Kamis, 15 Juni 2017

Renungan: ANDREAS Part 1



ANDREAS Part 1
(Panggilannya Menjadi Murid Yesus)
Yoh 1:35-4


INTRODUCTION
· Pada saat ini kita akan membahas tentang Murid Yesus yang bernama Andreas. Nama Andreas dalam Bahasa Yunani artinya “gagah/berani”. Perlu untuk kita ketahui bahwa Andreas adalah saudara kandung Simon Petrus Rasul yang terkenal. Sebelum menjadi murid Yesus, Andreas pada mulanya adalah Murid Yohanes Pembatis. Perhatikan ayat ini

· Yoh 1:35-40 – (35) Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. (36)  Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" (37) Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus……(40) Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus.

· Dari sini menunjukkan kepada kita bahwa Andreas punya kerinduan untuk belajar, hal ini ditunjukan dengan kesediaannya menjadi murid Yohanes Pembabtis dan selanjutnya bersedia menjadi murid Yesus. Kerinduan belejar ini amat penting, karena dengan belajar kita dapat mengetahui banyak hal. Bagaimana dengan kita, adakah kita memiliki kerinduan untuk belajar, secara khusus belajar kebenaran firman Tuhan? Kalau tidak! Maka kita perlu belajar dari Andreas

· Selain itu kita juga bisa melihat keluhuran hati Yohanes pembabtis yang membiarkan kedua muridnya (Andreas dan Yohanes) mengikuti Yesus. Mengapa saya katakana demikian? Karena konsekuensi mengikuti Yesus berarti mereka harus meninggalkan Yohanes pembabtis, yang menarik adalah Yohanes pembabtis tidak pernah mempersoalkan ini. Perlu untuk diketahui bahwa Yohanes Pembabtis juga pernah berkata demikian:

· Yoh 1:20 - Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias."

· Yoh 1:23 - Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."

· Yoh 1:26-27 (26)  Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, (27)  yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak."

· Yoh 3:28 - Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.

· Yoh 3:30- Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.

· Dari beberapa ayat ini menunjukkan kepada kita betapa luhurnya hati Yohanes, ia bisa saja menggunakan kesempatan yang ada untuk memperbanyak murid atau pengikutnya dengan mengaku bahwa ia adalah Mesis. Tetapi itu tidak dilakukan olehnya, hal ini disebabkan  karena ia sadar bahwa ia  bukan mesias melainkan pembuka jalan bagi Mesis, makanya dia merasa bahwa untuk ‘membuka tali kasut-Nya pun ia tidak layak, bahkan ia katakana bahwa ‘ia harus semakin kecil dan Yesus harus semakin besar’.

· Dengan demikian ia relah dinomor duakan, meskipun ia terlebih dahulu lahir atau meski umurnya lebih tua dari Yesus. Perhatikan komentar berikut ini:

· Budi Asali - Yohanes Pembaptis tadinya diikuti, sekarang ditinggalkan. Tadinya dinomer-satukan, sekarang dinomer-duakan. Ini adalah sesuatu yang berat, tetapi ia tetap mau menerimanya! (Eksposisi Injil Yohanes)

· William Barclay: tidak ada tugas yang lebih berat dari pada mengambil tempat kedua padahal sudah pernah menikmati tempat pertama (Dikutip dari tulisan Budi Asali – Eksposisi Injil Yohanes)

· Coba pikirkan ini, jika anda pernah menjabat sebagai ketua atau pemimpin, maukah saudara menjabat sebagai bawahan, jika ada pemimpin baru. kalau kita adalah guru sekolah minggu yang senior, dan lalu muncul guru yunior yang lebih bagus dari saudara, maukah kita menduduki ‘tempat kedua’? Jikalau dulunya kita disanjung dan kini kita tidak lagi disanjung lantaran muncul orang lain yang punya kualiatas lebih dari kita, maukah/beranikah kita menerima ini dengan lampang dada?

· Inilah Yohanes Pembabtis, pribadi yang luhur. Meskipun demikian rubric ini tidak akan kita gunakan untuk belajar lebih jauh menyangkut karakter Yohanes Pembabtis karena melalui rubric ini kita akan secara khusus membahas menyangkut Andreas dan lebih khusus lagi kita akan membahas seputar panggilan Yesus kepada Andreas untuk menjadi murid. Untuk itu ada dua hal yang ingin saya angkat pada kesempatan ini. Mari kita perhatikan satu persatu:

1.     PERTEMUAN ANDREAS DAN YESUS
· Yoh 1:35-40 – (35)  Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. (36)  Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" (37) Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. (38)  Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" (39)  Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. (40)  Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus.

· Dari teks ini menceritakan bahwa pada suatu waktu Yohanes Pembabtis sedang berdiri bersama dua orang muridnya yaitu Andreas dan rekannya (kemungkinan Yohanes), tiba-tiba Yesus lewat dan Yohanes Pembabtis kemudian berkata “lihatlah Anak Domba Allah”. Bertolak dari inilah Andreas dan rekannya langsung mengikuti Yesus, hal ini kemudian membuat Yesus mengajukan pertanyaan kepada mereka (Andreas dan rekannya) begini Apakah yang kamu cari?” (ayat 38). 

· Dari kontruksi pertanyaan ini, kita bisa melihat bahwa yang sesungguhnya sedang ‘digali’ Yesus melalui pertanyaan kepada Andreas dan rekannya adalah motivasi mereka mengikuti Yesus atau dengan kata lain apa yang melatar belakangi mereka mengikuti Yesus. Perhatikan komentar berikut ini:

· Esra A. Soru – Yesus tidak bertanya “Sipakah yang kamu cari” melainkan “Apakah yang kamu cari”. Jelas Yesus tahu bahwa mereka mencari Dia. Yang ingin ditanyakan Yesus adalah apakah sesungguhnya yang mereka harapkan dari Dia. Jadi disini kelihatannya Yesus mempertanyakan motivasi dalam mengikut Dia (Jesus’ Desciples, Pelangi Kasih Ministry, Kupang 2014, hal. 187).

· Pertanyaan ini penting dan relevan untuk ‘membongkar’ latar belakan Andreas dan rekannya mengikuti Yesus. Apakah mereka mengikuti Yesus karena disuruh gurunya, atau apakah mereka mengikuti Yesus agar bisa menemukan kelemahan Yesus, atau apakah mereka mengikuti Yesus guna ingin melihat apa yang Yesus lakukan dan masih banyak lain kemungkinan-kemungkinan yang melatar belakangi Andreas dan rekannya mengikuti Yesus. Perhatikan komentar berikut ini:

· Esra A. Soru – Banyak orang Kristen melakukan aktifitas-aktifitas yang sama tetapi ternyata didorong oleh motivasi-motivasi yang berbeda. Ada orang yang menjadi Kristen hanya supaya bisa menikah dengan pacarnya yang beragama Kristen. Ada orang yang menjadi Kristen supaya sembuh dari penyakit, supaya kaya, supaya pekerjaan sukses, dsb. Ada orang yang pergi ke gereja untuk mencari teman, pacar, dsb. Ada orang yang pergi ke gereja dari pada nganggur. Ada orang yang pergi ke gereja karena takut diomeli istri atau apa kata tentangga. Ada orang yang pergi ke gereja karena sungkan terhadap pendeta yang sudah berkunjung. Ada orang yang pergi ke gereja karena musiknya enak. Ada orang yang membangun gereja untuk mencari popularitas bahkan keuntungan materi (bisnis gereja). Ada orang yang memilih masuk sekolah Teologia supaya cepat dapat kerja. Ada orang yang setia melayani hanya demi memenuhi kebutuhan finansial. (Jesus’ Desciples, Pelangi Kasih Ministry, Kupang 2014, hal. 188)

· Renungkan/pikirkan Ini, apakah yang kita cari  dengan menjadi orang Kristen, atau mengikut Yesus, atau datang ke gerja/aktif melayani? Ingat jika kita menjadi orang Kristen, atau mengikuti Yesus atau datang ke geraja/aktif melayani di dorong oleh motivasi yang salah maka dengan sendirinya prilaku atau tindakan-tindakah yang kita buat pun akan banyak salahnya.

· Kita kembali pada teks kita, perhatika Jawaban Andreas dan rekannya ketikan menjawab pertanyaan Yesus dalam ayat berikut ini:

· Yoh 1:38 - Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?"

· Pertanyaan, “Rabi, dimanakah Engkau tinggal ?” menunjukkan kemauan mereka yang begitu kuat untuk mengetahui apa yang akan dikatakan atau diajarkan Yesus. Dengan kata lain mereka ingin mendengar lebih banyak tentang pengajaran Yesus. Perhatikan komentar berikut ini:

· Budi Asali - Pertanyaan ‘Dimanakah Engkau tinggal?’ menunjukkan bahwa dua orang ini punya interest (red. Minat, daya Tarik, menarik perhatian) terhadap Yesus, ingin lebih dekat dan lebih kenal dengan Yesus. Ini sama seperti seorang pemuda, kalau ada interest (red. Minat, daya Tarik, menarik perhatian) terhadap seorang gadis, pasti menanyakan alamatnya, telponnya dsb. (Eksposisi Inil Yohanes)

· Bob Utlay - Pertanyaan mereka mengisyaratkan bahwa kedua laki-laki ini menginginkan untuk menyediakan waktu lebih bersama dengan Yesus daripada hanya bisa bertanya beberapa pertanyaan di perjalanan (Tafsiran Yohanes I, II, dan III, hal. 25)

· Pertanyaan untuk kita renungkan adalah apakah kita juga punya kerinduan untuk lebih mengenal Kristus atau tidak? Semestinya sebagai orang Kristen, kita harus punya kerinduan/keinginan yang kuat untuk mengenal Yesus lebih dalam lagi. Hal ini bisa terjadi apa bila kita mau meluangkan waktu untuk belajar tentang Yesus (baik pembelajaran pribadi maupun kelompok)

· Kemudian Yesus pun menjawab Pertanyaan Andreas dan rekannya bahwa “Mari dan kamu akan melihatnya” (ayat 39), kemudian Andreas dan rekannya mengikuti ajakan Yesus dan tinggal bersama Yesus. Al hasil pengenalan mereka tentang Yesus semakin mengalami progres. Maksudnya adalah pada awalnya Adreas mengenal Yesus sebagai Rabi/guru tetapi kerena Andreas sudah lebih banyak mendengar ajaran Yesus sekarang pengenalan Andreas tentang Yesus mengalami peningkatan, Yesus bukan lagi sebatas Rabi/Guru melainkan Yesus adalah Mesias. Perhatikan ayat berikut ini:

· Yoh 1:41 - Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)."

· Semestinya ini menjadi pembelajaran bagi kita bahwa pengenalan kita akan Yesus seharusnya mengalami progresif, tidak staknasi. Dengan kata lain, semakin banyak kita mendengar pengajaran tentang Yesus dan ajarannya, seharusnya membuat pengetahuan kita tentang Yesus dan ajarannya semakin bertambah. Jika itu tidak terjadi, maka kita perlu belajar dari Andreas.

2.    ANDREAS DI PANGGILAN MENJADI MURID.
· Pangilan Yesus kepada Andreas untuk menjadi bagian dari ‘kelompok’ murid Yesus terjadi ketika mereka sedang asyik bekerja di danau Galelea/Tiberias atau Genezaret. Perhatikan ayat berikut ini:

· Mat 4:18- 20 – (18) Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. (19)  Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (20)  Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.

Bandingkan juga dengan Mark 1:16-20 dan Lukas 5:1-11

· Dari sini kita bisa melihat bahwa Andreas dipanggil Tuhan untuk menjadi bagian dalam ‘kelompok’ murid Yesus bukan pada saat mereka tidak ada kerja ataupun sedang menganggur, melainkan pada saat mereka sedang bersemangat untuk bekerja (red. Sibuk). Bahkan lebih luar biasa lagi, Andreas bersedia untuk meninggalkan pekerjaan mereka (bahkan keuntungan yang didapat dari hasil pekerjaan) guna untuk meresponi panggilan Yesus untuk mejadi murid. Perhatikan ayat ini:

· Mat 4:20 - Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. (Bdk. Mark 1:18; Luk 5:11)

· Jikalau kita memperhatikan redaksi kalimat ini, kita bisa menemukan kata ‘SEGERA’. Kata ini sebenarnya menunjukkan kepada kita dampak yang kuat dari perjumpaan Andreas dengan Yesus yang terjadi sebelumnya (Bdk. Yoh 1:35-40). Dengan kata lain karena Andreas sudah pernah bertemu dengan Yesus, sehingga dia sudah mengenal ‘sedikit’ tentang Yesus, maka tidaklah mengherankan ketika panggilan Yesus itu datang Andreas tidak menolaknya atau Andreas tidak menundanya, dalam arti Andreas langsung memberi respon dengan ‘segera’ mengikuti Yesus.

· Terkadang dalam kehidupan orang yang mengaku diri Kristen atau murid Yesus tidak mampu memberi respon 'segera' terhadap ‘suara’ Tuhan, pengenalan atau pengetahuan yang banyak tentang Yesus tidak mampu mengerakkan mereka untuk memberi respon yang 'segera'. Ambil contoh ketika ada firman Tuhan yang mengatakan jangan menjahui diri pertemuan-pertemuan ibadah (Ibr 10:25) yang kita lakukan malah menjauhkan diri dari pertemua ibadah. Dan masih banyak contoh lagi yang bisa kita pikirkan sendiri.

· Dari kasus Andreas ini juga kita dapat melihat satu pelajaran berharga yaitu Andreas berani berkorban guna menyanggupi panggilan Yesus untuk menjadi murid, yaitu meninggalkan ‘kesibukan/pekerjaannya sebuah panggilan yaitu menjadi murid. Hal ini jelas berbeda dengan orang muda yang kaya dimana ia tidak bisa mengikuti Yesus karena takut kehilangan hartanya. Perhatikan ayat ini;

· Mark 10:21-22 – (21)….Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu; pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku” (22) Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.

· Pertanyaan untuk kita renungkan bersama adalah apa yang kita korbankan ketika kita menyanggupi panggilan Tuhan untuk menjadi murid? Perlu untuk diingat bahwa Ini tidak berarti saya menganjurkan agar kita meninggalkan pekerjaan/harta kita untuk bisa menjadi murid Yesus, melainkan saya ingin mengajak kita untuk berani berkorban/melepaskan sesuatu (apapun itu) yang mengikat/menghambat 'ziarah' kita menjadi murid Yesus. Maksudnya di sini kita sedang bicara tentang skala prioritas atau apa yang lebih diutamakan untuk bisa menjadi murid Yesus. 

· Banyak orang hanya mau disebut sebagai orang Kristen atau murid Kristus tetapi sayang mereka enggan berkorban untuk Kristus, padahal jika kita membaca injil dengan baik maka kita diharuskan berkorban untuk Yesus. Perhatikan ayat berikut ini:

· Mat 14-27 - Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

· Mat 16:24’25 - (24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

· Wycliffe – Salib seorang murid ialah penghinaan dan penderitaan khusus yang diakibatkan karena menjadi pengikut Kristus (Tafsiran Alkitab)

· Dengan kata lain jika kita berkomitmen untuk menjadi murid maka sudah seharusnya kita siap berkorban. Dalam hal ini Andreas sudah berkorban meninggalkan segala pekerjaannya/kesibukkannya dan meninggalkan apa yang telah menjadi miliknya untuk menjadi murid.

· Dalam konteks ini sekali lagi, kita tidak sedang berbicara tentang  meninggalkan ‘pekerjaan’  untuk meresponi panggilan Tuhan (jika ada yang mau berbuat demikian, silahkan. Tetapi, ingat hal itu perlu digumuli). Tetapi di sini saya ingin tekankan bahwa kadang-kadang sesuatu di dalam diri kita sendiri bisa menghalangi kita, misalnya karakter, kesenangan ataupun hobi atau mungkin kesibukan kita bisa menghalangi ziarah kita menjadi murid Yesus.

· Sekarang coba renungkan, adakah hal-hal dalam diri kita yang menghalangi kita dalam ziarah menjadi murid Yesus, entah itu karakter, kesenangan, kesibukan dan lain-lain?. Jika ada beranikah kita lepaskan itu untuk bisa menjadi murid Yesus yang baik. Kiranya kita semua dimampukan oleh Tuhan untuk bisa lakukan ini.

PENUTUP
· Untuk menutup renungan ini saya ingat menyampaikan hal-hal postif di dalam diri Andreas bedasarkan pembahasan kita kali ini, yaitu:

· Pertama; Andreas adalah pribadi yang mau belajar. Hal ini dibuktikan dengan kesediaannya menjadi murid Yohanes Pembabtis dan kemudia menjadi murid Yesus. Bagaimana dengan kita maukah kita juga menjadi pribadi pembelajar?

· Kedua; Andreas memiliki keinginan yang besar untuk lebih mengenal Yesus. Hal ini dibuktikan dengan kesediaannya menajukan pertanyaan tentang dimana letak rumah Yesus. Bagaiman dengan kita, apakah kita juga punya keinginan yang kuat untuk lebih mengenal Yesus?

· Ketiga; Andreas sangat sigap meresponi panggilan Yesus. Hal ini dibuktikan dengan tidak ada penundaan ketika panggilan itu datang. Bagaimana dengan kita, mampukah kita meresponi panggilan Kristus jika panggilan itu datang kepada kita?

· Keempat; Andreas berani berkorban untuk meresponi panggilan Yesus. Hal ini ditandai dengan meninggalkan pekerjaannya/kespikan bahkan hartanya untuk mengikuti Yesus secara total. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga berani berkorban untuk meresponi panngilan Tuhan! Apakah kita berani meninggalkan ‘segala sesuatu’ yang menghabat ziarah kita menjadi murid Yesus. Pikirkan itu.

Tuhan memberkati
Soli Deo Gloria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DARIMANA ASAL USUL SANTA CLAUS DAN APA HUBUNGANNYA DENGAN NATAL? BOLEHKAH PERAYAAN NATAL DIISI DENGAN ACARA SANTA CLAUS?

  DARIMANA ASAL USUL SANTA CLAUS DAN APA HUBUNGANNYA DENGAN NATAL? BOLEHKAH PERAYAAN NATAL DIISI DENGAN ACARA SANTA CLAUS? By Pdt. Esra El...