Rabu, 06 September 2017

Renungan: FREE FROM SIN (MERDEKA DARI DOSA)



FREE FROM SIN (MERDEKA DARI DOSA)

Roma 6:18

By Michael Djawa Ma’0



INTRODUCTION
Merdeka…..Merdeka….Merdeka! Sebagai Anak bangsa kita patut bersyukur karena kita telah hidup dalam bangsa yang telah merdeka dalam pengertian bangsa yang tidak dijajah atau tidak ditindas lagi oleh bangsa lain.

Berdasarkan catatan sejarah bangsa kita dijajah kurang lebih 3 ½ abad atau 350 puluh tahun, tetapi ada juga pihak yang berkeberatan soal ini dengan berbagai macam dalil atau argumentasi mereka, tetapi itu tidak akan saya jelaskan di sini karena bukan ‘domainnya’. Intinya di sini kita harus sepakat bahwa Bangsa Indonesia pernah dijajah atau ditindas oleh bangsa lain.

Keadaan terjajah atau tertindas adalah keadaan yang tidak mengenakkan atau keadaan yang paling ‘pahit’ sehingga tidak heran para pejuang dengan semangat patriotismenya relah (dengan sadar) mempertaruhkan jiwa harta bahkan nyawa mereka untuk kepentingan kemerdekaan. 

 Ristanto Sumarsono - Pada jaman perjuangan kata Merdeka begitu dielu-elukan dan didambakan oleh seluruh lapisan masyarakat dan bangsa kita. Merdeka pada masa itu adalah dalam arti terlepas dari belenggu cengkeraman penjajah. Melepaskan diri dari penjajahan. Menjadi sebuah Negara yang mandiri dan berdaulat. Pada masa itu Merdeka adalah kata yang sangat sacral dan penuh makna. Merdeka adalah sebuah cita-cita yang luhur. Merdeka adalah sebuah tujuan hidup. Bahkan pendahulu kita mempunyai semboyan yang sangat popular di kalangan masyarakat kita yaitu : Merdeka ataoe Mati. Kata Merdeka disepadankan dan dipertaruhkan dengan nyawa.( https://ristantosumarsono.blogspot.co.id - Arti Sebuah Kata Merdeka)

Ini Artinya Kemerdekaan itu penting bagi rakyat Indonesia, sehingga nyawa pun dipertaruhkan untuk merebut kemerdekaan.

Pada Kamis, 17 Agustus 2017 yang lalu bangsa Indonesia telah merayakan hari kemerdekaan yang ke 72 tahun, ini adalah suatu pencapaian yang luar biasa. Maka dari itu sebagai warga negara Indonesia yang telah hidup di alam yang merdeka ini ‘wajib hukumnya’ mengisi kemerdekaan ini dengan karya-karya yang bisa mengharumkan nama bangsa.

Pertanyaan untuk kita renungkan bersama adalah sudahkah kita mengisi kemerdekaan ini dengan karya-karya positif yang kita torehkan ataukah kita tampil sebagai ‘duri dalam daging’ bagi bangsa ini?

Saya sangat suka dengan apa yang dikatakan oleh Presiden Amerika Serikat yang ke 35, Jhon F Kennedy bahwa “Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, Tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu!”


Hal senada juga disampaikan oleh Presiden yang ke 1 Republik Indonesia Ir. Soekarno bahwa “Jangan tanyakan apa yang bangsa ini bisa berikan kepada Anda Tapi coba tanyakan apa yang Anda dapat berikan kepada bangsa ini. Mulailah dari dirimu sendiri, mulailah dari hal yang kecil, mulailah dari sekarang”

Semoga ini bisa jadi bahan renungan bagi kita Pemuda-pemudi Kristen yang ada saat ini! Dalam momen yang bahagia ini, panitia memberikan tema kepada saya ‘Free Of Sin’, ini merupakan tema yang menarik, tetapi saya lebih suka mengganti kata ‘Of’ dengan kata ‘From’ menjadi ‘Free From Sin’  yang artinya  ‘Merdeka Dari Dosa’. Tema ini didasarkan pada Roma 6:8 (Mari kita baca Bersama-sama)

Rom 6:18 - Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.

Melalui kebenaran firman Tuhan ini, saya akan menjelaskan dalam beberapa poin krusial ! Oleh karena itu, saya sangat berharap perhatian penuh dari rekan-rekan pemuda sekalian. Mari kita perhatikan satu persatu:


1.     URGENSI MERDEKA DARI DOSA

 Ada yang mengatakan bahwa “Merdeka adalah terbebas dari segala macam belenggu. aturan, dan kekuasaan dari pihak tertentu. Merdeka merupakan sebuah rasa kebebasan bagi makhluk hidup untuk mendapatkan hak dalam berbuat sekehendaknya. Dalam sebuah negara, merdeka berarti bebas dari belenggu, kekuasaan dan aturan penjajah” (Seputar Pengertian Kemerdekaan)

Ini berarti urgensi merdeka bagi bangsa Indonesia adalah terbebas dari segala macam belenggu. aturan, dan kekuasaan dari pihak tertentu, hidup menikmati hak-haknya atau bebas dari belenggu, kekuasaan dan aturan penjajah.

Perlu untuk kita cermati bahwa pandangan Alkitab tentang kemerdekaan dilatar-belakangi pemikiran tentang penahanan dalam penjara atau perbudakan. Jadi kalau Alkitab berbicara tentang kemerdekaan, terkandung pengertian tentang penahanan dalam penjara atau perbudakan sebelum kemerdekaan itu dialami.

Tahanan dalam penjara yang dimaksudkan disini bukanlah secara general melainkan tahanan yang dilakukan oleh pengusa terhadap orang yang dipandang bersalah sperti kasus Yusuf (Kej 39:20) atau juga tahanan perang (karena berhasil menaklukkan kota atau suatu negara) yang kemudian bisa dijadikan sebagai hamba

Jadi ketika Alkitab berkata “Kamu telah dimerdekakan dari dosa……(Rom 6:18), berarti sebelumnya orang tersebut ditawan atau diperbudak oleh dosa (red. menjadi hamba dosa). Bandingkan dengan ayat berikut ini:

Rom 6: 17  - Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.

Rom 6:20 -  Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.

Yoh 8:34 - Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.

Jika orang tersebut terus diperbudak atau ditawan oleh dosa (menjadi hamba dosa) maka ia akan terus melakukan perbuatan dosa dan sebagai akibatnya maut adalah bagian yang inheren dari orang tersebut atau dengan kata lain maut adalah ‘kado’ untuk orang yang ditawan atau diperbudak  oleh dosa. Perhatikan ayat berikut ini:

Rom 6:23 - Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Melihat kenyataan ini maka urgensi merdeka dari dosa adalah terlepas atau terbebas dari belenggu dosa selanjutnya maut tidak akan menjadi bagiannya.

Pertanyaan selanjutnya adalah mampukah atau bisakah kita (manusia) ‘memperoleh’ merdeka dengan usaha sendiri? Untuk hal ini sangat berbeda dengan kemerdekaan suatu bangsa yang dijajah. Maksud saya disini adalah jika suatu bangsa dijajah maka setiap elemen (sumber daya manusia) di dalam bangsa tersebut bisa berjungan agar merdeka. Tetapi, untuk bisa merdeka dari dosa kita tidak bisa ‘berjuang’ atau ‘mengerjakan’ agar ‘merdeka’ itu menjadi milik kita (karen itu mustahil). Perhatikan ayat renungan kita:

Rom 6:18 - Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.

Perhatikan ini, pernyataan “dimerdekakan” menunjukkan bahwa manusia pasif (tidak berusaha) untuk memperoleh kemerdekaan tersebut. Dari kata “dimerdekakan” ini juga mengintrodusir ide bahwa ada pihak lain yang dapat memberikan kemerdekaan tersebut. Pihak lain yang memberikan kemerdekaan tersebut adalah Yesus Kristus. Perhatikan ayat berikut ini:

Yoh 8:36 - Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.

Dengan demikian usaha diri tidak dapat membebaskan diri tahanan atau perhambaan dosa, hanya Yesus – lah yang mampu membebaskan kita dari tahanan atau perbudakan dosa. Oleh karena itu sebagaimana kita bersyukur atas kemerdekaan bangsa ini, maka seharusnya kita lebih bersyukur atas kemerdekaan yang Tuhan anugerahkan bagi kita, dalam hal ini kita dibebaskan dari tawanan atau perbudakan dosa. Perhatikan ayat berikut ini.

Rom 6:17;18 – (17)  Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. (18)  Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.

Kita tahu bersama bahwa untuk bisa ‘merdeka’ para pahlawan berjuang hinggga titik dara terakhir atau titik darah penghabisan. Demikian juga, untuk memerdekakan manusia dari tahanan atau perbudakan dosa maka Kristus yang adalah Allah ‘mencurahkan’ darah-Nya yang mahal (1 Petrus 1:18-19) bahkan dikatakan ‘lunas dibayar’ (1 Kor 6:20), sehingga tidak heran ketika di atas kayu salib pada saat sebelum Yesus menyerahkan nyawanya demi kepentingan kemerdekaan manusia yang berdosa Ia berkata “Tetelestai” (red. Telah mengahiri dengan sempurna  – Past perfek tense)

Karya yang Yesus lakukan demi memerdekakan manusia dari dosa telah lengkap dan paripurna. Usaha manusia untuk memperoleh kemerdekaan tidak diperlukan sama sekali. Menerima dan mensyukuri kemerdekaan yang Yesus anugerahkan adalah respon terbaik kita.

Dengan kita dimerdekakan dari dosa maka maut tidak akan menjadi bagian kita atau dengan kata lain dengan kita dimerdekakan dari dosa maka ‘hidup kekal akan menjadi ikutannya’  inilah yang disebut kasih karunia atau anugerah. Perhatikan ayat berikut ini:

Rom 6:23 - Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Konklusi: Sebagai anak bangsa, kita harus bersyukur atas kemerdekaan dari penjajah yang kita alami sebab kemerdekaan itu dibayar dengan harga yang mahal, maka seharusnya sebagai anak Tuhan kita harus lebih bersyukur atas kemerdekaan dari dosa yang Tuhan anugerahkan karena kemerdekaan tersebut dibayar dengan harga yang jauh lebih mahal. 

2.    KONSEKUENSI MERDEKA DARI DOSA

Pikirkan ini, menurut kita ketika para pejuang bangsa meneriakkan kata ‘merdeka’ kira-kira apa yang terlintas di pikiran mereka? Merdeka memiliki arti tidak terjajah atau tidak tindas oleh bangsa lain atau terbebas dari belenggu penjajah. Apakah ini berarti setelah merdeka, tidak terjajah atau tidak ditindas atau terbebas dari belenggu penjajah mereka kemudian bisa berbiat sesuka hati? Ataukah dapat melakukan ini dan itu sesuka hati mereka? Jawabannya tentu tidak! kerena telah lepas dari kekuasaan penjajah, mereka harus tunduk pada kekuasaan NKRI (dalam segala konstutusi atau perundang-undangannya).

Artinya kemerdekaan memang melepaskan rakyat Indonesia dari suatu tuntutan (dalam hal ini tuntutan penjajah) tetapi tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai warga negara Republik Indonesia, itulah konsekuensinya Merdeka dari penjajah.

Hal ini sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan merdeka dari dosa dengan kata lain kita yang telah dimerdekakan dari dosa sudah seharusnya tunduk pada aturan Tuhan yang telah memerdekakan kita, itulah konsekuensinya. Perhatikan ayat berikut ini:

Rom 6:18 (TB) - Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.

Rom 6:18 (BIMK) - Kalian sudah dibebaskan dari dosa, dan sekarang menjadi hamba untuk kehendak Allah.

Rom 6:18 (BSD) – Kalian sudah dibebaskan dari dosa dan sekarang menjadi hamba Allah yang menuruti semua kemauan-Nya

Rom 6:18 (TSI) – Sehingga kita dibebaskan dari kuasa dosa dan sekarang hidup sebagai hamba Allah yang dengan segenap hati mau hidup dengan benar di mata-Nya.

Pertanyaannya, mengapa saya kutip ayat ini dari beberapa terjemahan Alkitab? Perhatikan bahwa menjadi setelah kita dimerdekakan dari dosa, maka dengan sendirinya (suka atau tidak suka) kita telah menjadi hamba kebenaran. Menjadi hamba kebenaran berarti siap melaksanakan kehendak Tuhan atau siap melakukan semua (tanpa terkecuali) kemauan Tuhan. Ini dilakukan bukan karena terpaksa melainkan dilakukan segenap hati.

Dengan demikian kita bisa melihat perbedaan yang sangat signifikan antar orang yang mengaku Kristen tetapi sesungguhnya tidak merdeka dari dosa dengan orang yang mengaku Kristen dan merdekakan dari dosa.

Orang yang tidak merdeka dari dosa bisa melakukan apa yang Tuhan perintahkan tetapi dengan motifasi yang salah atau melakukannya tidak dengan segenap hati sedangkan orang yang merdeka dari dosa akan melakukan perintah Tuhan dengan segenap hati atau dengan kata lain melakukan kebenaran akan menjadi hobby atau kebiasaan orang yang telah merdeka dari dosa.

Banyak orang yang mengaku bahwa ia orang Kristen atau ia percaya kepada Yesus, tetapi kenyataannya mereka masih hidup di dalam dosa atau terikat oleh dosa-dosa tertentu:  tidak bisa mengampuni orang lain, menyimpan kepahitan dan sakit hati, korupsi, berzinah, suka melihat situs-situs porno di internet dan sebagainya.  Ada pula yang masih terikat dengan kepercayaan nenek moyang atau takhayul dengan pergi ke paranormal atau dukun untuk minta kekayaan atau sekedar ingin tahu nasibnya. Ini mendakan bahwa orang tersebut sesungguhnya belum merdeka dari dosa.

Pertanyaan untuk kita renungkan Bersama adalah “hai kaum muda yang ada di sini, apakah Anda sudah merdeka dari dosa?” Jika anda sudah merdekah pastikan bahwa anda mencintai kebenaran atau senang melakukan kebenaran.

Perlu untuk kita ketahui NTT adalah ‘lumbung Kristen’ tetapi yang terjadi, terkadang sesuatu yang sebenarnya ‘dosa’ sudah dianggap sebagai hal yang baik atau pun benar. Contohnya sebagai berikut:

Ketika ada orang yang Kristen yang meninggal maka di sana akan ada mabuk-mabukan bahkan judi besar-besaran. (hal ini tidak ada di kalangan orang Islam)

Selain itu hamil di luar nikah bukanlah mejadi suatu persoalan melainkan hal yang biasa dikalangan orang NTT, ini berarti free sex bukan lagi menjadi suatu dosa tetapi menjadi suatu hal yang halal.

Pada waktu jelang mengahiri study teologi saya sayang membuat skripsi yang ada kaitannya dengan free sex disitu saya melihat bahwa dampaknya free sex sangat banyak termasuk di dalamnya terkena HIV/AIDS, pada waktu tahun 2014 tercatat 20 orang penderita HIV/AIDS di kab. Alor (ini yang terdeteksi), baru-baru ini saya membaca di salah satu media online bahwa:

Yosafat Laka,S.Kep.Ns -  untuk saat ini (tahun 2016) p enderita yang positif terinfeksi HIV/AIDS berjumlah 200 orang dan itu yang sudah terdata, sedangkan diperkirakan ada yang masih sembunyi atau tidak mau kontrol ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Kalabahi…Penyakit HIV/AIDS telah tersebar di setiap kecamatan yang ada di kabupaten Alor, dikarenakan banyak orang yang pergi ke luar daerah dan telah terinveksi penyakit dan dibawa ke Alor, dan bisa saja melakukan seks bebas”. (Sumber: NTT ubdate)



Ada seorang teman Facebook saya memposting tulisan yang cukup menarik bagi saya, demikian bunyinya:


Rany Riwu Djara – dalam beberapa tahun belakangan ini, beta lihat tren di NTT, banyak orang yang mati muda padahal dalam anggapan public, mereka orang baik-baik dan produktif dibidangnya. Salah satu penyebabnya adalah penyakit HIV/AIDS yang tidak ditangani secara edekuat (Status Facebook)

Ingat! HIV/AIDS penyebabnya bukan hanya melalui hubungan seks, tetapi hubungan seks yang tidak sehat bisa menjadi penyebab HIV/AIDS. Perhatikan ayat berikut ini:

Rom 6:18-19 – (18)  Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. (19)  Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.

Perhatikan ini, sangat aneh jika kita katakan bahwa kita telah merdeka dari dosa tetapi nyatanya kita masih melakukan perbuatan dosa! Jika demikian maka kita belum benar-benar merdeka, maka konsekuensi logisnya kita masih hidup sebagai hamba dosa. Perhatikan ayat berikut ini:

Yoh 8:34 - Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.

Adalah penghinaan terhadap anugerah Allah di dalam Kristus bagi orang percaya untuk berpikir bahwa dia bisa berbuat dosa karena dia sudah dimerdekakan dari dosa. Kita harus meninggalkan perbuatan dosa, menyangkali tongkat lambing kekuasaan hidup kedagingan atas kita, dan menundukkan jiwa kepada perbuatan dan perintah hukum Allah yang benar sehingga anggota tubuh kita bisa menjadi alat-alat kebenaran bagi Allah. Perhatikan komentar berikut ini:

WA. Criswell - Merdeka – Bebas untuk melayani Allah; bebas untuk bekerja bagi Tuhan; bebas untuk menginvestasikan hidup di dalam kehendak-Nya, di dalam pelayananNya dan di dalam pekerjaanNya: Ini adalah kebebasan dan kemerdekaan yang sesungguhnya (Kemerdekaan Yang Sesungguhnya – www.wacriswell-indo.org)

Konklusi: Kita sudah dimerdekakan oleh Kristus dari dosa maka sebagai konskuensinya kita harus hidup menjadi hamba kebenaran, sesuatu yang aneh jika seseorang sudah merdeka dari dosa tetapi masih hidup dalam dosa karena orang yang demikian sesungguhnya masih dijajah oleh dosa.



PENUTUP
Merdeka dari dosa adalah perpindahan status kita dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran/hamba Allah selain itu Kemerdekaan yang kita peroleh dari Kristus tidak membuat kita bebas bertindak semau kita sendiri melainkan kita wajib mengisi kemerdekaan yang telah kita terima dari Tuhan dengan hidup bertanggung jawab (red. Hidup sesuai kehendak Tuhan). Perhatikan ayat berikut ini:

1 Pet 2:16 - Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.

Gal 5:13 - Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.”

I Pet 2:15-16 - Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.

Akhir kata saya akan menutup renungan ini dengan status saya yang berjudul Refleksi Kemerdekaan yang saya post pada 17 Agustus 2017.

Michael Djawa Ma’o – Dalam kehidupan berbangsa, kita harus mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal postif demi kejayaan bangsa ini. Demikian halnya dengan kehidupan spiritual, kita telah dilepaskan dari tuntutan dosa, maka kita harus hidup sesuai apa yang dikehendaki Tuhan (Gal 5:13-14). Karena kemerdekaan yang kita miliki merupakan anugerah terbesar dari Tuhan dalam kehidupan ini (gal 5:1) oleh karena itu hargailah anugerah ini dan ingat ini bukanlah anugerah yang murah (Refleksi Kemerdekaan – Post 17 Agustus 2013)

Soli Deo Gloria 

(Materi ini disampaikan dalam KKR Syukur HUT Ke 72 RI yang diselenggarakan oleh Youth GBIS Filadelfia Jembatan Hitam pada 24 Agustus 2017)

1 komentar:

  1. Why casinos are rigged - Hertzaman - The Herald
    In the UK, casino games are rigged and there worrione is novcasino evidence of 출장안마 fraud, crime or disorder or an individual's involvement. There herzamanindir are also many

    BalasHapus

DARIMANA ASAL USUL SANTA CLAUS DAN APA HUBUNGANNYA DENGAN NATAL? BOLEHKAH PERAYAAN NATAL DIISI DENGAN ACARA SANTA CLAUS?

  DARIMANA ASAL USUL SANTA CLAUS DAN APA HUBUNGANNYA DENGAN NATAL? BOLEHKAH PERAYAAN NATAL DIISI DENGAN ACARA SANTA CLAUS? By Pdt. Esra El...