ANDREAS Part 1
(Panggilannya Menjadi Murid Yesus)
(Panggilannya Menjadi Murid Yesus)
Yoh 1:35-4
INTRODUCTION
· Pada saat ini kita akan membahas tentang Murid Yesus yang bernama
Andreas. Nama Andreas dalam Bahasa Yunani artinya “gagah/berani”. Perlu untuk
kita ketahui bahwa Andreas adalah saudara kandung Simon Petrus Rasul yang
terkenal. Sebelum menjadi murid Yesus, Andreas pada mulanya adalah Murid
Yohanes Pembatis. Perhatikan ayat ini
· Yoh 1:35-40 – (35) Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula
dengan dua orang muridnya. (36) Dan
ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba
Allah!" (37) Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu
mereka pergi mengikut Yesus……(40) Salah seorang dari keduanya yang
mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara
Simon Petrus.
· Dari sini menunjukkan kepada kita bahwa Andreas punya kerinduan untuk
belajar, hal ini ditunjukan dengan kesediaannya menjadi murid Yohanes Pembabtis
dan selanjutnya bersedia menjadi murid Yesus. Kerinduan belejar ini amat
penting, karena dengan belajar kita dapat mengetahui banyak hal. Bagaimana dengan kita, adakah kita memiliki kerinduan untuk belajar, secara khusus belajar kebenaran firman Tuhan? Kalau tidak! Maka kita perlu belajar dari Andreas
· Selain itu kita juga bisa melihat keluhuran hati Yohanes pembabtis yang
membiarkan kedua muridnya (Andreas dan Yohanes) mengikuti Yesus. Mengapa saya
katakana demikian? Karena konsekuensi mengikuti Yesus berarti mereka harus
meninggalkan Yohanes pembabtis, yang menarik adalah Yohanes pembabtis tidak
pernah mempersoalkan ini. Perlu untuk diketahui bahwa Yohanes Pembabtis juga
pernah berkata demikian:
· Yoh 1:20 - Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan
Mesias."
· Yoh 1:23 - Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang
gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi
Yesaya."
· Yoh 1:26-27 (26) Yohanes menjawab
mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu
berdiri Dia yang tidak kamu kenal, (27)
yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali
kasut-Nyapun aku tidak layak."
· Yoh 3:28 - Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata:
Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
· Yoh 3:30- Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
· Dari beberapa ayat ini menunjukkan kepada kita betapa luhurnya hati
Yohanes, ia bisa saja menggunakan kesempatan yang ada untuk memperbanyak murid
atau pengikutnya dengan mengaku bahwa ia adalah Mesis. Tetapi itu tidak
dilakukan olehnya, hal ini disebabkan
karena ia sadar bahwa ia bukan
mesias melainkan pembuka jalan bagi Mesis, makanya dia merasa bahwa untuk
‘membuka tali kasut-Nya pun ia tidak layak, bahkan ia katakana bahwa ‘ia harus
semakin kecil dan Yesus harus semakin besar’.
· Dengan demikian ia relah dinomor duakan, meskipun ia terlebih dahulu
lahir atau meski umurnya lebih tua dari Yesus. Perhatikan komentar berikut ini:
· Budi Asali - Yohanes Pembaptis tadinya diikuti, sekarang ditinggalkan. Tadinya
dinomer-satukan, sekarang dinomer-duakan. Ini adalah sesuatu yang berat, tetapi
ia tetap mau menerimanya! (Eksposisi Injil Yohanes)
· William Barclay: tidak ada tugas yang lebih berat dari
pada mengambil tempat kedua padahal sudah pernah menikmati tempat pertama
(Dikutip dari tulisan Budi Asali – Eksposisi Injil Yohanes)
· Coba pikirkan ini,
jika anda pernah menjabat sebagai ketua atau pemimpin, maukah saudara menjabat
sebagai bawahan, jika ada pemimpin baru. kalau kita adalah guru sekolah minggu
yang senior, dan lalu muncul guru yunior yang lebih bagus dari saudara, maukah
kita menduduki ‘tempat kedua’? Jikalau dulunya kita disanjung dan kini kita
tidak lagi disanjung lantaran muncul orang lain yang punya kualiatas lebih dari
kita, maukah/beranikah kita menerima ini dengan lampang dada?
· Inilah Yohanes
Pembabtis, pribadi yang luhur. Meskipun demikian rubric ini tidak akan kita
gunakan untuk belajar lebih jauh menyangkut karakter Yohanes Pembabtis karena
melalui rubric ini kita akan secara khusus membahas menyangkut Andreas dan
lebih khusus lagi kita akan membahas seputar panggilan Yesus kepada Andreas
untuk menjadi murid. Untuk itu ada dua hal yang ingin saya angkat pada kesempatan ini. Mari kita perhatikan satu persatu:
1. PERTEMUAN ANDREAS DAN
YESUS
· Yoh 1:35-40 –
(35) Pada keesokan harinya Yohanes
berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. (36) Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia
berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" (37) Kedua murid itu mendengar
apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. (38) Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat,
bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu
cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah
Engkau tinggal?" (39) Ia berkata
kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang
dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan
Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. (40)
Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu
mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus.
· Dari teks ini
menceritakan bahwa pada suatu waktu Yohanes Pembabtis sedang berdiri bersama dua
orang muridnya yaitu Andreas dan rekannya (kemungkinan Yohanes), tiba-tiba
Yesus lewat dan Yohanes Pembabtis kemudian berkata “lihatlah Anak Domba Allah”.
Bertolak dari inilah Andreas dan rekannya langsung mengikuti Yesus, hal ini
kemudian membuat Yesus mengajukan pertanyaan kepada mereka (Andreas dan
rekannya) begini “Apakah yang kamu cari?” (ayat 38).
· Dari kontruksi pertanyaan ini, kita bisa melihat bahwa yang sesungguhnya
sedang ‘digali’ Yesus melalui pertanyaan kepada Andreas dan rekannya adalah
motivasi mereka mengikuti Yesus atau dengan kata lain apa yang melatar
belakangi mereka mengikuti Yesus. Perhatikan komentar berikut ini:
· Esra A. Soru – Yesus tidak bertanya “Sipakah yang kamu cari” melainkan “Apakah yang
kamu cari”. Jelas Yesus tahu bahwa mereka mencari Dia. Yang ingin ditanyakan
Yesus adalah apakah sesungguhnya yang mereka harapkan dari Dia. Jadi disini
kelihatannya Yesus mempertanyakan motivasi dalam mengikut Dia (Jesus’ Desciples, Pelangi Kasih
Ministry, Kupang 2014, hal. 187).
· Pertanyaan ini penting dan relevan untuk ‘membongkar’ latar belakan
Andreas dan rekannya mengikuti Yesus. Apakah mereka mengikuti Yesus karena
disuruh gurunya, atau apakah mereka mengikuti Yesus agar bisa menemukan
kelemahan Yesus, atau apakah mereka mengikuti Yesus guna ingin melihat apa yang
Yesus lakukan dan masih banyak lain kemungkinan-kemungkinan yang melatar
belakangi Andreas dan rekannya mengikuti Yesus. Perhatikan komentar berikut
ini:
· Esra A. Soru – Banyak orang
Kristen melakukan aktifitas-aktifitas yang sama tetapi ternyata didorong oleh
motivasi-motivasi yang berbeda. Ada orang yang menjadi Kristen hanya supaya
bisa menikah dengan pacarnya yang beragama Kristen. Ada orang yang menjadi
Kristen supaya sembuh dari penyakit, supaya kaya, supaya pekerjaan sukses, dsb.
Ada orang yang pergi ke gereja untuk mencari teman, pacar, dsb. Ada orang yang
pergi ke gereja dari pada nganggur. Ada orang yang pergi ke gereja karena takut
diomeli istri atau apa kata tentangga. Ada orang yang pergi ke gereja karena
sungkan terhadap pendeta yang sudah berkunjung. Ada orang yang pergi ke gereja
karena musiknya enak. Ada orang yang membangun gereja untuk mencari popularitas
bahkan keuntungan materi (bisnis gereja). Ada orang yang memilih masuk sekolah
Teologia supaya cepat dapat kerja. Ada orang yang setia melayani hanya demi
memenuhi kebutuhan finansial. (Jesus’
Desciples, Pelangi Kasih Ministry, Kupang 2014, hal. 188)
· Renungkan/pikirkan Ini, apakah yang kita cari dengan menjadi orang Kristen, atau mengikut
Yesus, atau datang ke gerja/aktif melayani? Ingat jika kita menjadi orang
Kristen, atau mengikuti Yesus atau datang ke geraja/aktif melayani di dorong
oleh motivasi yang salah maka dengan sendirinya prilaku atau tindakan-tindakah
yang kita buat pun akan banyak salahnya.
· Kita kembali pada teks kita, perhatika Jawaban Andreas dan rekannya
ketikan menjawab pertanyaan Yesus dalam ayat berikut ini:
· Yoh 1:38
- Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu
berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka
kepada-Nya: "Rabi (artinya:
Guru), di manakah Engkau tinggal?"
· Pertanyaan, “Rabi,
dimanakah Engkau tinggal ?” menunjukkan kemauan mereka yang begitu kuat
untuk mengetahui apa yang akan dikatakan atau diajarkan Yesus. Dengan kata lain
mereka ingin mendengar lebih banyak tentang pengajaran Yesus. Perhatikan
komentar berikut ini:
· Budi Asali - Pertanyaan
‘Dimanakah Engkau tinggal?’ menunjukkan bahwa dua orang ini punya interest
(red. Minat, daya Tarik, menarik perhatian) terhadap Yesus, ingin lebih dekat
dan lebih kenal dengan Yesus. Ini sama seperti seorang pemuda, kalau ada
interest (red. Minat, daya Tarik, menarik perhatian) terhadap seorang gadis,
pasti menanyakan alamatnya, telponnya dsb. (Eksposisi Inil Yohanes)
· Bob Utlay - Pertanyaan mereka mengisyaratkan bahwa kedua laki-laki ini
menginginkan untuk menyediakan waktu lebih bersama dengan Yesus daripada hanya
bisa bertanya beberapa pertanyaan di perjalanan (Tafsiran Yohanes I, II, dan
III, hal. 25)
· Pertanyaan untuk kita
renungkan adalah apakah kita juga punya kerinduan untuk lebih mengenal Kristus
atau tidak? Semestinya sebagai orang Kristen, kita harus punya kerinduan/keinginan
yang kuat untuk mengenal Yesus lebih dalam lagi. Hal ini bisa terjadi apa bila
kita mau meluangkan waktu untuk belajar tentang Yesus (baik pembelajaran
pribadi maupun kelompok)
· Kemudian Yesus pun
menjawab Pertanyaan Andreas dan rekannya bahwa “Mari dan kamu akan melihatnya”
(ayat 39), kemudian Andreas dan rekannya mengikuti ajakan Yesus dan tinggal
bersama Yesus. Al hasil pengenalan mereka tentang Yesus semakin mengalami
progres. Maksudnya adalah pada awalnya Adreas mengenal Yesus sebagai Rabi/guru
tetapi kerena Andreas sudah lebih banyak mendengar ajaran Yesus sekarang
pengenalan Andreas tentang Yesus mengalami peningkatan, Yesus bukan lagi
sebatas Rabi/Guru melainkan Yesus adalah Mesias. Perhatikan ayat berikut ini:
· Yoh 1:41 - Andreas mula-mula
bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)."
· Semestinya ini
menjadi pembelajaran bagi kita bahwa pengenalan kita akan Yesus seharusnya
mengalami progresif, tidak staknasi. Dengan kata lain, semakin banyak kita
mendengar pengajaran tentang Yesus dan ajarannya, seharusnya membuat
pengetahuan kita tentang Yesus dan ajarannya semakin bertambah. Jika itu tidak
terjadi, maka kita perlu belajar dari Andreas.
2. ANDREAS DI PANGGILAN
MENJADI MURID.
· Pangilan Yesus kepada Andreas untuk menjadi bagian dari ‘kelompok’ murid
Yesus terjadi ketika mereka sedang asyik bekerja di danau Galelea/Tiberias atau
Genezaret. Perhatikan ayat berikut ini:
· Mat 4:18- 20 – (18)
Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang
bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
(19) Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan
Kujadikan penjala manusia." (20)
Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
Bandingkan juga
dengan Mark 1:16-20 dan Lukas 5:1-11
· Dari sini kita bisa
melihat bahwa Andreas dipanggil Tuhan untuk menjadi bagian dalam ‘kelompok’
murid Yesus bukan pada saat mereka tidak ada kerja ataupun sedang menganggur,
melainkan pada saat mereka sedang bersemangat untuk bekerja (red. Sibuk). Bahkan
lebih luar biasa lagi, Andreas bersedia untuk meninggalkan pekerjaan mereka
(bahkan keuntungan yang didapat dari hasil pekerjaan) guna untuk meresponi
panggilan Yesus untuk mejadi murid. Perhatikan ayat ini:
· Mat 4:20 - Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya
dan mengikuti Dia. (Bdk. Mark 1:18; Luk 5:11)
· Jikalau kita
memperhatikan redaksi kalimat ini, kita bisa menemukan kata ‘SEGERA’. Kata ini sebenarnya
menunjukkan kepada kita dampak yang kuat dari perjumpaan Andreas dengan Yesus
yang terjadi sebelumnya (Bdk. Yoh 1:35-40). Dengan kata lain karena Andreas
sudah pernah bertemu dengan Yesus, sehingga dia sudah mengenal ‘sedikit’
tentang Yesus, maka tidaklah mengherankan ketika panggilan Yesus itu datang Andreas
tidak menolaknya atau Andreas tidak menundanya, dalam arti Andreas langsung
memberi respon dengan ‘segera’ mengikuti Yesus.
· Terkadang dalam
kehidupan orang yang mengaku diri Kristen atau murid Yesus tidak mampu memberi
respon 'segera' terhadap ‘suara’ Tuhan, pengenalan atau pengetahuan yang
banyak tentang Yesus tidak mampu mengerakkan mereka untuk memberi respon yang 'segera'. Ambil contoh ketika ada firman Tuhan yang mengatakan jangan menjahui diri
pertemuan-pertemuan ibadah (Ibr 10:25) yang kita lakukan malah menjauhkan diri
dari pertemua ibadah. Dan masih banyak contoh lagi yang bisa kita pikirkan
sendiri.
· Dari kasus Andreas
ini juga kita dapat melihat satu pelajaran berharga yaitu Andreas berani
berkorban guna menyanggupi panggilan Yesus untuk menjadi murid, yaitu
meninggalkan ‘kesibukan/pekerjaannya sebuah panggilan yaitu menjadi murid. Hal
ini jelas berbeda dengan orang muda yang kaya dimana ia tidak bisa mengikuti
Yesus karena takut kehilangan hartanya. Perhatikan ayat ini;
· Mark 10:21-22 –
(21)….Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya: “Hanya satu lagi
kekuranganmu; pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada
orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah
ke mari dan ikutlah Aku” (22)
Mendengar perkataan itu ia menjadi
kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
· Pertanyaan untuk kita
renungkan bersama adalah apa yang kita korbankan ketika kita menyanggupi
panggilan Tuhan untuk menjadi murid? Perlu untuk diingat bahwa Ini tidak
berarti saya menganjurkan agar kita meninggalkan pekerjaan/harta kita untuk
bisa menjadi murid Yesus, melainkan saya ingin mengajak kita untuk berani
berkorban/melepaskan sesuatu (apapun itu) yang mengikat/menghambat 'ziarah' kita
menjadi murid Yesus. Maksudnya di sini kita sedang bicara tentang skala
prioritas atau apa yang lebih diutamakan untuk bisa menjadi murid Yesus.
· Banyak orang hanya
mau disebut sebagai orang Kristen atau murid Kristus tetapi sayang mereka
enggan berkorban untuk Kristus, padahal jika kita membaca injil dengan baik
maka kita diharuskan berkorban untuk Yesus. Perhatikan ayat berikut ini:
· Mat 14-27 - Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku,
ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
· Mat 16:24’25 - (24)
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut Aku.
· Wycliffe – Salib seorang
murid ialah penghinaan dan penderitaan khusus yang diakibatkan karena menjadi
pengikut Kristus (Tafsiran Alkitab)
· Dengan kata lain jika
kita berkomitmen untuk menjadi murid maka sudah seharusnya kita siap berkorban.
Dalam hal ini Andreas sudah berkorban meninggalkan segala pekerjaannya/kesibukkannya
dan meninggalkan apa yang telah menjadi miliknya untuk menjadi murid.
· Dalam konteks ini sekali lagi, kita
tidak sedang berbicara tentang meninggalkan ‘pekerjaan’ untuk meresponi
panggilan Tuhan (jika ada yang mau berbuat demikian, silahkan. Tetapi, ingat
hal itu perlu digumuli). Tetapi di sini saya ingin tekankan bahwa kadang-kadang
sesuatu di dalam diri kita sendiri bisa menghalangi kita, misalnya karakter, kesenangan
ataupun hobi atau mungkin kesibukan kita bisa menghalangi ziarah kita menjadi
murid Yesus.
· Sekarang coba
renungkan, adakah hal-hal dalam diri kita yang menghalangi kita dalam ziarah
menjadi murid Yesus, entah itu karakter, kesenangan, kesibukan dan lain-lain?.
Jika ada beranikah kita lepaskan itu untuk bisa menjadi murid Yesus yang baik.
Kiranya kita semua dimampukan oleh Tuhan untuk bisa lakukan ini.
PENUTUP
· Untuk menutup
renungan ini saya ingat menyampaikan hal-hal postif di dalam diri Andreas
bedasarkan pembahasan kita kali ini, yaitu:
· Pertama; Andreas adalah
pribadi yang mau belajar. Hal ini dibuktikan dengan kesediaannya menjadi murid
Yohanes Pembabtis dan kemudia menjadi murid Yesus. Bagaimana dengan kita maukah
kita juga menjadi pribadi pembelajar?
· Kedua; Andreas memiliki
keinginan yang besar untuk lebih mengenal Yesus. Hal ini dibuktikan dengan
kesediaannya menajukan pertanyaan tentang dimana letak rumah Yesus. Bagaiman
dengan kita, apakah kita juga punya keinginan yang kuat untuk lebih mengenal
Yesus?
· Ketiga; Andreas sangat sigap
meresponi panggilan Yesus. Hal ini dibuktikan dengan tidak ada penundaan ketika
panggilan itu datang. Bagaimana dengan kita, mampukah kita meresponi panggilan
Kristus jika panggilan itu datang kepada kita?
· Keempat; Andreas berani
berkorban untuk meresponi panggilan Yesus. Hal ini ditandai dengan meninggalkan
pekerjaannya/kespikan bahkan hartanya untuk mengikuti Yesus secara total.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga berani berkorban untuk meresponi
panngilan Tuhan! Apakah kita berani meninggalkan ‘segala sesuatu’ yang
menghabat ziarah kita menjadi murid Yesus. Pikirkan itu.
Tuhan memberkati
Soli Deo Gloria
Tidak ada komentar:
Posting Komentar