajah adalah hidup yang tidak mengenakkan atau bisa dikatakan hidup yang mengenaskan. Perhatikan ayat berikut ini:

·   Kel 2:23-24 – (23)  Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah. (24)  Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.

·   Konteks ayat ini berbicara tentang pasca kematian Raja Mesir yang mengenal Yusuf. Maka,  bangkitlah raja Mesir yang beru yang tidak mengenal Yusuf dan selanjutnya raja baru itu kemudian menjadikan orang Israel sebagai budak di Mesir. Satu hal yang mestinya kita ingat dalam konteks ini adalah ‘penjajahan’ dan ‘perbudakan’ ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan sama-sama hidup dalam keadaan menderita sehingga tidak heran bangsa Israel sangat mengeluh dengan situasi atau kondisi waktu itu, mereka kemudian berseru-seru bahkan dikatakan mereka teriak dan juga mereka mengerang. Ini adalah gambaran seseorang atau satu bangsa yang berada dalam posisi terjajah (diperbudak).

·   Kita kembali pada konteks pembahasan kita bahwa “ketika bangsa Israel tidak lagi setia kepada Allah yang benar, Allah kemudian ‘menyerahkan’ mereka ke dalam tangan penjajah”. Kita bisa katakan di sini bahwa “ketidak setiaan kepada Allah, bisa ‘melahirkan’ keadaan terpuruk atau bisa ‘mendatangkan’ malapetaka”. Banyak fakta, tentang hal ini, baik yang ada tercatat di dalam Alkitab maupun di dalam peradaban kehidupan manusia “

·   Oleh karena itu jangan coba-coba berpaling dari Allah yang benar atau jangan coba-coba tidak setia lagi kepada Allah karena konsekuensi dari itu, kita bisa jatuh dalam keadaan terpuruk atau bisa ada malapeta yang menimpa kita.

·   Pertanyaan untuk kita renungkan bersama adalah maukah kita berpaling dari Allah yang benar? Maukah kita tidak setia kepada Allah. Saya rasa hanya orang tidak waras sajalah yang menjawab Mau!

·   Itulah sedikit gambaran tentang bangsa Israel pada masa itu. Mari kita perhatikan bagian kedua.

2.   TAMPILNYA HAKIM DEBORA
·   Pada poin pertama sudah saya katakan tadi bahwa secara Spiritual bangsa Israel tidak lagi setia kepada Allah yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir menujuh tanah perjanjian. Akibat dari itu, Allah kemudian meyerahkan mereka ke tangan penjajah. Perhatikan ayat berikut.

·   Hak 1:1-2 – (1)  Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN. (2)  Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim.

·   Perlu untuk diketahui bahwa dalam kondisi ini bangsa Israel tidak mempu melawan Kanaan karena Kanaan memiliki pasukan perang yang cukup tangguh nama panglima perang Kanaan adalah Sisera, perhatikan ayat berikut ini:

·   Hak 4:1- (1)  Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN. (2)  Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim. (3)  ............ Sisera mempunyai sembilan ratus kereta besi.....”

·   Ada yang mengatakan bahwa jika di samakan dengan konteks sekarang maka Sisera mempunyai 900 Tank atau Panzer yang canggih (red. Kenderaan tempur lapis baja). Tentu keadaaan ini menyulitkan bangsa Israel untuk menumbangkan Raja Kanaan, ahkirnya mereka terus hidup dalam keadaan terjajah. Sekali lagi ingin saya tegaskan bahwa hidup dalam keadaan terjajah adalah hidup yang penuh dengan penderitaan. Dan Penderitaan itu berlangsung selama kurung waktu 20 tahun.

·   Hak 4:3 – “...... dua puluh tahun lamanya ia (bangsa Kanaan) menindas orang Israel dengan keras.

·   Dapat dipastikan bahwa bangsa Israel sudah tidak mampu atau tidak sanggup berada dalam keadaan terjajah! Maka dari itu mereka berseru kepada Tuhan dengan harapan bahwa Tuhan dapat melepaskan mereka. Perhatikan ayat ini:

·   Hak 4:3 - Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, sebab Sisera mempunyai sembilan ratus kereta besi dan dua puluh tahun lamanya ia menindas orang Israel dengan keras.

·   Inilah kebiasaan bangsa Israel! Ketika dalam situasi aman atau nyaman mereka mulai meninggalkan Allah mereka, tetapi ketika ada masalah atau ketika berada dalam penderitaan, mereka kemudian kembali berseru atau memohon kepada Allah yang tadinya telah mereka tinggalkan. Tidak bisa kita pungkiri bahwa gambaran keadaan Israel ini adalah gambaran kebanyakkan manusia pada umumnya. Ketika situasi aman manusia dapat dengan mudah melupakan atau bahkan meninggalkan Tuhannya, tetapi dalam keadaan sulit atau berada dalam masalah ataupun penderitaan mereka kemudian datang kepada Tuhan, dan memohon pertolongan kepada Allah.

·   Ev. Thomy J. Matakupan  - Karena jadi liar, Tuhan menghajar Israel dengan mengirim bangsa lain untuk menyerang, menjajah, mengintimidasi, menekan dan menaklukkan mereka. Akibatnya, mereka dengan hati terdalam berseru minta pertolonganNya. Allah mendengar lalu membangkitkan hakim baru yang akan memegang tampuk kepemimpinan. Maka suasana jadi aman dan teratur. Tanpa hakim, pola lama mulai lagi. Mereka mengabaikan, meninggalkan dan hidup tanpa Dia. Akibatnya, peristiwa tak mengenakkan terulang kembali. Demikian seterusnya. (Dinamika Iman Barak & Debora)

·   Alkitab dengan jelas mencatat nama Debora istri Lapidot seorang nabiah sekaligus sebagai Hakim atas Israel yang menjadi sorotan pembelajaran kita kali ini. Perhatikan ayat berikut ini:
·   Hak 4:4 – Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel.

·   Perlu untuk kita ketahui bahwa data menyangkut biorgafi Debora terbilang sangat minim, Kalau kita memeriksa Alkitab nama Debora pun disebut HANYA sebanyak lima kali dan kesemuanya dalam kitab Hakim-Hakim. Selain itu, kitab Hakim-Hakim juga tidak memberikan keterangan kepada kita menyangkut asal usul ataupun masa kecil Debora (seperti apakah Dia pada masa kecilnya). Alkitab hanya memberikan kita data bahwa Debora memiliki seorang suami yang bernama Lapidot, selain itu Alkitab juga mengatakan bahwa Debora adalah seorang nabiah dan juga sekaligus menjadi seorang Hakim. Tetapi data yang minim bukan menjadi suatu penghalang atau suatu penghambat bagi kita untuk belajar dari Debora. Terlepas dari itu, saya sangat yakin bahwa Debora ‘ditampilkan’ Tuhan untuk menjadi ‘juruselamat’ bagi bangsa Israel dan juga saya sangat yakin bahwa Debora memang dipersiapkan oleh Tuhan untuk menjadi jawaban doa bangsa Israel meskipun dia hanyalah seorang Perempuan. Perhatikan pendapat berikut ini:

·   Samgar Theophilus - Debora hidup pada masa sejarah Israel yang tragis. Kerohanian mengalami keterpurukan. Standar perilakunya anarki. Pada masa itu, bangsa ini ditekan dan ditindas oleh penguasa Kanaan (Hak. 4: 1-3). Penindasan terhadap orang Israel secara langsung dihubungkan dengan kebusukan rohani yang telah menghancurkan bangsa itu. Kemudian Allah mengangkat Debora menjadi hakim untuk memimpin dan membebaskan bangsa Israel dari penindasan bangsa asing. (Kehidupan yang Memberikan Inspirasi: Debora)

·   Ada pelajaran menarik di sini bahwa ‘menjadikan seseorang sebagai pemimpin adalah hak prerogatif Tuhan dan dengan cara Tuhan sendiri. Hak ini, tidak bisa diinterfensi oleh satu kuasa atau kekuatan manapun. Terbukti Meskipun Debora hanyalah seorang perempuan tetapi Allah menghadirkannya sebagai seorang pemimpin di tanah yang menjunjung tinggi budaya paternalisatik atau patriakh. Yang hendak saya tekankan di sini adalah siapapun orangnya (entah dia perempuan ataupun laki-laki, dari mana asal keluarganya), jika Tuhan menghendaki ia menjadi pemimpin maka jadilah dia pemimpin dan sebaliknya, jika Tuhan tidak menghendaki dia menjadi pemimpin. Apapun cara yang akan dia tempuh untuk menjadi pemimpin tidak akan berhasil jadi pemimpin. Konsekuensi logisnya, saya dan saudara bisa jadi pemimpin jika memang Tuhan menghendakinya, ada amin!’

·   Menjalankan peran sebagai Hakim pada waktu itu bukanlah pekerjaan mudah, apalagi Debora adalah seorang Perempuan yang menjadi hakim dalam budaya paternalistik atau patriakh. Tetapi Alkitab mencatat bahwa tugas itu dilakukan dengan baik. Perhatikan ayat berikut ini:

·   Hak 4:4-5 – (4) Pada waktu itu Debora…....memerintah sebagai hakim atas orang Israel. (5)  Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya.

·   Ev. Thomy J. Matakupan  - Hakim ialah orang yang dipanggil oleh Tuhan untuk menyatakan dan menegakkan hukumNya. Maka seluruh rakyat harus tunduk melaksanakan perintahnya. Sehari-hari atau ketika ada perdebatan, perselisihan dan perbedaan pandangan, mereka harus bertemu lalu bertanya padanya. (Dinamika Iman Barak & Debora)

·   Tugas Hakim zaman sekarang hanya mengurusi masalah hukum untuk memutuskan suatu perkara. Namun, para Hakim pada zaman lampau memiliki tugas yang jauh lebih luas dari pada itu, di antaranya adalah seorang Hakim harus mampu menyelamatkan orang Israel secara militer dari tangan para penindas mereka. Perhatikan beberapa ayat berikut ini:

·   Hak 2:16’18(16) Maka TUHAN membangkitkan hakim-hakim, yang menyelamatkan mereka dari tangan perampok itu. (18)  Setiap kali apabila TUHAN membangkitkan seorang hakim bagi mereka, maka TUHAN menyertai hakim itu dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh mereka selama hakim itu hidup; sebab TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka.

·   Hak 3:10 - Roh TUHAN menghinggapi dia dan ia menghakimi orang Israel. Ia maju berperang, lalu TUHAN menyerahkan Kusyan-Risyataim, raja Aram, ke dalam tangannya, sehingga ia mengalahkan Kusyan-Risyataim.

·   Setelah situasi aman dan orang Israel bebas dari musuh, Hakim tidak kehilangan fungsinya, dengan kata lain Hakim tetap berfungsi sebagai pemimpin (10:2, 3; 12:7; 12:11, 13; 15:20; 16:31).  

·   Hak 10:2 (2) dan ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel dua puluh tiga tahun lamanya; kemudian matilah ia, lalu dikuburkan di Samir. (3)  Sesudah dia, bangkitlah Yair, orang Gilead, yang memerintah sebagai hakim atas orang Israel dua puluh dua tahun lamanya. (Bdk. Hak 12:11’13; 15:20; 16:31)

·   Ada yang mengatakan bahwa dalam konteks kuno tidak terlalu membedakan antara aspek legislatif, eksekutif, dan yudikatif, dalam Artian bahwa tugas itu bisa dimainkan oleh seorang Hakim”
 
·   Berarti pekerjaan seorang Hakim adalah pekerjaan yang cukup berat, tetapi sekali lagi saya tegaskan bahwa pekerjaan itu sanggup dimainkan oleh Debora yang adalah seorang perempuan dengan sangat baik, hal itu terbukti pasca penundukan Yabin Raja Kanaan, Israel hidup dengan aman selama 40 tahun. Perhatikan ayat berikut ini:

·   Hak 5:31 - Demikianlah akan binasa segala musuh-Mu, ya TUHAN! Tetapi orang yang mengasihi-Nya bagaikan matahari terbit dalam kemegahannya. Lalu amanlah negeri itu empat puluh tahun lamanya.

·   Dari sini kita bisa melihat bahwa Debora adalah sosok pemimpin yang bertanggung jawab dalam menjalankan tugas sebagai hakim yang dipercayakan kepadanya, ini mestinya menjadi pelajara berharga bagi kita semua agar mampu bertanggung jawab atas tugas atau pekerjaan yang telah diberikan kepada kita (apapun itu). Kiranya ayat ini bisa menjadi penyemangat kita dalam menjalankan tugas yang diberikan.

·   Pkh 9:10 - Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.

3.   HAKIM DEBORA DAN BARAK
·   Ketika kita membahas tentang Debora maka sangat sulit jika kita menghindari pembahasan tentang Barak karena bagi saya jika menghilangkan Barak dalam pembahasan ini maka kita tidak bisa melihat gambaran utuh menyangkut kepemimpinan seorang perempuan yang bernama Debora. Kita sudah mengetahi bahwa Debora adalah seorang hakim! Pertanyaannya Siapa itu orang yang bernama Barak? Perlu untuk kita ketahui bahwa Alkitab tidak berbicara tetang identitas Barak lebih jauh (red. Dalam), Hanya dikatakan bahwa Hakim Debora memanggil Barak bin Abinoam dari kadesh di daerah Naftali, untuk berperang melawan Yabin Raja Kanaan beserta antek-anteknya.

·   Hak 4:6’7 – (6)  Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: "Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau, (7)  dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu."

·   Sebagian penafsir sepakat bahwa Barak adalah seorang jendral tentara atau bisa kita katakan bahwa Barak adalah panglima militer pada waktu itu. Sehingga tidak heran untuk urusan ‘pertempuran’ Debora harus melibatkan Barak. 

·   Ini luar biasa bagi saya karena Debora tahu menempatkan diri! Dia tidak mau menjadi yang superior. Maksud saya adalah Debora tahu yang harus di depan dalam pertempuran itu semestinya panglima militer yaitu Barak. Selain itu yang harus digaris bawahi adalah ini merupakan perintah Tuhan lewat Debora yang sesungguhnya juga merupakan seorang nabiah. Tetapi apa yang terjadi, jawaban Barak adalah jawaban yang tidak diharapkan oleh Debora sang nabiah sekaligus merupakan sang Hakim pada waktu itu. Perhatikan ini.

·   Hak 4:6-8 – (6) Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: "Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau, (7)  dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu." (8)  Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun tidak maju."

·   Ada anggapan yang muncul bahwa apa yang dilakukan Barak adalah tindakan terpuji dengan kata lain Barak tidak minder kalau harus dipimpin oleh Debora, seperti pendapat di bawah ini:

·   Samgar Theophilus - Alkitab mencatat Barak tidak ingin maju sendiri malah meminta Debora untuk menyertainya berperang (ayat 8). Yang menariknya, kita melihat tidak ada kesan Barak malu atau minder, bahwa dia harus dipimpin oleh Debora. Penyertaan Allah di dalam diri Debora yang membuat Barak bersikap jujur. Rasa percaya diri Barak tumbuh ketika seorang perempuan bernama Debora mendampingi dia terjun ke medan perang. (Kehidupan yang Memberikan Inspirasi: Debora)

·   Saya tidak sependapat, bagi saya apa yang dilakukan Barak sebagai panglima militer tidaklah tepat! Semestinya dia mengikuti apa yang dikatakan oleh Debora. Jadi maksud saya ada kemungkinan Barak takut melihat keperkasaan Yabin dan antek-anteknya. Perhatikan komenar berikut ini:

·   Benni Maklianto - Menurut laporan kitab Hakim-hakim ini, sebenarnya Barak merasa takut. Ia tidak percaya kepada janji Tuhan, lalu dijawabnya, bahwa ia baru berangkat, kalau Debora ikut serta. (Debora)

·   ArtikelDebora memerintahkan Barak, pemimpin prajurit di Israel, untuk menyerang Sisera, panglima tentara musuh yang melawan Israel. Barak takut untuk maju berperang dan mendesak Debora untuk ikut serta dengannya........ (Debora - Wanita Dalam Alkitab)

·   Ev. Thomy J. Matakupan  - Barak berarti memberi cahaya (lightening) dan juga mempunyai pengertian sesuai peranannya sebagai pemimpin Israel. Tapi imannya cenderung ragu atau plin-plan. (Dinamika Iman Barak & Debora)

·   Tetapi ada hal yang luar biasa bahwa hakim Debora tidak marah terhadap panglima Militer Barak dengan kata lain hakim Debora mengambil tanggung jawab itu, hanya saja ada peringatan yang hakim Debora sampaikan kepada Barak. Perhatikan ayat berikut ini:

·   Hak 4:9 - Kata Debora: "Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan." Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesh.

Note: Perempuan yang dimaksud adalah Yael Istri Heber (Bdk.Hak 4:21)

·   Ivan Talakua - “........sebagai pemimpin dan sebagai seorang wanita, Debora tidak acuh terhadap krisis yang sedang dihadapi bangsanya dan sebagai seorang wanita Debora merupakan seorang pemberani yang tidak takut untuk ikut berperang.  (Teladan Kepemimpinan Debora)
·   Hakim Debora bukan hanya Hakim pemberani, melainkan Hakim Debora juga merupakan Hakim yang Optimis. Saya pernah membaca satu tulisan yang kira-kira bunyinya begini “Sikap optimis merupakan komponen penting dalam menghadapi stres”. Coba kita bayangkan situasi yang dihadapi hakim Debora pada waktu itu, sebagai manusia biasa pasti stres memikirkan persoalan ini tetapi rupayanya itu tidak bertahan lama dalam diri hakim Debora. Ia tahu bahwa Ia mampu menaklukkan Sisera panglima perang Kanaan. Perhatikan komentar berikut ini:

·   Pdt. Nicolas St. E. Lumba kaana, M.Si.Teol - Debora menunjukkan keteladanan sebagai orang yang berani menghadapi tantangan. Betapa pun besarnya tantangan itu. Betapa pun pandangan sekitar, tidak cukup mendukungnya untuk turun ke medan perang. Bahkan sebuah optimisme ditunjukkan Debora, sebuah keyakinan bahwa Ia akan menaklukan Sisera. (Menghadapi Tantangan)

·   Bahkan jika kita cermati lebih jauh sikap optmis hakim Debora timbul bukan karena hakim Debora terlalu percaya diri (red. Percaya pada kemampuan atau skill dirinya) melainkan karena hakim Debora tahu bahwa inilah waktunya TUHAN memulihkan keadaan sosial-politik bangsa Israel, sehingga ia mengajak Barak untuk turun dalam medan tempur. Perhatikan ayat berikut ini:

·   Hak 4:14 - Lalu berkatalah Debora kepada Barak: "Bersiaplah, sebab inilah harinya TUHAN menyerahkan Sisera ke dalam tanganmu. Bukankah TUHAN telah maju di depan engkau?" Lalu turunlah Barak dari gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia,

·   Artikel - Keberanian Debora adalah karena kebenaran yang diyakini sesuai dengan pernyataan Tuhan.  Dalam menjalankan tugas ini Debora tidak sendiri.  Mereka bekerja sama untuk menjalankan tugas tersebut.  Keberanian Debora tidak diragukan lagi, keyakinannya akan kebenaran TUHAN yang membuatnya mengambil bertindak benar (Debora dan Paulus)

·   Pdt. Nicolas St. E. Lumba kaana, M.Si.Teol - Debora menyambut tantangan yang diperhadapkan Barak kepadanya. Ia turun ke medan perang, sebagai kesaksian mengenai keyakinannya bahwa Tuhan akan menyerahkan Sisera (Menghadapi Tantangan)

·   Singkat cerita kita bisa melihat bahwa kemenangan ada di Pihak Israel (di bawah pimpinan Hakim Debora dan juga Panglima Barak). Alkitab mencatat bahwa kemenangan yang di dapati oleh hakim Debora dan panglima Barak bukan karena ‘skill’ mereka melainkan karena Allah. Perhatikan ayat berikut ini:

·   Hak 4:23-24 – (23)  Demikianlah Allah pada hari itu menundukkan Yabin, raja Kanaan, di depan orang Israel. (24)  Dan kekuasaan orang Israel kian keras menekan Yabin, raja Kanaan, sampai mereka melenyapkan Yabin, raja Kanaan itu.

4.   PELAJARAN TENTANG KEPEMIMPINAN
·   Pada bagian terakhir ini saya ingin mengajak kita melihat pelajaran yang berhubungan dengan kepemimpinan (Leadership) dalam hal ini tentunya kita harus berkaca dari Hakim Debora, meri kita perhatikan satu persatu:

·   Pertama; Kepemimpinan tidak berhubungan dengan jenis kelamin. Dalam artian bahwa siapapun manusia di muka bumi ini bisa menjadi pemimpin. 

·   Sebagai mana yang terjadi dalam diri Debora! Meskipun ada orang yang berasumsi bahwa Kepemimpinan Debora yang adalah seorang perempuan pada waktu itu adalah kepemimpinan yang sifatnya situasional atau kondisional bukan universal dalam artian bahwa mereka menolak kepemimpinan seorang wanita (karena tidak ada laki-laki yang bersedia menjadi pemimpin pada masa itu). Tetapi saya tidak sependapat dengan pandangan tersebut, bagi saya kepemimpinan Debora adalah kehendak Tuhan untuk menunjukkan kepada manusia bahwa perempuan juga bisa menjadi pemimpin. 

·   Bercermin dari kisah Debora, kita bisa melihat bahwa sejak zaman dulu Allah sudah memakain Wanita untuk menjadi pemimpin yang membawa perubahan. Oleh karena itu, bagi kaum ‘hawa’ di sini maukah Anda menjadi Pemimpin, selanjutnya bagi kaum ‘Adam’ maukah Anda memberikan dukungan jika pacarmu apalagi istrimu menjadi pemimpin (entah itu dalam bidang pekerjaan tertentu ataupun dalam bidang pelayanan)

·   Artikel - Jauh sebelum adanya gerakan emansipasi Alkitab sudah mencatat adanya perempuan-perempuan yang dipakai Tuhan luar biasa untuk menyatakan rencana dan kuasaNya. Tuhan tidak hanya memakai para pria. Tetapi Tuhan juga memakai para wanita. Salah satunya adalah Debora (Debora Wanita Bijaksana Dan Serba Bisa)

·   Saya rasa inilah merupakan konsep kesetaraan gender atau bisa kita katakan sebagai konsep emansipasi wanita yang Allah selipkan dalam kisah hidup seorang yang bernama Debora. Maksud saya di sini adalah semestinya seorang wanita juga bisa menjadi pemimpin jika Tuhan memang berkenan untuk menjadikan dia pemimpin.

·   Kedua; Kepemimpinan berarti berani menghadapi tantangan. Perhatikan komentar beriku ini: 

·   Ivan Talakua - Peran Debora sebagai hakim dan nabiah di tengah-tengah umat Allah tentu tidak selalu berjalan dengan baik, walaupun dalam beberapa referensi…....menyebutkan bahwa Debora merupakan tokoh yang dihormati, namun semua itu tidak menjamin bahwa tidak ada tantangan dalam kepemimpinannya.  Perlu diingat bahwa Debora adalah seorang wanita dan sepanjang tradisi bangsa Israel belum pernah seorang wanita menjadi pemimpin yang mengalahkan pengaruh seorang laki-laki. (Teladan Kepemimpinan Debora)

·   Meskipun tidak dicatat prihal tantang yang dihadapi Debora dalam menjalankan tugasnya sebagai nabiah dan hakim, tetapi perlu kita ingat bahwa sistem patriakh zaman itu cukup kuat dengan kata lain laki-laki memiliki kedudukan yang cukup istimewa atau lebih tinggi pada waktu itu, ini sudah cukup menjadi tantangan bagi Debora, tetapi dari kisah ini kita bisa belajar bahwa Allah itu berdaulat sehingga Dia bebas memakai siapa saja, kapan saja dan dalam situasi apa saja untuk mewujudkan rencana-Nya. Termasuk menjadikan Debora pemimpin atas Israel.

·   Ada yang berkata demikianDebora tidak mau keberadaannya sebagai wanita merintangi pelayanannya. Dia adalah hakim wanita pertama (dan satu-satunya) di Israel. Walaupun kenyataannya dia hidup pada satu masa di mana pria nampaknya mendominasi segala hal, dia tidak membiarkan kenyataan ini menghalanginya” (Debora Dengan Multi Peran)

·   Ketiga; Kepemimpinan berhubungan dengan berani mengambil keputusan yang tepat. Jika kita berkaca dari hakim Debora, Alkitab mencatat bahwa sudah menjadi kebiasaan Debora duduk di bawah pohon Korma antara Rama dan Betel di Pegunungan Efraim untuk mengrus ‘perkara’ orang Israel yang datang kepadanya.

·   Hak 4:5 -  Debora biasa duduk di bawah pohon korma antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya

·   Jika seandainya keputusan yang dibuat oleh hakim Debora terhadap perkara orang Israel yang datang pada waktu itu, saya yakin bahwa orang tidak akan datang lagi kepada hakim Debora, tetapi nyatanya banyak orang datang kepada Debora untuk mencari keadilan, hal ini nampak jelas dalam kalimat “Debora biasa duduk..............”

·   Hak 4:5 -  Debora biasa duduk di bawah pohon korma antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya
 
·   Maksud saya sudah menjadi ‘kewajiban’ untuk seorang pemimpin untuk berani membuat keputusan-kepusan yang tepat. Jika tidak maka ini akan mempertaruhkan reputasinya dirinya sebagai seorang pemimpin. 

·   Renungan Harian Air Hidup - Debora, meski seorang wanita dan berstatus seperti ibu rumah tangga, mampu menjalankan tugas yang dipercayakan Tuhan kepadanya yaitu sebagai hakim atas umat Israel.  Ruang kerja Debora tidak berada di istana atau di kantor yang bertingkat, melainkan di bawah pohon kurma di pegunungan Efraim.  Di situlah ia biasa menyelesaikan tugas-tugas kenegaraannya, di mana banyak orang datang kepadanya untuk meminta nasihat dan juga solusi untuk setiap permasalahan yang dihadapi.  (Debora: Tidak Ada Yang Mustahil 1 – Edisi 9 Mei 2012)

·   Ada beberapa faktor yang bisa menjadikan seseorang pemimpin yaitu faktor agama, faktor kekuatan (kekuatan fisik), faktor uang (ini berbicara tentang harta yang ia miliki), faktor Group (Seorang bisa saja tampil sebagai pemimpin karena ia termasuk dalam group atau kelompok penentu), faktor keluarga (seorang bisa saja menjadi pemimpin karena koneksi/femiliar sebagai penentu), faktor Asal Bapak Senang (ia karena ia pintar untuk ‘menjilat’), faktor jalan pintas, faktor prestasi atau kemampuan yang ada dalam dirinya dan saya sangat yakin Debora bisa menjadi pemimpin karena faktor yang terakhir ini (prestasi atau kemampuan yang dimilikinya), hal ini terbukti dengan keputusan-keputasan yang telah ia buat.

·   Keempat; Kepemimpinan erat kaitannya dengan keberanian berkontribusi dalam pemecahan masalah. Seorang pemimpin harus berani berkontribusi untuk mengatasi kesulitan yang sedang dihadapi oleh negara atau organisasi yang dipimpinnya. Hal ini ada dalam diri hakim Debora, dia juga turut berpikir untuk pembebasan bangsa Israel dari tangan penjajah. Bahkan tidak hanya itu, ia juga berani turun langsung ke lapangan demi mengatasi maslah yang dihadapi oleh bangsanya. 




·   Hak 4:9 - Kata Debora: "Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan." Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesh.

·   Jadi jangan bermimpi jadi pemimpin jika kita tidak berani berkontribusi untuk mengatasi semua promlem yang sadang dihadapi oleh team yang kita pimpin atau pun jangan bermimpi untuk menjadi pemimpin jika kita tidak berani turun lapangan guna mengatasi masalah yang dihadapi oleh team yang kita pimpin.

·   Kelima; Kepemimpinan berarti berani memberikan kesempatan atau peluang bagi orang lain untuk berkarya. Kepemimpinan yang berani memberikan kesempatan atau peluang kepada orang lain ada dalam diri Debora, hal ini tercatat jelas dalam ayat berikut ini:

·   Hak 4:6 - Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinaom dari Kedesy di daerah Naftali lalu berkata kepadanya: "Bukankah Tuhan, Allah Israel memerintahkan demikian: "Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor

·   Artikel - Debora tidak mengutamakan diri sendiri, Debora ingin Barak mejadi pemimpin yang besar, karena Barak menolak ahkirnya Debora maju dan tepat bahwa Deboralah yang dikenang sepanjang sejarah dalam kitab Hakim-hakim sebagai pahlawan bagi bangsa Israel. Debora tidak hanya mengutamakan orang lain dengan cara mendahulukannya supaya menjadi besar, melainkan Debora mengutamakan damai sejahtera bagi bangsa Israel. (Debora Dengan Multi Peran)

·   Maka dari itu, jika ada pemimpin yang tidak berani memberikan peluang atau kesempatakan kepada orang lain untuk berkarya maka, saya rasa dia perlu belajar dari Debora karena pada hakikatnya pemimpin semestinya adalah seorang yang berani memberikan peluang kepada yang lain.

·   Keenam; Kepemimpinan berarti berani mengadalkan Tuhan. Saya rasa hal-hal di atas yang telah saya sampaikan adalah hal-hal ikutan yang mestinya ada dalam diri seorang pemimpin. Yang terpenting adalah seorang pemimpin mestinya hidup takut akan Tuhan karena jika pemimpin tersebut adalah orang yang takut akan Tuhan maka hal-hal di atas akan menjadi ikutannya.

·   Benni Maklianto - Orang-orang yang ingin menjadi pemimpin harus memiliki karakter yang baik dalam kehidupan rohaninya. Artinya mereka, perempuan ataupun pria harus memiliki hubungan pribadi yang dalam, dengan Allah, yang meliputi mengutamakan Allah dalam setiap bidang hidupnya. (Debora)

·   Tuhan memberkati, Soli Deo Gloria.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DARIMANA ASAL USUL SANTA CLAUS DAN APA HUBUNGANNYA DENGAN NATAL? BOLEHKAH PERAYAAN NATAL DIISI DENGAN ACARA SANTA CLAUS?

  DARIMANA ASAL USUL SANTA CLAUS DAN APA HUBUNGANNYA DENGAN NATAL? BOLEHKAH PERAYAAN NATAL DIISI DENGAN ACARA SANTA CLAUS? By Pdt. Esra El...